Pemerintahan
Rencana Pembangunan Sirkuit Gunungkidul, Antara Asa dan Pesimisme
Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Harapan para penggila otomotif maupun dunia balap Gunungkidul untuk memiliki sirkuit yang representatif masih tetap tinggi. Namun asa tersebut juga diikuti dengan pesimisme yang cukup tinggi untuk bisa terwujud paling tidak dalam waktu dekat ini. Meski begitu, wacana pembangunan sport centre yang di dalamnya juga termasuk fasilitas sirkuit masih terus dibahas dan diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Kendala utama dari proyek ini adalah masalah pendanaan yang mencapai ratusan miliar sehingga tidak memungkinkan didanai oleh APBD Gunungkidul.
Sekretaris Dinas Pemuda dan Olah Raga Harry Sukmono menjelaskan, hingga kini, pihaknya masih terus mengkaji perihal pembangunan sport center. Di dalam spors centre tersebut, memang akan dilengkapi dengan sejumlah venue cabang olahraga termasuk di dalamnya adalah sirkuit.
“Sport Centre di Gunungkidul menjadi penting untuk mengakomodir alternatif kegiatan keolahragaan. Tapi memang kalau untuk fasilitas sirkut dan sebagainya, DEDnya masih sebatas kajian,” beber dia, Jumat (24/3/2022).
Dampak jika nantinya pembangunan sport centre jika terwujud sendiri menjadi cukup luas. Selain memberikan fasilitas pengembangan olahraga, juga bisa memacu perekonomian warga dengan banyaknya event-event olahraga yang memungkinkan digelar di Gunungkidul.
Berkaitan dengan Sport Centre Gunungkidul ini, menurut Harry telah masuk dalam kajian Bappeda Gunungkidul sejak 2020 silam. Walau demikian, untuk permasalahan lokasi dan yang lainnya, pihaknya masih belum mengetahui secara pasti.
“Sepengetahuan kami masih belum ada kesimpulan yang pasti, termasuk dalam hal ini adalah lokasinya akan di mana,” lanjut Harry.
Pembalap sekaligus pelatih balap asal Gunungkidul, Sudarmono menuturkan, dirinya sangat berharap adanya perhatian dari pemerintah terhadap dunia balap Gunungkidul. Ia meyakini, dengan penyediaan fasilitas arena atau sirkuit, nantinya prestasi pembalap Gunungkidul akan semakin moncer. Selama ini, di tengah keterbatasan yang ada, pembalap Gunungkidul dari generasi ke generasi selalu melahirkan pembalap yang mumpuni. Seperti misalnya, pembalap cilik Vega Eda Pratama yang berhasil meraih podium ketiga pada Asian Talent Cup di Losail, Qatar beberapa waktu silam.
Selama ini, Eda bersama dengan pembalap-pembalap lain didikannya hanya berlatih dengan fasilitas yang sangat terbatas, jika tak mau disebut memprihatinkan. Ia menyulap Lahan Parkir Pasar Sapi Siyonoharjo sebagai sirkuit dadakan. Untuk bisa menggunakan lahan parkir tersebut, terutama setelah hari pasaran, ia harus membersihkan kotoran-kotoran ternak yang bertebaran di sekitar area parkiran.
“Saya sampai beli mesin blower untuk membersihkan kotoran-kotoran itu,” terang Sudarmono.
Jika kemudian membutuhkan tempat latihan yang representatif, ia dan anak didiknya harus menuju ke Semarang dan Boyolali yang memang saat ini telah memiliki sirkuit yang memadai. Tentunya hal ini sangat menguras waktu, tenaga dan uang baginya. Ia berharap pemerintah bisa segera memberikan fasilitas sirkuit yang selain bisa digunakan para pembalap motor, juga para pembalap sepatu roda Gunungkidul yang saat ini memang mulai bangkit.
“Jika tidak sirkuit, paling tidak ada lokasi luas yang bisa digunakan untuk latihan,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Suharno, mengaku cukup pesimis dengan wacana pembangunan Sport Centre Gunungkidul. Ada beberapa hal yang membuat wacana ini menjadi sangat berat. Diantaranya adalah kebutuhan anggaran yang mencapai 600 miliar untuk pembangunan sirkuit ini. Anggaran yang tidak sedikit ini tak memungkinkan jika didanai oleh APBD Gunungkidul. Sementara kondisi keuangan pemerintah pusat pun saat ini masih tercurah untuk penanganan pandemi covid19 di Indonesia.
Pihaknya juga sempat mendengar bahwa lokasi sport centre Gunungkidul ini akan dipilih di Kawasan Kalurahan Gading, Kapanewon Playen yang sangat dekat dengan bandara Gading. Secara aturan, hal ini juga tidak akan memungkinkan maupun membutuhkan proses rumit.
“Itu nanti harus dikaji terkait tata ruangnya juga,” beber Suharno.
Pada 2018 lalu, ketika ia menjabat sebagai Ketua DPRD Gunungkidul, Suharno sebenarnya telah sempat menggolkan anggaran untuk pembangunan sirkuit. Kala itu, untuk proses pembebasan tanah bahkan sudah selesai dilakukan. Namun dalam perkembangannya, rencana itu akhirnya dicoret. Lahan sirkuit yang telah dibebaskan itu lantas dihibahkan kepada UNY untuk dibangun kampus Sekolah Vokasi UNY.
“Ya kalau saya yang realistis saja, ndak perlu skala internasionalan segala, skala nasional saja sementara cukup,” tutupnya.
-
Sosial4 hari yang lalu
Momen Sunaryanta Menyamar Untuk Nonton Karnaval HUT Gunungkidul
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Habiskan Anggaran 41 Miliar, Puluhan Titik Ruas Jalan Gunungkidul Diperbaiki
-
Olahraga3 minggu yang lalu
PON XXI Aceh, PDBI Gunungkidul Sabet Juara Umum 2
-
Sosial4 hari yang lalu
Hari Jadi ke 194, Gunungkidul Night Carnival Jadi Momen Tingkatkan Ekonomi dan Eksistensi Kesenian
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Kejurkab Gunungkidul, Ganeksa Bhumikarta Rebut Gelar Juara Putra
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Tertabrak Fortuner, Pemotor di Gunungkidul Terseret 20 Meter Hingga Tewas
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Ratusan Kilometer Jalan Rusak, Pemerintah Usulkan Perubahan Status di Sejumlah Titik
-
Hukum4 minggu yang lalu
Ngaku Bisa Gandakan Uang, Dukun di Gunungkidul Diringkus Polisi
-
Hukum2 minggu yang lalu
Sempat Disekap di Rumah Kosong, Siswi 11 Tahun Dicabuli Pemuda Bejat
-
Sosial3 minggu yang lalu
Ardi di Depan Umat Katholik: Hanya di Era Sunaryanta Insiden SARA Tak Pernah Terjadi
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran dari Pusat Untuk Pengembangan Pangan Akuatik di Gunungkidul
-
Politik3 minggu yang lalu
Protes Badingah Saat Namanya Masuk Jadi Tim Penasehat Calon Bupati