Pemerintahan
Pembangunan Tugu Tobong Dibatalkan, Diganti Sayembara Desain Ikon Berhadiah 100 Juta
Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Rencana penataan kawasan Bundaran Siyono salah satunya dengan membangun Tugu Tobong Gamping sempat menuai perhatian. Sejumlah pro dan kontra kemudian muncul baik di lakangan elit maupun masyarakat umum. Bahkan, sejumlah elemen masyarakat sendiri sempat melaksanakan aksi di jalan berkaitan dengan penolakan itu. Tak hanya itu, DPRD Gunungkidul bahkan juga telah mengirimkan surat penolakan secara resmi kepada pemerintah.
Gelombang penolakan dari berbagai pihak ini akhirnya membuahkan hasil. Pemerintah dan Bupati telah membatalkan rencana pembangunan Tugu Tobong Gamping tersebut. Bahkan, untuk menggantikan ikon Tugu Tobong yang sebelumnya digagas, Pemkab akan menggelar sayembara desain ikon Gunungkidul di Bundaran Siyono. Nantinya, desain-desain terbaik yang terpilih akan dibangun di Bundaran Siyono tersebut. Untuk sayembara ini, Pemkab menganggarkan hadiah total senilai 100 juta rupiah.
Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Gunungkidul, Aris Suryanto memaparkan, sesuai dengan koordinasi yang telah dilaksanakan oleh lintas organisasi perangkat daerah secara intens, telah diputuskan adanya perubahan pada rencana penataan wajah kota Wonosari tahap pertama yang dimulai dari Bundaran Siyono sampai ke Kranon, Kalurahan Kepek, Kapanewon Wonosari. Dalam tahap pembangunan dengan anggaran 9,4 miliar, rencana pembangunan Tugu Tobong di tengah Bundaran Siyono dibatalkan oleh pemerintah.
“Untuk proyek penataan tetap dilaksanakan, akan tetapi Tugu Tobongnya diputuskan untuk dibatalkan,” papar Aris, Sabtu (04/06/2022).
Keputusan pembatalan ini disebutkan Aris lantaran mempertimbangkan berbagai masukan dari masyarakat Kabupaten Gunungkidul. Diakuinya, gelombang penolakan memang cukup kuat. Sehingga kemudian, pemerintah merasa perlu untuk mempertimbangkan suara masyarakat ini.
“Pak Bupati memang sangat mendengarkan suara dari masyarakat yang menjadi dasar keputusan-keputusan beliau,” lanjut dia.
Sebagai pengganti Tugu Tobong ini, pemerintah nantinya akan membuat sayembara desain ikon Gunungkidul. Dari anggaran 9,4 miliar yang telah disepakati pemerintah ini, nantinya Rp 300 juta akan digunakan untuk pembangunan ikon tersebut. Sedangkan sisanya, akan digunakan untuk pembangunan ruas jalan serta kawasan pedestrian dari Siyono sampai Kranon.
“Jadi plot 9,4 miliar rupiah ini untuk jalan dan prasasti. Nah prasastinya itu 300 juta rupiah, untuk prosesnya sekarang masih terus berlanjut itupun diplotkan lagi 200 untuk pembangunan dan 100 jutanya untuk desain. Pemerintah sedang menunggu proses penyusunan DED selesai,” terang Aris Suryanto.
Lebih lanjut ia mengatakan, secara teknis, untuk pembuatan desain prasati ini pemerintah membuka peluang bagi seniman dan masyarakat umum dengan mengikuti “beauty contest” ini. Di mana nantinya pemerintah akan memilih beberapa desain terbaik, kemudian pembuatnya akan diminta untuk mempresentasikan karyanya tersebut. Dari situ nanti tim akan memilih desain prasati mana yang akan dibangun di kawasan Bundaran Siyono, Kalurahan Logandeng, Kapanewon Playen sebagai ikon pintu masuk Gunungkidul.
“Jadi ini semacam sayembara dari pemerintah mengenai desain prasasti, siapapun bisa ikut desain dan mengirimkan karyanya ke kami. Nanti baru diseleksi. Beberapa yang kami anggap terbaik akan dipanggil untuk presentasi terkait dengan desain prasasti itu. Ada anggaran 100 juta untuk sayembara ini,” terang dia.
“Untuk pelaksanaan sayembara sendiri nantinya menunggu penyelesaian proyek penataan kota,” sambung Aris.
Sementara itu, Ketua DPRD Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih menyatakan kepuasannya atas dibatalkannya pembangunan Tugu Tobong sebagai ikon Gunungkidul di Bundaran Siyono. Sejak awal diwacanakannya rencana pembangunan Tugu Tobong ini, para anggota DPRD memang banjir keluhan maupun penolakan dari masyarakat. Sehingga kemudian, diputuskan untuk menggelar rapat marathon baik unsur pimpinan, fraksi, komisi hingga rapat bersama instansi terkait untuk membahas permasalahan itu.
“Pada waktu itu, anggota DPRD Gunungkidul memang sudah sepakat untuk menolak. Dan kemudian kita tuangkan dalam surat resmi dan dikirimkan ke Bupati,” papar Endah.
“Terima kasih kepada pak Bupati yang kemudian mendengarkan aspirasi kami dari DPRD Gunungkidul serta masyarakat,” lanjutnya.
Ketua DPC PDIP Gunungkidul ini menyebut, pihaknya juga sangat setuju dengan pengadaan sayembara untuk pembangunan ikon Gunungkidul ini. Menurutnya, konsep semacam ini nantinya akan memiliki banyak keuntungan. Diantaranya adalah, melibatkan seniman-seniman Gunungkidul yang memang memiliki potensi serta pengetahuan tentang sejarah maupun budaya Gunungkidul. Sehingga kemudian nantinya ikon yang dibangun merupakan yang terbaik, baik dalam segi desain maupun filosofis.
“Seperti ini terobosan bagus, melibatkan publik dalam suatu keputusan. Konsultasi semacam ini memang sangat penting untuk mereduksi kegaduhan juga memunculkan keputusan yang terbaik,” lanjut dia.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul akan melakukan renovasi besar di kawasan Bundaran Siyono. Sejumlah fasilitas akan dibangun dengan konsep menyerupai kawasan Malioboro. Termasuk diantaranya adalah membangun icon berbentuk bangunan tobong gamping yang rencananya akan didirikan di kawasan Bundaran Siyono, Kapanewon Playen. Menara Tobong ini sekaligus akan mengantikan patung pengendang yang saat ini masih berdiri kokoh. Proyek di kawasan Bundaran Siyono ini merupakan salah satu dari program prioritas Pemmkab Gunungkidul dalam merubah wajah kota.
Hampir seluruh bangunan yang ada di kawasan Bundaran Siyono sendiri akan dilakukan perombakan secara total. Nantinya akan dibangun taman dengan tempat duduk, lampu-lampu penerangan, serta kawasan trotoar yang ramah pedestrian. Yang paling mencolok adalah pembangunan menara tobong gamping di tengah Bundaran Siyono. Bangunan Tobong ini dibangun dengan tinggi 9 meter dengan diameter 4 meter. Dengan demikian, nantinya patung pengendang yang selama ini menghiasi dan menjadi icon Gunungkidul di Bundaran Siyono akan digantikan.
Politisi, mantan Sekda, seniman, hingga masyarakat umum pun sempat mengutarakan ketidaksetujuan atas pembangunan patung tobong di tengah kota. Selain dirasa kurang etis, banyak yang beranggapan bangunan tobong menyimpolkan eksploitasi alam besar-besaran di Gunungkidul.
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Video Syur Sang Ketua Beredar, Tim 01 Tegaskan Tetap Solid Menangkan Endah-Joko
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Skandal Video Syur Pimpinan DPRD Makin Meluas, Puluhan Orang Geruduk Kantor Dewan
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Pemkab Gunungkidul Lanjutkan Proyek Penataan Wajah Kota Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
15 Hari Pasca Pengetatan Miras di Gunungkidul, Petugas Sita Ribuan Botol Minuman Siap Edar
-
Politik1 minggu yang lalu
Mengejutkan, Heri Nugroho Mundur Dari Ketua DPD Golkar Gunungkidul
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Dua ASN Yang Dipecat Bupati Atas Skandal Perselingkuhan Diaktifkan Kembali
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Ini Desain Indah Alun-alun Wonosari, Pembangunan Dilanjutkan Tahun Depan
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Keputusan Kontroversial Plt Bupati Aktifkan ASN Yang Dipecat Karena Perselingkuhan, Ini Respon Sunaryanta
-
Sosial3 minggu yang lalu
Berkenalan Dengan Mahmud Ardi Widanta, Pengusaha Nikel Yang Nyalon Wakil Bupati Gunungkidul
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Gunungkidul City Run and Walk 2024, Suguhkan Track dan Suasana Kota Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Terlibat Perkelahian di JJLS, 7 Remaja dari Bantul Diamankan Petugas
-
Politik2 minggu yang lalu
Paslon Hero-Pena Gelar Kampanye Terbuka, Libatkan Anak Muda dalam Program