Pemerintahan
Ramai Bulan Hajatan, Harga Telur Meroket





Wonosari,(pidjar.com)– Sejumlah harga kebutuhan pokok di Gunungkidul mengalami kenaikan cukup signifikan. Adalah telur ayam yang tadinya sekitar Rp. 27 ribu per kilogram kini menjadi sekitar Rp. 32 ribu. Kenaikan tersebut dikeluhkan sejumlah pedagang pasar karena menurunkan omset hingga 25%.
Kasi Distribusi, Dinas Perdagangan Gunungkidul, Retno Utami, saat dikonfirmasi membenarkan jika harga telur ayam di sejumlah pasar mengalami peningkatan. Dari pantauan yang dilakukan, pada minggu pertama bulan Mei harga telur ayam seharga sekitar Rp. 27.800 per kilogramnya. Namun pada saat ini harga telur ayam melambung hingga Rp. 31 ribu per kilogramnya.
“Kita sampling di tiga pasar yaitu pasar Argosari Wonosari, pasar Playen, dan pasar Semanu. Sejak minggu pertama bulan Mei hingga sekarang memang mengalami kenaikan,” ujarnya.
Menurutnya kenaikan harga telur ayam dipicu beberapa faktor, salah satunya ialah banyaknya permintaan oleh masyarakat. Beberapa waktu terakhir diakuinya masyarakat banyak menggelar hajatan yang biasanya membutuhkan telur ayam dalam skala yang banyak sehingga meningkatkan permintaan di pasaran.
“Selain itu juga karena harga pakai juga naik yang membuat harga telur ikut naik,” imbuhnya.





Kenaikan harga telur dikeluhkan oleh pedagang di pasar Argosari Wonosari, Tuti. Ia merasa keberatan dengan naiknya harga telur ayam karena mengurangi jumlah pembelian di tempatnya. Disebutnya sebelum harga telur naik, kiosnya dapat menghabiskan satu kotak telur ukuran 15 kilogram dalam satu hari namun semenjak harga telur naik untuk menghabiskan satu kotak bisa berhari-hari.
“Sudah sekitar satu bulan ini naiknya, ya keberatan dengan harga segitu karena membuat pembeli berkurang dan omsetnya juga berkurang sekitar 25 persen,” keluhnya.
Tak hanya pedagang pasar, naiknya harga telur juga dikeluhkan oleh pengusaha rumah makan. Salah satunya ialah ipung. Sebagai pengusaha rumah makan, disebutnya telur merupakan menu wajib untuk dihidangkan karena banyak dicari pelanggannya. Namun karena harga telur naik dirinya tidak bisa mengambil untung dari masakan telur yang ia buat.
“Ini jadi tidak dapat untung dari jualan karena habis buat belanja telur, kalau harganya dinaikkan juga tidak bisa kalau dikurangi juga tidak bisa,” jelasnya.
Ia hanya bisa berharap agar pemerintah dapat mengatasi naiknya harga telur di pasaran, karena menurutnya kenaikan ini berdampak pada banyak pelaku usaha khususnya rumah makan.
“Ya harapannya kalau naik jangan lama-lama terus bisa segera turun,” tutupnya.

-
Pemerintahan2 hari yang lalu
Dugaan Korupsi Proyek Puluhan Miliar Disdik Gunungkidul, Polda DIY Turun Tangan
-
Sosial2 hari yang lalu
Sudah Diresmikan Prabowo Subianto, Bantuan Sumur Bor Tak Keluar Air
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Berduaan di Kamar Kost Hingga Open BO, Sejumlah Wanita Muda Digerebek Warga
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Laka Maut di Jalan Panggang Imogiri, Pemotor Meregang Nyawa
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Laka Maut di Rongkop, Seorang Pelajar Tewas Usai Terlempar Sejauh 15 Meter di Jurang
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Honda Jazz Terbakar di Jalan Sumarwi, Pemilik Merugi 100 Juta
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Banyak ASN dan Keluarga Mampu Masuk Daftar DTKS, Dinsos Gunungkidul Coret 30 Ribu Data
-
Sosial2 minggu yang lalu
Siswa Gunungkidul Yang Tak Malu Memulung Usai Pulang Sekolah Mendapat Perhatian Khalayak
-
Sosial4 minggu yang lalu
Kisah Pilu Ratno, Pekerja Bangunan Yang Harus Kehilangan 2 Tangannya Karena Tersengat Listrik
-
Peristiwa7 hari yang lalu
Gerayangi Pelayan Restoran, Oknum Dukuh Digerudug Warga
-
Sosial3 minggu yang lalu
Menang Banding Usai Dipecat Karena Berselingkuh, Mantan ASN Minta Diaktifkan Bupati
-
Hukum2 minggu yang lalu
Tertangkap Basah Saat Beraksi Curi Kambing, Dua Pria Gunungkidul Babak Belur Diamuk Warga