Sosial
Santigi Lokal Gunungkidul Diambang Kepunahan


Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Santigi atau kerap dikenal masyarakat dengan drini adalah salah satu tanaman yang paling banyak dicari oleh kolektor. Baik untuk dibudidayakan maupun dijadikan bahan bonsai. Di Gunungkidul, tanaman tersebut dahulunya mudah ditemukan di wilayah pesisir selatan sekitar pantai. Namun saat ini, tanaman tersebut telah lenyap dan bahkan disebut berada pada ambang kepunahan.
Sebagai informasi, tanaman drini saat ini berada di ambang kepunahan karena pemburuan yang dilakukan oleh masyarakat tidak diimbangi dengan budidaya . Padahal pohon drini dipercayai sebagai penangkal ular serta diyakini memiliki tuah untuk keselamatan serta anti black magic. Selain itu, rendaman kayu dalam air juga berkhasiat mengobati penyakit perut.
Kayu yang kering akan berbau harum bila digosok dengan ujung jari. Kayu ini juga banyak dicari untuk pengobatan. Tanaman yang tergolong langka ini memiliki harganya sangat mahal. Biasanya pohon drini tumbuh di tanah kapur yang banyak mendapat angin laut atau sering terendam air laut.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul, Aris Suryanto mengatakan keberadaan tanaman ini memang diambang kepunahan. Jika tidak segera ditindaklanjuti dengan budidaya maka tanaman asli Gunungkidul ini akan benar-benar punah.
“Perilaku pemburuan lah yang selama ini menjadi salah satu faktor kepunahan tumbuhan drini di Gunungkidul. Padahal tumbuhan ini merupakan tumbuhan asli dari daerah kita,” kata Aris Suryanto, Selasa (30/03/2021).
Lebih lanjut ia mengatakan pohon drini memiliki nilai jual yang lumayan mahal. Hal tersebut yang menjadi salah satu alasan pemburuan masyarakat untuk mendapatkan nilai rupiah. Kemudian selain dijual begitu saja, mayoritas juga diubah bentuk menjadi tanaman kerdil atau bonsai.
“Kalau dicabut sampai akar-akarnya kan tidak ada yang bisa tumbuh lagi. Mayoritas pemburuan memang untuk dibuat bonsai,” imbuh dia.
Untuk itu, Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul mulai memberikan perhatian khusus atas pelestarian tamanan drini atau santigi. Upaya yang dilakukan adalah dengan penanaman kembali bibit-bibit santigi di beberapa lokasi. Selain itu, dinas juga mendorong masyarakat untuk lebih selektif kembali dan memiliki kesadaran untuk melakukan budidaya.
“Kalau dari masyarakat sendiri belum banyak ya yang terlibat dalam pelesatarian tapi, sudah ada kok,” paparnya.
Selain tanaman Drini yang semakin lama semakin sulit ditemukan ada beberapa jenis tumbuhan lain di Gunungkidul yang saat ini juga hampir punah. Diantaranya tumbuhan Bintos banyak diburu untuk kepentingan pribadi pembuatan benda-benda tertentu, kemudian Pauli, Wuni, Huru Sintok, Jamblang, Kepel, Kepuh yang sudah sangat jarang ditemukan di Kabupaten Gunungkidul.
-
Sosial6 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event1 minggu yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik1 minggu yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya1 minggu yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan4 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya
-
Uncategorized1 menit yang lalu
Komitmen Dukung Kopi Lokal, KAI Daop 6 Yogyakarta Bagikan 750 Gelas Kopi Gratis ke Penumpang