Sosial
Penghuni LPKA Capai Puluhan Orang, Pelaku Kejahatan di Usia Anak-Anak Meningkat?
Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Menikmati masa remaja di balik bangunan tertutup bukan menjadi harapan bagi generasi bangsa. Namun, di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Wonosari terdapat 20 anak didik yang terpaksa menjalani masa pembinaan. Jumlah itu pun cukup tinggi dan mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Informasi yang berhasil dihimpun, jumlah tersebut terdiri dari 10 anak didik pelaku perundungan, 7 anak pelaku kekerasan dan 3 anak pelaku pencurian. Mirisnya, beberapa dari mereka bahkan terpaksa menjalani pembinaan selama 7 tahun.
Kepala LPKA Kelas II Wonosari, Teguh Suroso mengatakan, belakangan ini kasus pidana anak kekerasan semakin meningkat. Trend kriminalitas yang dilakukan oleh remaja terus berulang setiap tahunnya.
“Kalau masyarakat Yogyakarta menyebutnya dengan sebutan klitih,” ucap Teguh, saat diwawancarai pidjar-com-525357.hostingersite.com, Kamis (29/10/2020).
Teguh memambahkan, sesampainya di LPKA seusai putusan sidang, anak-anak tersebut kemudian mendapatkan pendampingan psikologi. Pendampingan ini, lanjut Teguh, hasil dari kerjasama LPKA dengan salah satu konsultan di Wonosari untuk mendampingi psikologi anak semasa menjalani masa hukuman.
“Pelaku klitih ketika ditanyai sama konsultan psikologis pada bingung motifnya apa,” jelas Teguh.
Dari jumlah anak yang terlibat kekerasan, adapula yang menyebabkan korbannya meninggal. Rerata kekerasan dilakukan secara keroyokan. Anak-anak yang terlibat sangat terpengaruhi psikologis massa.
“Mereka juga memiliki jiwa korps dengan teman se gank, ada yang temannya disalahi terus merasa tidak terima,” tutur Teguh.
Namun demikian, lanjut Teguh dari pendalaman yang dilakukan kebanyakan kasus pidana anak disebabkan kurangnya perhatian orangtua terhadap anak. Terutama usia mereka sedang mencari jati diri. Sehingga lingkungan yang salah akan membawa mereka ke jalan yang sesat.
“Usia belasan itu memang rawan sekali, kalau orang tua luput memperhatikan mereka sangat mudah terpengaruh perilaku penyimpangan,” ujarnya.
Rerata, anak-anak yang terlibat aksi kekerasan hanya ingin terlihat menonjol. Tentu tidak dibarengi dengan pemikiran panjang sehingga terjadi tindakan pidana.
“Mereka tidak mendapat perhatian jadi pengen diakui di lingkungan luar,” papar Teguh.
Meskipun demikian, Teguh berupaya maksimal agar nantinya seusai memdapatkan binaan di LPKA kembali bisa membaur dengan lingkungannya. Tentu saja dengan kondisi yang lebih baik.
“Kami berupaya memberikan fasilitas belajar, fasilitas komunikasi kepada anak-anak agar mereka tetap bisa belajar,” katanya.
Untuk memfasilitasi 20 anak selama belajar di rumah, pihaknya menyiapkan lima komputer untuk proses pembelajaran dalam jaringan. Guru di SKB Disdikpora Gunungkidul berkomunikasi dengan anak didik menggunakan komputer secara bergantian.
“Kalau tidak di masa pandemi guru SKB kesini belajar di sini. Tapi setelah pandemi kami memang sangat membatasi orang luar masuk ke wilayah LPKA,” papar Teguh.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
50 Kilometer Jalan Kabupaten di Gunungkidul Beralih Status
-
Olahraga2 minggu yang lalu
Mengenal Hamam Tejotioso, Pembalap Cilik Gunungkidul yang Mulai Ukir Prestasi
-
Pemerintahan6 hari yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
‘Modal Nekat’ Garapan Imam Darto, Sukses Kocok Perut Penonton Yogya
-
bisnis3 minggu yang lalu
Grafik Perjalanan Kereta Api Selesai Difinalisasi, Pemesanan Tiket KA Februari 2025 Mulai Dibuka Bertahap
-
Pendidikan4 minggu yang lalu
SMP Al Mujahidin Gunungkidul Dapat Predikat Sekolah Swasta Unggul Utama
-
Hukum2 minggu yang lalu
Kasus Penyalahgunaan Tanah Kas Desa, Lurah Sampang Ditahan
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
PMK Kembali Merebak di Gunungkidul, 43 Sapi Suspek Mati Mendadak
-
Pemerintahan2 hari yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Pendidikan5 hari yang lalu
SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Siap Melaju ke Tingkat Nasional Ajang OMBN 2025
-
bisnis4 minggu yang lalu
Akhirnya! Kopi Tuku Sapa Tetangga di Yogya
-
bisnis3 minggu yang lalu
Diproyeksi Ada Kenaikan 47 Ribu Penumpang Hari Ini, PT KAI Daop 6 Yogyakarta Himbau Penumpang Jaga Barang Bawaannya