Pemerintahan
Rencana Pembangunan Sirkuit Gunungkidul, Antara Asa dan Pesimisme


Wonosari,(pidjar.com)–Harapan para penggila otomotif maupun dunia balap Gunungkidul untuk memiliki sirkuit yang representatif masih tetap tinggi. Namun asa tersebut juga diikuti dengan pesimisme yang cukup tinggi untuk bisa terwujud paling tidak dalam waktu dekat ini. Meski begitu, wacana pembangunan sport centre yang di dalamnya juga termasuk fasilitas sirkuit masih terus dibahas dan diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Kendala utama dari proyek ini adalah masalah pendanaan yang mencapai ratusan miliar sehingga tidak memungkinkan didanai oleh APBD Gunungkidul.
Sekretaris Dinas Pemuda dan Olah Raga Harry Sukmono menjelaskan, hingga kini, pihaknya masih terus mengkaji perihal pembangunan sport center. Di dalam spors centre tersebut, memang akan dilengkapi dengan sejumlah venue cabang olahraga termasuk di dalamnya adalah sirkuit.
“Sport Centre di Gunungkidul menjadi penting untuk mengakomodir alternatif kegiatan keolahragaan. Tapi memang kalau untuk fasilitas sirkut dan sebagainya, DEDnya masih sebatas kajian,” beber dia, Jumat (24/3/2022).
Dampak jika nantinya pembangunan sport centre jika terwujud sendiri menjadi cukup luas. Selain memberikan fasilitas pengembangan olahraga, juga bisa memacu perekonomian warga dengan banyaknya event-event olahraga yang memungkinkan digelar di Gunungkidul.
Berkaitan dengan Sport Centre Gunungkidul ini, menurut Harry telah masuk dalam kajian Bappeda Gunungkidul sejak 2020 silam. Walau demikian, untuk permasalahan lokasi dan yang lainnya, pihaknya masih belum mengetahui secara pasti.
“Sepengetahuan kami masih belum ada kesimpulan yang pasti, termasuk dalam hal ini adalah lokasinya akan di mana,” lanjut Harry.
Pembalap sekaligus pelatih balap asal Gunungkidul, Sudarmono menuturkan, dirinya sangat berharap adanya perhatian dari pemerintah terhadap dunia balap Gunungkidul. Ia meyakini, dengan penyediaan fasilitas arena atau sirkuit, nantinya prestasi pembalap Gunungkidul akan semakin moncer. Selama ini, di tengah keterbatasan yang ada, pembalap Gunungkidul dari generasi ke generasi selalu melahirkan pembalap yang mumpuni. Seperti misalnya, pembalap cilik Vega Eda Pratama yang berhasil meraih podium ketiga pada Asian Talent Cup di Losail, Qatar beberapa waktu silam.
Selama ini, Eda bersama dengan pembalap-pembalap lain didikannya hanya berlatih dengan fasilitas yang sangat terbatas, jika tak mau disebut memprihatinkan. Ia menyulap Lahan Parkir Pasar Sapi Siyonoharjo sebagai sirkuit dadakan. Untuk bisa menggunakan lahan parkir tersebut, terutama setelah hari pasaran, ia harus membersihkan kotoran-kotoran ternak yang bertebaran di sekitar area parkiran.
“Saya sampai beli mesin blower untuk membersihkan kotoran-kotoran itu,” terang Sudarmono.
Jika kemudian membutuhkan tempat latihan yang representatif, ia dan anak didiknya harus menuju ke Semarang dan Boyolali yang memang saat ini telah memiliki sirkuit yang memadai. Tentunya hal ini sangat menguras waktu, tenaga dan uang baginya. Ia berharap pemerintah bisa segera memberikan fasilitas sirkuit yang selain bisa digunakan para pembalap motor, juga para pembalap sepatu roda Gunungkidul yang saat ini memang mulai bangkit.
“Jika tidak sirkuit, paling tidak ada lokasi luas yang bisa digunakan untuk latihan,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Suharno, mengaku cukup pesimis dengan wacana pembangunan Sport Centre Gunungkidul. Ada beberapa hal yang membuat wacana ini menjadi sangat berat. Diantaranya adalah kebutuhan anggaran yang mencapai 600 miliar untuk pembangunan sirkuit ini. Anggaran yang tidak sedikit ini tak memungkinkan jika didanai oleh APBD Gunungkidul. Sementara kondisi keuangan pemerintah pusat pun saat ini masih tercurah untuk penanganan pandemi covid19 di Indonesia.
Pihaknya juga sempat mendengar bahwa lokasi sport centre Gunungkidul ini akan dipilih di Kawasan Kalurahan Gading, Kapanewon Playen yang sangat dekat dengan bandara Gading. Secara aturan, hal ini juga tidak akan memungkinkan maupun membutuhkan proses rumit.
“Itu nanti harus dikaji terkait tata ruangnya juga,” beber Suharno.
Pada 2018 lalu, ketika ia menjabat sebagai Ketua DPRD Gunungkidul, Suharno sebenarnya telah sempat menggolkan anggaran untuk pembangunan sirkuit. Kala itu, untuk proses pembebasan tanah bahkan sudah selesai dilakukan. Namun dalam perkembangannya, rencana itu akhirnya dicoret. Lahan sirkuit yang telah dibebaskan itu lantas dihibahkan kepada UNY untuk dibangun kampus Sekolah Vokasi UNY.
“Ya kalau saya yang realistis saja, ndak perlu skala internasionalan segala, skala nasional saja sementara cukup,” tutupnya.

-
Sosial3 minggu yang lalu
SMP Swasta Ini Borong Juara di LBB Gunungkidul 2023
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tragis, Warga Prigi Tewas Usai Terlindas Bus Pariwisata di Jalan Jogja-Wonosari
-
Hukum4 minggu yang lalu
Wanita Pelaku Pembunuhan dan Pembuangan Bayi Ditangkap
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Kecelakaan di Jalan Baron, Pengendara Motor Tewas Mengenaskan Terlindas Truk
-
Sosial3 minggu yang lalu
Asa Warga Karangnongko Miliki Jalan Layak Akhirnya Terwujud, Pria Ini Berjalan Merangkak
-
Hukum4 minggu yang lalu
Komplotan Pencuri Baterai Tower Telekomunikasi Diringkus Petugas
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Selingkuhi Warganya, Oknum Dukuh Dituntut Mundur
-
Politik4 minggu yang lalu
Empat Program Kunci Untuk Kemajuan Gunungkidul
-
Hukum4 minggu yang lalu
Kasus Korupsi RSUD Wonosari, Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum Ajukan Kasasi
-
Hukum4 minggu yang lalu
Kasus Naik Penyidikan, Korban Bullying di SD Elite Ternyata Sempat Opname di RS
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Disapu Angin Kencang, Sejumlah Rumah di Semin Rusak
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Puluhan Baliho Kaesang dan PSI di Jalan Wonosari Dirusak Orang Tak Dikenal