Pemerintahan
Penanganan Zona Merah Anthraks Hingga 10 Tahun dan Wacana Pembelian Hewan Ternak Yang Sakit





Wonosari, (pidjar.com)–Munculnya kasus antraks di dua Kapanewon beberapa waktu lalu menjadi pekerjaan panjang ke depannya bagi jajaran pemerintah. Adanya zona merah yang ditetapkan sejak beberapa waktu lalu akan berlangsung selama sepuluh tahun ke depan.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Retno Widyastuti, menyampaikan, secara kasus saat ini sudah tidak terjadi penambahan lagi baik penularan anthraks ke manusia ataupun ke hewan ternak lainnya. Namun demikian, bakteri anthraks yang dapat bertahan selama sepuluh tahun menjadikan penanganannya juga memakan waktu yang lama. Saat ini, pihaknya pun tengah menyelesaikan penyuntikan antibiotik dan vitamin bagi hewan ternak yang berada di zona merah.
“Sekarang baru selesai antibiotik, dan divitamin dulu baru divaksin, karena disitu zona tertular. Antibiotik dan vitamin itu kan obat, jadi biar tahan karena asumsi kita tanah di sana kan sudah ada bakterinya,” ucap Retno, Selasa (08/03/2022).
Ia menambahkan, sekitar 3.500 hewan ternak di zona tertular telah di suntik antibiotik. Rencananya, minggu depan akan dimulai suntik vaksin bagi hewan ternak. Menurut Retno, idealnya vaksin diberikan kepada hewan ternak di seluruh kabupaten. Namun karena keterbatasan sumber daya manusia, maka untuk sementara kemudian difokuskan pada zona tertular.
“Kita melihat kemampuan baik tenaga, waktu, dan dana. Tim kita ada sekitar 89 orang yang dibagi ke dua titik setiap hari jalan door to door, lebih baik lebih sempit tapi covernya maksimal,” imbuhnya.





Pihaknya menargetkan, bulan Maret ini proses vaksin ke hewan ternak dapat selesai dilaksanakan. Dalam pelaksanaan vaksin sendiri setiap hewan ternak akan menerima dua kali suntikan dalam setahun. Proses ini nantinya akan berjalan selama sepuluh tahun.
“Zona itu kan dipetakan, selama sepuluh tahun ke depan akan seperti itu. Kalau nanti muncul lagi maka dihitung lagi sepuluh ke depan,” beber dia.
Terkait dengan wacana program pembelian hewan ternak yang sakit oleh Pemerintah Kabupaten, ia berharap agar segera ada regulasi yang mengatur program tersebut. Ia berharap agar masyarakat lebih sadar terkait isu antraks ini. Terlebih ketika ada hewan ternak yang sakit agar tidak disembelih sendiri.
“Kami himbau ke masyarakat ketika ada ternak sakit laporkan ke kami dan jangan disembelih sendiri,” tutupnya.

-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Berduaan di Kamar Kost Hingga Open BO, Sejumlah Wanita Muda Digerebek Warga
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Laka Maut di Jalan Panggang Imogiri, Pemotor Meregang Nyawa
-
Sosial4 minggu yang lalu
Kisah Allin, Anak Guru PAUD Yang Terima Beasiswa Dari 7 Universitas Luar Negeri
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Laka Maut di Rongkop, Seorang Pelajar Tewas Usai Terlempar Sejauh 15 Meter di Jurang
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Banyak ASN dan Keluarga Mampu Masuk Daftar DTKS, Dinsos Gunungkidul Coret 30 Ribu Data
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Plesiran ke Obelix Sea View, Menikmati Sunset di Atas Tebing Pinggir Pantai Selatan Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Kisah Pilu Ratno, Pekerja Bangunan Yang Harus Kehilangan 2 Tangannya Karena Tersengat Listrik
-
Sosial5 hari yang lalu
Siswa Gunungkidul Yang Tak Malu Memulung Usai Pulang Sekolah Mendapat Perhatian Khalayak
-
Peristiwa3 hari yang lalu
Honda Jazz Terbakar di Jalan Sumarwi, Pemilik Merugi 100 Juta
-
Sosial2 minggu yang lalu
Menang Banding Usai Dipecat Karena Berselingkuh, Mantan ASN Minta Diaktifkan Bupati
-
Hukum7 hari yang lalu
Tertangkap Basah Saat Beraksi Curi Kambing, Dua Pria Gunungkidul Babak Belur Diamuk Warga
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemerintah Gunungkidul Akan Buka Pendaftaran 439 Formasi PPPK