Pariwisata
Potensi Besar Eduwisata Berbasis Jati, Madu dan Bambu di 5 Kalurahan di Gunungkidul


Wonosari, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pemerintah Kabupaten Gunungkidul membuka peluang dalam mengembangkan kawasan eduwisata berbasis kayu jati di Gunungkidul. Hal tersebut mengacu dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Kanoppi2 sejak beberapa waktu terakhir. Hasilnya terdapat lima tempat yang berpotensi dikembangkan sebagai wisata edukasi. Hasil penilaian yang dilakukan dalam empat tahun terakhir tersebut dituangkan dalam lokakarya yang diselenggarakan pada Rabu (17/11/2021) kemarin di Ruang Rapat Bhumikarta Setda Gunungkidul.
Koordinator Penelitian Kanoppi2, Aulia Perdana, menyampaikan pihaknya telah melakukan penelitian di sejumlah wilayah di Gunungkidul dalam waktu empat tahun terakhir ini. Dari rangkaian penelitian dan pendampingan yang dilakukan, muncul hasil untuk mengembangkan kawasan eduwisata berbasis kayu jati. Selain itu, dalam hasil penelitian yang dilakukan muncul beberapa poin penting diantaranya memadukan jati dengan komoditas hasil hutan bukan kayu, menggali teknologi budidaya dari jenis-jenis kayu cepat tumbuh untuk disandingkan dengan jati. Pentingnya kemitraan dalam pemasaran hasil hutan kayu dan bukan kayu menjadi utama antara pihak swasta dan pihak produser atau petani.
“Selama kurun waktu empat tahun, kami bekerja sama dengan petani-petani di Kalurahan Katongan, Kedungpoh, Semin, Pengkok, Bejiharjo dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bribin dengan fokus penelitian yang berbeda-beda. Sesuai dengan potensi wilayah dan kesepakatan pilihan komoditas yang disampaikan oleh masyarakat sebelum penelitian dimulai,” ucapnya, Rabu kemarin.
Diadakannya lokakarya dari hasil penelitian yang dilakukan agar dapat mendiskusikan dan merumuskan potensi eduwisata berbasis jati, madu, dan bambu yang dapat mendukung investasi dan pengembangan ekonomi kerakyatan. Dari hasil penelitian juga muncul lima Kalurahan yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi eduwisata diantaranya Kalurahan Bejiharjo untuk jati, Kalurahan Pengkok dan Kalurahan Semin untuk bambu, dan Kalurahan Katongan dan Kalurahan Kedungpoh untuk madu.
Dalam hasil penelitiannya, salah satu rekomendasi yang diberikan ialah pentingnya melakukan kemitraan pemasaran hasil hutan kayu dan bukan kayu di Gunungkidul agar nantinya eduwisata dapat berjalan.
“Kemitraan tersebut dapat diintegrasikan dengan sistem berbasis kayu. Kanoppi2 merupakan proyek yang didanai oleh lembaga ACIAR (Australian Centre for International Agricultural Research),” tutup Aulia.
-
Pemerintahan3 hari yang lalu
Belasan SD di Gunungkidul Tak Dapat Siswa Baru
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
Sosial2 minggu yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
event2 minggu yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
seni6 hari yang lalu
Asmatpro Tampilkan Showcase di Jogja Fashion Trend 2025
-
Info Ringan1 minggu yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya
-
Budaya2 minggu yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
musik2 minggu yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Uncategorized6 hari yang lalu
Komitmen Dukung Kopi Lokal, KAI Daop 6 Yogyakarta Bagikan 750 Gelas Kopi Gratis ke Penumpang
-
event4 hari yang lalu
Lewati Rute 6 Candi, Belasan Negara Bakal Ramaikan Sleman Temple Run 2025
-
Pendidikan4 hari yang lalu
UMY Punya Lapangan Sepak Bola Berstandar FIFA, Siap Lahirkan Atlet Muda
-
Sosial3 hari yang lalu
Kalijawi Disetujui Pemerintah Realisasikan Perumahan Gotong Royong Berbasis Koperasi, Kampung Notoyudan Akan Jadi Percontohan