Pemerintahan
Obat-obatan Makin Menipis, Ternak Suspect PMK di Gunungkidul Telah Tembus Ratusan


Wonosari, (pidjar.com)–Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Gunungkidul saat ini disinyalir semakin meluas. Dari laporan yang diterima Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, hingga Minggu (05/06/2022) kemarin, sebanyak 148 hewan dinyatakan suspect PMK. Ratusan ternak tersebut mengalami sakit dengan ciri-ciri layaknya yang biasa terjadi pada hewan yang terjangkit PMK. Meluasnya penyebaran PMK ini menjadi perhatian serius agar tidak merugikan masyarakat khususnya para peternak.
Selain melakukan penutupan pasar hewan oleh untuk meminimalisir penularan PMK sejak beberapa waktu lalu oleh Dinas Perdagangan Gunungkidul, upaya pengobatan pada hewan ternak yang suspect PMK pun terus diupayakan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul. Namun demikian, semakin meningkatnya penularan PMK membuat stok obat yang ada semakin menipis.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Retno Widyastuti menyampaikan jika dalam upaya pengobatan pada hewan ternak yang dinyatakan suspect PMK, menggunakan stok obat anthraks. Namun demikian, sisa stok obat antraks yang digunakan saat ini hanya tersedia untuk mengobati sebanyak 500 ekor hewan ternak. Stok tersebut semakin menipis karena saat ini sudah ada sebanyak 148 hewan ternak yang dinyatakan suspect sehingga membutuhkan penanganan khusus.
“Ada sisa obat antraks yang kami gunakan untuk mengobati hewan yang suspect, tapi saat ini stoknya hanya mampu menangani 500 ekor hewan,” ucap Retno, Senin (06/06/2022).
Untuk mengatasi keterbatasan stok obat dan untuk mengantisipasi adanya peningkatan kasus, pihaknya pun membutuhkan dukungan anggaran tambahan untuk pembelian obat-obatan. Dikarenakan insiden PMK merupakan kejadian tidak terduga, maka penanggulangan PMK belum masuk dalam program rutin dari Dinas.


“Tentu harapannya tidak ada lonjakan, penutupan pasar juga dilakukan untuk menghentikan penularan,” imbuhnya.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari menambahkan berkaitan dengan penyebaran PMK yang semakin banyak ini, diharapkan masyarakat tidak panik. Presentase kematian hewan ternak yang terinfeksi PMK terbilang cukup rendah yaitu sebesar 5%. Namun demikian, ia meminta agar peternak tidak menyepelekannya dan tetap memperhatikan kebersihan kandang untuk meminimalisir penularan yang dapat berpotensi menimbulkan kerugian.
“Kami terus berupaya untuk menangani penularan PMK ini,” tutupnya.

-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Gelaran Dangdut Berujung Kisruh, 1 Pemuda Tewas Tertembak Senjata Laras Panjang
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kronologi Tertembaknya Aldi, Warga Sempat Serbu Polisi Pelaku
-
Kriminal5 hari yang lalu
Berawal Lempar Kursi ke Pengendara Motor, Pemuda Tenggak Miras Dimassa
-
Sosial2 minggu yang lalu
Traktor Bantuan Pemerintah Untuk Petani Gunungkidul
-
Politik2 minggu yang lalu
Politisi Gaek Gunungkidul Banyak Lari ke Tingkat Provinsi, Bakal Caleg Daerah Diisi Wajah Baru
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Kebakaran Hebat di Girisekar, Rumah Limasan Beserta Isinya Ludes Terbakar
-
Politik3 minggu yang lalu
Support Penuh Yeny Wahid Untuk PSI Gunungkidul
-
Hukum2 minggu yang lalu
Dua Pembunuh Perempuan Hamil Diganjar Hukuman Mati
-
Kriminal1 minggu yang lalu
Tukang Kibul Jadi Buron, Korbannya Rugi Rp 250 Juta
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Taman Parkir Segera Direhab dengan Rp 2,3 Miliar
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Terjatuh di Lantai 2 Gedung DPRD Gunungkidul Baru, Pekerja Meninggal Dunia
-
Hukum2 minggu yang lalu
Kapolsek Girisubo dan 5 Anggota Turut Diperiksa, Briptu MK Terancam Pecat