Sosial
Program Entaskan Masyarakat Dari Kemiskinan, Desa Krambilsawit Luncurkan Batik Khasnya






Saptosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Acungan jempol patut diberikan kepada warga Desa Krambilsawit, Kecamatan Saptosari. Mereka kini mulai memproduksi batik khas Desa Krambilsawit. Dengan harga yang cukup terjangkau, konsumen bisa memilih jenis batik tulis atau batik cap dengan motif perpaduan buah kelapa dan dahan nan indah itu.
Selama satu minggu belakangan ini, para ibu-ibu rumah tangga dari Padukuhan Pringwulung, Desa Krambilsawit melakukan aktifitas yang sebelumnya belum pernah mereka lakukan. Yakni membatik diatas kain putih. Meski awalnya terlihat kaku memegang canting, namun mereka kemudian secara perlahan mengoreskannya hingga membentuk ornamen batik dengan latar belakang pohon kelapa.
Inisiatif pembuatan batik sendiri bermula dari banyaknya para ibu rumah tangga yang mayoritas bertani memiliki banyak waktu senggang di kala musim panen telah usai. Ditambah lagi di Krambilsawit memiliki unit usaha koperasi unit desa Sehat Hijau Sejahtera (SHS) Mandiri yang telah beroperasi selama satu tahun terakhir.
Bermodalkan semangat para pengurus koperasi, mereka berinisiatif untuk memberikan pelatihan kepada ibu rumah tangga dan kawula muda yang ada di Krambilsawit. Batik sengaja dipilih dengan pertimbangan agar nantinya bisa menjadi salah satu komoditi pariwisata.
“Kita anggarkan Rp 20 juta untuk operasional dan biaya pelatihan. Kita dibantu dari temen-temen dari kampung batik Kepek, Guntur dan Dwi untuk memberikan pelatihan kepada warga ibu-ibu di sini,” ujar pengelola KUD SHS, Antono, Sabtu (23/03/2019).







Ia menambahkan, dalam proses awal ini diikuti 10 warga terdiri dari ibu-ibu dan muda mudi dari wilayah Krambilsawit. Namun begitu, meski masih awal, mereka sudah mampu memproduksi ratusan lembar batik yang nantinya akan digunakan sebagai seragam kelompok batik.
“Kita sudah berani menerima pesanan, untuk kain batik cap harganya Rp 170 ribu. Untuk batik tulis Rp 300 ribu,” ujar dia.

Salah seorang warga Desa Krambilsawit tengah membatik
Ia menjelaskan, dipilihnya motif pohon kelapa sendiri mempunyai arti hidup yang berguna seperti layaknya pemanfaatan pohon kelapa. Pihaknya pun kini telah membuat nama batik itu dengan sebutan Batik Panggesangan.
“Filosofi yang tersimpan adalah kami ingin agar sebagaimana manusia kita bisa hidup serba migunani (berguna). Serba bermanfaat seperti kelapa, daunnya bisa digunakan, buahnya, kayunya, sampai bunganya bisa buat nyekoki (obat) bayi,” kata dia.
Tak hanya itu saja, menurut Antono saat ini kesejahteraan warga desanya memang masih jauh tertinggal dibandingkan dengan wilayah lain. Sehingga upaya pemberdayaan menjadi sangat penting agar nantinya masyarakat bisa lebih sejahtera. Pihaknya bersama pemerintah desa terus berupaya untuk berbenah diri untuk masyarakat yang lebih sejahtera.
“Hal utama yang mendasari kegiatan ini adalah agar adanya terobosan baru bagi warga desa yang notabene berada di wilayah pesisir ini sehingga memiliki pekerjaan alternatif dan kreatif. Sehingga bagi warga pengangguran ini akan menjadi sebuah solusi,” kata dia.
Ke depan, pihaknya terus akan melakuan terobosan-terobosan baru. Namun, terkait dengan batik sendiri menjadi program prioritas sebab pihaknya telah menyusun strategi, salah satunya pemasarannya.
“Kita akan melayani pesanan dari pembeli lokal dan luar daerah dengan mengoptimalkan jaringan media sosial dan jaringan agen wisata,” ucap dia.