Sosial
Pedagang Kecil Jadi Target Sasaran Pengedar Uang Palsu
Wonosari,(pidjar.com)–Mobilitas masyarakat menjelang lebaran turut memicu potensi meningkatnya tindak kriminalitas. Selain praktik premanisme, aparat kepolisian saat ini juga mengawasi peredaran uang palsu yang memang biasanya marak ketika menjelang hari raya. Para pedagang kecil atau warung kelontong dihimbau untuk lebih waspada lantaran merekalah yang menjadi sasaran sindikat pengedar uang palsu ini.
Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Riko Sanjaya mengatakan, saat ini jajaran kepolisian terus melakukan monitoring terhadap peredaran uang palsu di wilayah Gunungkidul. Namun begitu, pihaknya hingga saat ini masih belum menemukan adanya kasus uang palsu di Gunungkidul.
“Memang saat ini belum ada. Tetapi meilhat mobilitas masyarakat yang kian meningkat, peredaran upal patut menjadi perhatian,” kata Riko, Sabtu (18/05/2019).
Riko menjelaskan, dari pengalaman penanganan kasus, korban dari pengedar uang palsu sendiri sebagian besar adalah para pedagang kecil. Mereka menjadi sasaran empun lantaran tidak begitu teliti dalam mengecek keaslian uang yang mereka terima. Sehingga para pelaku memanfaatkan hal itu untuk meraup keuntungan.
“Modus yang dilakukan biasanya mereka membeli rokok atau barang yang harganya murah kemudian mendapatkan kembalian dari sisa belanja. Jadi mereka ini telaten sekali orangnya,” ungkap Riko.
Alasan lain pemilik toko kecil patut waspada, lanjut Riko, adalah karena saat ini masih sangat sedikit toko tersebut yang memiliki alat pendeteksi uang palsu. Berbeda dengan toko berjejaring yang telah memiliki alat pendeteksi.
“Sangat jarang atau mungkin tidak ada uang palsu yang dijajakan di toko modern. Karena mereka tahu kalau ada alat pendeteksi,” imbuh Riko.
Disinggung dari asal muasal uang palsu yang beredar, Riko menyebut bahwa selama ini uang-uang palsu tersebut berasal dari luar Gunungkidul. Namun tidak menutup kemungkinan, produksi uang palsu bisa berasal dari dalam Gunungkidul.
“Kemarin contohnya di Sleman ada pembuat uang palsu, dia nyetak sendiri. Biasanya mereka ikut orang di luar, kemudian setelah bisa dan mampu lalu cetak sendiri dan diedarkan sendiri,” jelas dia.
Selain peredaran uang palsu, menjelang lebaran ini pihak kepolisian juga kerap melakukan operasi pemberantasan premanisme. Beberapa lokasi di pusat keramaian seperti terminal dan pasar kerap menjadi sasaran kegiatan pihak kepolisian.
“Operasi kita lakukan untuk menciptakan rasa aman dan juga nyaman baik kepada masyarakat Gunungkidul atau para pendatang sehingga mereka nyaman dan aman dalam merayakan hari raya,” pungkasnya.
-
Politik3 minggu yang lalu
Suara Jeblok, PDIP Akui Kalah Rekruitmen dan Salah Tunjuk Ketua Bapilu
-
Politik4 minggu yang lalu
Hampir Separuh Incumbent Tumbang, Termasuk Ketua DPRD
-
Politik3 minggu yang lalu
21 Caleg Baru Akan Duduki Kursi DPRD Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Beda Hitungan, Jamaah Aolia Gunungkidul Mulai Sholat Tarawih Malam Ini
-
Pendidikan3 minggu yang lalu
Capaian Prestasi SMA Mubammadiyah Al Mujahidin di Olympicad Nasional
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Gunungkidul Dilanda Hujan dan Angin Kencang, Sejumlah Titik Porak Poranda
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Peternak Telur Gelar Rembuk Nasional Demi Menyongsong Panen Jagung 1,9 Ton
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Waspada, 2 Bulan Terakhir Kasus DBD di Gunungkidul Tembus 280 Penderita, 2 Meninggal Dunia
-
Pariwisata6 hari yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Sosial4 minggu yang lalu
Perduli Layanan Masyarakat, Pengusaha Ini Salurkan 6 Unit Ambulans Untuk Warga Gunungkidul
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Targetkan 25 Medali Emas, Pemerintah Janjikan Bonus Untuk Kontingen Popda Gunungkidul
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mega Proyek Pembangunan Gedung DPRD Gunungkidul Dilanjutkan Tahun Ini