Pemerintahan
Pertamax Resmi Naik, Bagaimana Harga Bahan Pokok di Pasaran?





Wonosari,(pidjar.com)–PT Pertamina secara resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis Pertamax (RON 92) menjadi Rp 12.500. Kenaikan sendiri telah diumumkan dan mulai diberlakukan mulai hari ini, Jumat (01/04/2022) tengah malam. Untuk kenaikan harga sendiri memang hanya terjadi pada jenis Pertamax. Sementara untuk BBM subsidi seperti Pertalite maupun solar subsidi tak mengalami kenaikan harga.
Adanya kenaikan harga Pertamax sendiri banyak mendapatkan tanggapan dari masyarakat terutama di media sosial. Isu naiknya harga BBM ini bahkan menjadi salah satu bahasan utama di berbagai platform media sosial. Termasuk diantaranya adalah isu rencana kenaikan LPG 3 kilogram.
Bola salju isu liar yang terlempar di masyarakat ini dikhawatirkan akan berdampak pada kenaikan harga sembako. Selain pengumuman naiknya harga Pertamax, mulai mendekatinya bulan Ramadhan juga menjadi kekhawatiran masyarakat akan adanya kenaikan harga.
Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro menuturkan, pada hari Jumat ini, pihaknya belum menerima kabar adanya kenaikan harga bahan pokok di pasar-pasar Gunungkidul. Namun begitu, ketika disinggung mengenai harga bahan pokok, Kelik mengaku masih belum bisa menjelaskan lebih lanjut. Petugas dari Dinas Perdagangan disebutnya baru akan diturunkan untuk melakukan mmonitoring langsung di pasar pada beberapa hari ke depan.
“Kalau laporan perihal kenaikan harga memang belum ada, kita akan terjunkan petugas untuk laksanakan monitoring langsung di lapangan. Rencananya hari Senin depan kita akan monitor di pasar bersama dengan TPID,” jelas Kelik, Jumat siang.
Dipaparkan Kelik, hasil monitoring di lapangan ini nantinya akan menjadi basis data bagi pihaknya dalam menyusun kebijakan maupun langkah antisipasi.
Dengan adanya isu naiknya harga BBM non subsidi sendiri memang ada kekhawatiran dari sebagian masyarakat berkaitan dengan kenaikan harga. Selain itu, diakuinya, menjelang bulan Ramadhan seperti sekarang ini, memang hampir dipastikan akan ada kenaikan harga.
“Biasanya memang saat bulan Ramadhan hingga lebaran, harga memang cenderung naik karena memang permintaan dari masyarakat cukup tinggi,” papar dia.
Dengan kondisi seperti ini, Kelik menyebut bahwa pihaknya akan menerapkan skala prioritas. Jika nantinya terjadi kenaikan harga kepada komoditi-komoditi pokok kebutuhan masyarakat, pihaknya akan memastikan perihal ketersediaan stok di pasaran. Jangan sampai nantinya terjadi kelangkaan yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi masyarakat.
“Yang paling penting bagi kita adalah ketersediaan stok,” tutup Kelik.


-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Tabrakan di Kepek, 2 Pelajar SMA Tewas
-
Hukum2 minggu yang lalu
Ajak Check In Bocah SD, Remaja 19 Tahun Diamankan Polisi
-
Kriminal2 minggu yang lalu
Klithih Beraksi di Jalan Wonosari-Jogja, Serang Pemotor Wanita
-
Hukum2 minggu yang lalu
Siswi SMP Disetubuhi Kakeknya Hingga Berkali-kali
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Dipicu Hamil di Luar Nikah, Ratusan Anak di Gunungkidul Ajukan Dispensasi Nikah
-
Kriminal2 minggu yang lalu
Tertangkap Bobol Home Stay, Dua Pelajar Babak Belur
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Ikuti Google Map, Pengemudi Wanita dan Anaknya Tersesat Hingga ke Tengah Hutan
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Mengaku Hendak Diadopsi, Bayi 1 Hari Ternyata Dijual di Media Sosial
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Gedung Pusat Oleh-oleh Produk Gunungkidul Dibangun di Kawasan Krakal
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Penataan Wajah Kota Dilanjutkan Lagi Tahun Ini, Pemkab Anggarkan Belasan Miliar
-
Pariwisata2 minggu yang lalu
Jaya Hingga Ambruknya Obyek Wisata Sri Gethuk Yang Sempat Hits
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
JJLS Tersambung 2025 dan Kekhawatiran PHRI Jalur Kota Sepi Wisatawan