fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Kematian Puluhan Ternak di Nglipar Dipastikan Bukan Karena PMK, Ini Penyebabnya

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari, (pidjar.com)–Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul memastikan penyebab matinya puluhan hewan ternak di Kalurahan Pengkol, Kapanewon Nglipar bukanlah disebabkan oleh Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang saat ini tengah merebak. Sebelumnya, puluhan hewan ternak milik warga di Kalurahan Pengkol meninggal dalam kurun waktu satu bulan sejak awal Mei lalu.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, mengungkapkan, petugas lapangan telah memantau dan mengunjungi lokasi hewan-hewan ternak yang mati mendadak. Dari laporan petugas, diketahui penyebab matinya puluhan hewan ternak tersebut bukanlah disebabkan oleh PMK.

“Setelah dikonfirmasi penyebabnya bukan PMK, penyebab kematian adalah, ada yang terkena hipocalsemia dan ada yang terkena parainfluenza,” ucapnya, Sabtu (04/06/2022).

Penyakit hipocalsemia pada hewan ternak sendiri dapat mengganggu metabolisme tubuh hewan yang disebabkan oleh kekurangan mineral kalsium dalam darah. Hal ini lantas berpengaruh pada sistem saraf hewan sehingga kemudian berakibat fatal.

Sebelumnya di Kalurahan Pengkol dilaporkan sebanyak 20 ekor kambing dan 1 ekor sapi meninggal dalam kurun waktu satu bulan ini. Di wilayah tersebut juga dilaporkan sebanyak 6 ekor sapi yang sedang mengalami sakit dan sudah mendapatkan perawatan dari petugas.

Berita Lainnya  Budidaya Porang di Gunungkidul, Minim Minat Meski Potensi Besar

Terkait PMK, jika saat ini di Gunungkidul sebanyak 65 ekor hewan ternak dinyatakan suspect dan tengah menjalani pengobatan dari petugas.

“Yang suspect tetap diobati dan dianggap positif,” imbuhnya.

Semakin meluasnya penyebaran PMK ini menurutnya di Gunungkidul belum memerlukan lokasi khusus untuk tempat isolasi hewan ternak. Hal itu dikarenakan untuk menyediakan lokasi khusus tempat karantina hewan ternak memerlukan lokasi yang luas. Lokasi karantina sendiri dilaksanakan secara mandiri dan masih dapat menggunakan kandang milik warga.

“Kalau banyak yang harus diisolasi kemungkinan juga tidak menjadi solusi,” terang Wibawanti.

Potensi menambahnya kasus PMK di Gunungkidul pun masih berpeluang terjadi karena tingkat penularannya yang cepat. PMK patut diwaspadai karena menimbulkan dampak pada berat badan hewan yang turun sehingga mempengaruhi harga jual.

Berita Lainnya  Berhasil Sajikan 5657 Porsi, Rekor Pembuatan Mie Pecah di Gunungkidul

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler