Sosial
Perkiraan Dimulainya Musim Penghujan, Gunungkidul Dapat Giliran Akhir Oktober






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Saat ini wilayah DIY masih masuk dalam musim kemarau. Adapun untuk bulan Agustus sampai dengan September 2021 mendatang, merupakan puncak musim kemarau. Untuk musim penghujan sendiri diperkirakan akan dimulai pada awal Oktober. Namun di Gunungkidul, hujan diprediksi baru akan turun pada akhir bulan Oktober 2021.
Kepala Stasiun Klimatologi Sleman, Etik Setyaningrum menjelaskan, berdasarkan perkiraan pada dasarian pertama, pada bulan Oktober wilayah Sleman bagian utara akan memasuki musim penghujan. Kemudian pada dasarian II wilayah yang akan masuk musim penghujan adalah Kabupaten Sleman bagian utara dan barat, serta Kulon Progo bagian utara dan barat.
“Oktober dasarian III barulah Sleman bagian timur, Kota Jogja, Gunungkidul, Bantul, dan Kulon Progo bagian tengah serta selatan,” ucap Etik Setyaningrum, Selasa (31/08/2021).
Ia menjelaskan hujan yang terjadi sifatnya normal kemudian untuk puncak musim penghujan sendiri diprakirakan terjadi pada bulan Januari 2022 mendatang. Adapun panjang musim penghujan pada periode 2021/2022 diperkirakan mencapai 20 dasarian. Sementara utuk wilayah Sleman utara dan barat mencapai 22 dasarian, dan Kulon Progo bagian utara serta barat 21 dasarian.
“Pada umumnya 20 dasarian untuk panjang musim penghujan mendatang,” ucapnya.







Menghadapi fase perubahan musim ini, BMKG menghimbau warga untuk mewaspadai potensi hujan lebat disertai angin kencang. Selain itu juga lebih memperhatikan untuk menjaga kesehatan sebab pada musim peralihan bisa melemahkan imun tubuh sehingga mudah terpapar penyakit.
“Pada musim peralihan lebih waspada akan bencana hidrometerologi,” paparnya.
Diharapkan pula pada musim penghujan ke depan, masyarakat dapat menambah luas tanam, melakukan panen air hujan dan mengisi tampungan air agar bisa digunakan pada berguna musim kemarau tahun depan.
“Harapannya masyarakat khususnya petani bisa lebih tepat dalam memperhitungkan musim tanam sehingga hasilnya melimpah,” ujar dia.
Sebelumnya Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki menambahkan, menghadapi puncak musim kemarau ini, masyarakat diminta harus semakin bijak dalam menggunakan air. Khususnya untuk warga yang berada di wilayah terdampak krisis air.
Pembaruan pendataan sendiri terus dilakukan BPBD Gunungkidul untuk mengetahui perkembangan wilayah yang mengalami krisis air di Bumi Handayani. Langkah ini memang harus dilakukan agar nantinya, pemerataan serta akurasi distribusi bantuan bisa dioptimalkan.
“Koordinasi dan evaluasi ke seluruh Pemerintah Kapanewon tetap dilakukan secara intens,” ungkap Edy.
Merujuk data BPBD per tanggal 29 Agustus 2021, terdapat 127.404 jiwa yang tersebar di 64 Kalurahan yang diprediksi mengalami krisis air bersih. Selain itu, Bupati Gunungkidul telah mengeluarkan Surat Keputusan Status Siaga Darurat Tahun 2021 2 Juni 2021 Nomor 184 / KPTS / 2021 sebagai tanggap bencana yang tiap tahun melanda Gunungkidul ini