Sosial
Pentingnya Skrining Virus TORCH Bagi Ibu Hamil, Jika Terserang Dampaknya Panjang
Wonosari,(pidjar.com)–Keberadaan virus Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpers simplex (TORCH) biasanya menyerang ibu hamil dan bayi yang masih dalam kandungan. Penyebab virus Toxoplasma bisa disebabkan oleh hewan berbulu seperti ayam, kucing, kambing, sapi dan lain sebagainya. Sedangkan untuk Rubella, CMV dan Herpes disebabkan oleh inveksi yang menular dari satu orang ke yang lainnya. Akibat dari virus TORCH sendiri dapat menyebabkan keguguran, cacat secara fisik mental maupun penyakit bawaan bagi janin.
Badan Pelaksana Jaminan Kesejahteraan Sosial, PKU Muhammadiyah dan Laborat Paramitha menilai kesadaran masyarakat Gunungkidul untuk melakukan skrining TORCH sebelum hamil masih cukup rendah. Padahal jika dilihat dampaknya, virus TORCH sangat beresiko untuk kehidupan bayi jangka panjang semasa hidupnya.
“Jadi ibu-ibu yang memiliki potensi terkena virus TORCH kami harapkan segera memeriksakan atau melakukan skrining agar sesegera mungkin bisa diobati, sebelum menular ke anaknya,” kata Direktur PKU Muhammadiyah Wonosari, Kunto Budi Santoso di sela-sela kegiatan skrining TORCH di RS PKU Muhammadiyah Wonosari, Kamis (02/5/2019).
Dikatakan Kunto, biaya skrining TORCH memang cukup mahal. Hal tersebutlah yang kerap kali mengakibatkan masyarakat kurang peduli dengan pentingnya pemeriksaan TORCH sebelum kehamilan.
“Memang agak mahal sekitar Rp. 1.800.000,- jika tidak ada event dari bapel jamkesos yang menggandeng salah satu laboratorium, jadi di masyarakat kita pemeriksaannya belum jadi agenda penting sebelum merencanakan kehamilan, padahal biasanya yang sudah-sudah jika ada kegiatan skrining gratis seperti ini angka ibu yang terjangkit TORCH ada 10%,” jelasnya.
Menurut Kunto, skrining TORCH sebaiknya dilakukan sebelum masa kehamilan. Hal tersebut karena untuk pengobatan sendiri akan lebih mahal dan beresiko jika sudah dalam masa kehamilan.
“Obat-obat untuk mengobati TORCH jika sudah masuk kehamilan sangat buruk bagi janin,” kata dia.
Sementara itu, Kasi Pelayanan Bapel Jamkesos DIY, Wahyu Widi Astuti mengatakan, balita di DIY yang terserang TORCH presentaisanya sangat kecil, hanya nol koma sekian persen. Namun begitu, jika sampai terserang berdampak panjang untuk bayi.
“Seperti cacat seumur hidup jadi kami konsen untuk menyadarkan masyarakat pentingnya skrining TORCH sebelum merencanakan kehamilan,” kata dia.
Tahapanan skrining TORCH dikatakan Wahyu, ada 10 jenis parameter yang diperiksa. Jika pasien positif terkena TORCH langsung diberitahu.
“Kemudian diberikan rujukan yang nantinya BPJS akan memberikan cover bagi pasien yang terkena virus TORCH untuk kesembuhannya,” jelas dia.
(Ulfah Nurul Azizah)
-
Politik1 hari yang lalu
Sutradara TV Swasta Masuk Deretan Nama Bursa Pilkada Gunungkidul
-
Politik3 minggu yang lalu
Mandat PAN Turun, Mahmud Ardi Widanta Kembali Maju di Pilkada Gunungkidul
-
Peristiwa6 hari yang lalu
Kecelakaan Hebat di Jalan Baron, Dua Orang Tak Sadarkan Diri
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Pariwisata1 minggu yang lalu
Drini Park, Destinasi Wisata Anyar Yang Suguhkan Keindahan Kawasan Pesisir Selatan
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Lantik 5 Pejabat Pimpinan dan Rotasi Puluhan Pegawai
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mesum di Sekolah, Dua Guru SD Dipecat
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Dua Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Jalan Jogja-Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tenggelam di Sungai Oya, Pelajar Ditemukan Meninggal Dunia
-
Sosial2 minggu yang lalu
Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Lebaran Hari Ini
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Sunaryanta Gelar Pertemuan dengan Petinggi Gerindra, Bahas Pilkada ?
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puncak Arus Mudik Diperkirakan 9 April, Sejumlah Jalur Alternatif Disiapkan