Sosial
Jembatan Perumahan Dibangun Dengan Kolong Sempit, Warga Khawatir Kebanjiran





Playen,(pidjar.com)–Sejumlah warga yang tinggal di Padukuhan Bogor, Playen, Kapanewon Playen merasa was-was saat hujan deras melanda. Mereka yang tinggal di samping kali di perbatasan Kalurahan Logandeng dan Pulutan khawatir arus deras kali meluber dan merendam rumahnya. Kekhawatiran warga ini muncul setelah melihat adanya proyek pembangunan jembatan dengan kolong bawah yang dinilai terlalu sempit.
Pantauan di lokasi, sebuah jembatan memang nampak sudah dibangun membentang dari sisi barat ke timur sebagai salah satu akses masuk ke salah satu kawasan perumahan yang tengah proses pembangunan. Namun jika dilihat, ada hal yang sedikit janggal. Di mana kontruksi bangunan jembatan bagian bawahnya sebagai aliran air justru menciut dibanding luas kali.
Padahal dulunya kali ini cukup lebar, namun setelah dibangun jembatan lubang aliran air diperkirakan tidak ada separuh dari lebar sungai. Hal ini tentunya berpotensi terjadi luapan air yang cukup besar mana kala intensitas hujan tinggi dan debit air sungai meningkat.
Belum lagi di sisi selatan ada beberapa rumah yang letaknya tidak begitu jauh dengan bantaran sungai, sehingga tidak menutup kemungkinan pada musim penghujan seperti ini air bisa merendam rumah-rumah warga.
Salah seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, dulunya sebelum dibangun jembatan, sungai tersebut cukup lebar. Sehingga saat debit air tinggi masih lumayan aman. Selama ia tinggal di lokasi tersebut, sangat jarang terjadi banjir. Banjir sendiri memang sempat terjadi pada tahun 2017 silam manakala Siklon Cempaka, di mana air meluap hingga sampai ke kandang milik warga.
Sekarang ini, selepas dibangunnya jembatan memang lebar kali tepat di jembatan tersebut menyempit. Sebab sisi kanan dan kirinya dibangun cor-coran untuk jembatan. Sedangkan tengahnya dibuat aliran air namun lebarnya sempit. Sehingga air kemungkinan tidak lancar mengalir ke selatan.
Selain itu, betengan pinggir rumah warga juga banyak yang tergerus air karena pada saat hujan deras pekan lalu banyak batuan yang justru terbawa arus.
“Belakang rumah kami ini justru batunya terbawa arus dan bibir kali semakin lebar,” ucap warga tersebut, Kamis (18/11/2021).
Jarak rumah tempat ia tinggal dengan bibir kali sendiri sekitar 20 meter. Tentu dengan konstruksi jembatan yang demikian, dirinya cukup khawatir jika sewaktu-waktu intensitas hujan tinggi air justru bisa meluber kemana-mana dan sampai di pekarangan warga.
“Ya khawatir wong itu nanti airnya melebar ke mana-mana dan bisa menyebabkan banjir,” tambahnya diamini warga lain.
Saat dikonfirmasi, Lurah Playen, Surahno, menyampaikan, jembatan tersebut dibangun oleh pihak pengembang perumahan untuk mempermudah akses keluar masuk kendaraan di sana. Sebelum melakukan pembangunan jembatan, pihak pengembang sudah meminta ijin ke Pemerintah Kalurahan Playen. Namun senada dengan warga setempat, Surahno juga menyoroti tentang besaran kolong jembatan yang lebih sempit dari pada lebar sungai. Timbul kekhawatiran jika sempitnya kolong jembatan tersebut dapat menghambat arus sungai yang berpotensi menimbulkan banjir di wilayah pinggiran sungai.
“Sebenarnya sudah izin, sudah klarifikasi saat akan membangun jembatan. Tapi setelah saya lihat, memang ada keraguan tentang luasan kolong jembatan yang dibangun. Kalau saya melihat secara kasat mata memang kurang lebar kolongnya,” jelasnya.
Menurutnya, dengan melihat fisik jembatan yang kolongnya lebih sempit daripada lebar sungai ketika air sungai meluap karena hujan, selain menimbulkan banjir juga dapat menggerus tanah di samping sungai yang berpotensi sungai mengalami pendangkalan.
“Kalau hujan kemarin saya tanya bu dukuh katanya air tidak sampai melompat ke pinggir, itu sekarang samping jembatan juga belum dibeteng. Tanah sekeliling bisa tergerus dan longsor dan membuat sungainya dangkal. Tapi kemarin pihak pengembang sudah bilang kalau ada kekurangan akan segera diperbaiki,” terang Surahno.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, Aris Suryanto, menyampaikan, pada prinsipnya setiap pembangunan harus memiliki izin lingkungan. Ia belum mengetahui secara pasti terkait pembangunan jembatan yang dikeluhkan warga tersebut. Menurutnya jika untuk kepengurusan izin lingkungan pembangunan jembatan bukanlah suatu hal yang sulit.
“Pelaksanaannya mengajukan izin ke DLH, itu izinnya mudah kok. Nanti ketentuannya (pembangunan jembatan) ditulis di izin lingkungannya,” tutup dia.


-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Tabrakan di Kepek, 2 Pelajar SMA Tewas
-
Hukum2 minggu yang lalu
Ajak Check In Bocah SD, Remaja 19 Tahun Diamankan Polisi
-
Kriminal2 minggu yang lalu
Klithih Beraksi di Jalan Wonosari-Jogja, Serang Pemotor Wanita
-
Hukum2 minggu yang lalu
Siswi SMP Disetubuhi Kakeknya Hingga Berkali-kali
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Dipicu Hamil di Luar Nikah, Ratusan Anak di Gunungkidul Ajukan Dispensasi Nikah
-
Kriminal1 minggu yang lalu
Tertangkap Bobol Home Stay, Dua Pelajar Babak Belur
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Ikuti Google Map, Pengemudi Wanita dan Anaknya Tersesat Hingga ke Tengah Hutan
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Mengaku Hendak Diadopsi, Bayi 1 Hari Ternyata Dijual di Media Sosial
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Gedung Pusat Oleh-oleh Produk Gunungkidul Dibangun di Kawasan Krakal
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Penataan Wajah Kota Dilanjutkan Lagi Tahun Ini, Pemkab Anggarkan Belasan Miliar
-
Pariwisata2 minggu yang lalu
Jaya Hingga Ambruknya Obyek Wisata Sri Gethuk Yang Sempat Hits
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
JJLS Tersambung 2025 dan Kekhawatiran PHRI Jalur Kota Sepi Wisatawan