Peristiwa
Sapi di Playen Ditemukan Mati Mendadak di Kandang




Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)– Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul masih mendalami laporan kematian sapi di Kalurahan Ngawu, Kapanewon Playen. DPKH masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebab kematian sapi tersebut.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH Gunungkidul, Retno Widiastuti, mengatakan pada Rabu (12/07/2022) terdapat satu ekor sapi yang mati di Kalurahan Ngawu, Kapanewon Playen. Guna memastikan penyebab kematiannya, pihaknya sudah mengambil sampel darah untuk diuji di laboratorium. Ia juga belum dapat memastikan apakah sapi tersebut mati akibat terjangkit antraks atau bukan.
“Tidak bisa menduga-duga, diagnosa pastinya masih menunggu pemeriksaan sampel darah. Biasanya hasilnya keluar satu minggu lagi,” ucap Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH Gunungkidul, Retno Widiastuti, Kamis (13/07/2023).
Lurah Ngawu, Bowo Dwi Jatmiko, membenarkan ada sapi milik salah satu warganya di Padukuhan Ngasem Rejo yang mati. Sapi yang baru berumur satu tahun itu disebutnya tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit.
Dari informasi yang ia terima, pemilik sempat memberikan pakan terkahir pada rabu pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Setelah itu dikatakannya pada sore hari sekitar pukul 16.30 WIB sapi milik salah satu warganya itu mengalami kejang-kejang.




“Sapi itu sempat bangkit tapi kemudian perutnya membesar dan ambruk. Seperti kembung itu,” terang Bowo Dwi Jatmiko.
Disebutnya saat mati sapi tersebut tidak meninggalkan ceceran darah dan dari pemeriksaan petugas puskeswan juga tidak ditemukan lesi pada gusi dan lidah sapi serta tidak ada darah dari lubang alami.
Dari keterangan pemilik sapi dikatakannya jika sapi tersebut tidak ada indikasi keracinan sebab pakan rumput yang selama ini diberikan sudah diberi pupuk sehingga aman dikonsumsi ternaknya.
“Yang keliatan itu perutnya kembung,” ujar Bowo.
Warga setempat disebutnya sempat menyembelih sapi tersebut, ia tidak mengetahui apakah watga berniat membrandu sapi milik warganya tersebut. Namun atas arahan dari dokter puskeswan bahwa sapi tersebut harus dikuburkan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
“Ya mungkin sakit kembung itu dianggap aman dikonsumsi, tapi petugas puskeswan sudah memberikan pemahaman serta perintah dan untung bisa diterima warga,” pungkasnya.
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Pemerintahan2 hari yang lalu
BKPPD Gunungkidul Kembali Dalami Dugaan Perselingkuhan ASN
-
Sosial20 jam yang lalu
Bupati Gunungkidul Dikukuhan Sebagai Ketua Pengurus Daerah Keluarga Organisasi Tarung Derajat
-
Sosial1 minggu yang lalu
43 Tahun Berdayakan UMKM Gunungkidul, Koperasi Marsudi Mulyo Terus Berinovasi
-
Pemerintahan3 hari yang lalu
Terkendala Aturan, Proses PAW 3 Lurah di Gunungkidul Belum Bisa Dilakukan
-
Info Ringan1 minggu yang lalu
Dibalut Horor, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Sahabat Sejati
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Kembali Pecat 2 ASN Yang Terlibat Skandal Asusila
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
3 Korban Laka Laut Pantai Drini Ditemukan Meninggal, 1 Masih Dalam Pencarian
-
Sosial2 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Kukuhkan Pengurus FPRB Baru
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran Rp 1,5 Miliar Untuk Perbaikan Gedung Sekolah
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Jumlah Pengguna Kereta Api Membludak saat Libur Panjang, PT KAI Daop 6 Klaim Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Aliansi Jaga Demokrasi Bersama BEM DIY Demo Tuntut Adili Jokowi