Sosial
Santigi Lokal Gunungkidul Diambang Kepunahan


Wonosari,(pidjar.com)–Santigi atau kerap dikenal masyarakat dengan drini adalah salah satu tanaman yang paling banyak dicari oleh kolektor. Baik untuk dibudidayakan maupun dijadikan bahan bonsai. Di Gunungkidul, tanaman tersebut dahulunya mudah ditemukan di wilayah pesisir selatan sekitar pantai. Namun saat ini, tanaman tersebut telah lenyap dan bahkan disebut berada pada ambang kepunahan.
Sebagai informasi, tanaman drini saat ini berada di ambang kepunahan karena pemburuan yang dilakukan oleh masyarakat tidak diimbangi dengan budidaya . Padahal pohon drini dipercayai sebagai penangkal ular serta diyakini memiliki tuah untuk keselamatan serta anti black magic. Selain itu, rendaman kayu dalam air juga berkhasiat mengobati penyakit perut.
Kayu yang kering akan berbau harum bila digosok dengan ujung jari. Kayu ini juga banyak dicari untuk pengobatan. Tanaman yang tergolong langka ini memiliki harganya sangat mahal. Biasanya pohon drini tumbuh di tanah kapur yang banyak mendapat angin laut atau sering terendam air laut.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul, Aris Suryanto mengatakan keberadaan tanaman ini memang diambang kepunahan. Jika tidak segera ditindaklanjuti dengan budidaya maka tanaman asli Gunungkidul ini akan benar-benar punah.
“Perilaku pemburuan lah yang selama ini menjadi salah satu faktor kepunahan tumbuhan drini di Gunungkidul. Padahal tumbuhan ini merupakan tumbuhan asli dari daerah kita,” kata Aris Suryanto, Selasa (30/03/2021).
Lebih lanjut ia mengatakan pohon drini memiliki nilai jual yang lumayan mahal. Hal tersebut yang menjadi salah satu alasan pemburuan masyarakat untuk mendapatkan nilai rupiah. Kemudian selain dijual begitu saja, mayoritas juga diubah bentuk menjadi tanaman kerdil atau bonsai.
“Kalau dicabut sampai akar-akarnya kan tidak ada yang bisa tumbuh lagi. Mayoritas pemburuan memang untuk dibuat bonsai,” imbuh dia.
Untuk itu, Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul mulai memberikan perhatian khusus atas pelestarian tamanan drini atau santigi. Upaya yang dilakukan adalah dengan penanaman kembali bibit-bibit santigi di beberapa lokasi. Selain itu, dinas juga mendorong masyarakat untuk lebih selektif kembali dan memiliki kesadaran untuk melakukan budidaya.
“Kalau dari masyarakat sendiri belum banyak ya yang terlibat dalam pelesatarian tapi, sudah ada kok,” paparnya.
Selain tanaman Drini yang semakin lama semakin sulit ditemukan ada beberapa jenis tumbuhan lain di Gunungkidul yang saat ini juga hampir punah. Diantaranya tumbuhan Bintos banyak diburu untuk kepentingan pribadi pembuatan benda-benda tertentu, kemudian Pauli, Wuni, Huru Sintok, Jamblang, Kepel, Kepuh yang sudah sangat jarang ditemukan di Kabupaten Gunungkidul.

-
Sosial4 minggu yang lalu
SMP Swasta Ini Borong Juara di LBB Gunungkidul 2023
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Tragis, Warga Prigi Tewas Usai Terlindas Bus Pariwisata di Jalan Jogja-Wonosari
-
Hukum4 minggu yang lalu
Wanita Pelaku Pembunuhan dan Pembuangan Bayi Ditangkap
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Kecelakaan di Jalan Baron, Pengendara Motor Tewas Mengenaskan Terlindas Truk
-
Hukum4 minggu yang lalu
Komplotan Pencuri Baterai Tower Telekomunikasi Diringkus Petugas
-
Sosial3 minggu yang lalu
Asa Warga Karangnongko Miliki Jalan Layak Akhirnya Terwujud, Pria Ini Berjalan Merangkak
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Selingkuhi Warganya, Oknum Dukuh Dituntut Mundur
-
Politik4 minggu yang lalu
Empat Program Kunci Untuk Kemajuan Gunungkidul
-
Hukum4 minggu yang lalu
Kasus Naik Penyidikan, Korban Bullying di SD Elite Ternyata Sempat Opname di RS
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Disapu Angin Kencang, Sejumlah Rumah di Semin Rusak
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Puluhan Baliho Kaesang dan PSI di Jalan Wonosari Dirusak Orang Tak Dikenal
-
Pendidikan4 minggu yang lalu
Akui Peristiwa Bullying Menimpa Sejumlah Siswa Lainnya, SD Al Azhar Bina Pelaku