Pendidikan
Sarmidi si Guru Teladan, Nglajo Ratusan Kilometer Per Hari Demi Mengajar di Sekolah Terpencil






Ngawen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pengabdian Sarmidi (50) sebagai seorang guru patut diacungi jempol. Pria yang bertugas di SD Negeri Gunung Gambar, Kapanewon Ngawen ini memiliki komitmen yang sangat besar dalam ketugasannya. Bagaimana tidak, sudah 21 tahun ini ia harus menempuh jarak yang cukup jauh setiap harinya guna menjalankan tugasnya mendidik dan mencerdaskan siswanya. Sarmidi sendiri tinggal di Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo. Sehingga untuk bekerja, ia harus menempuh jarak hingga ratusan kilometer.
Dengan jarak yang cukup jauh ini tentunya membuat Sarmidi harus berangkat lebih awal. Tepat pukul 05.00 WIB, ia sudah harus berangkat dari rumah yang berada di Padukuhan Tegalsari, Kalurahan Jatirejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo. Untuk sampai ke tempat kerjanya, SD Gunung Gambar, perjalanan yang harus ditempuh selama satu setengah jam. Dinginnya kabut pagi menjadi makanan sehari-harinya.
Hanya memiliki waktu sebentar untuk beristirahat, Sarmidi kemudian harus bersiap untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Sarmidi sendiri didapuk menjadi guru kelas 4 dan kelas 6 di SD Gunung Gambar itu.
Rutinitas yang cukup berat ini tak dirasakan oleh Sarmidi lantaran ia anggap sebagai komitmennya dalam melaksanakan tugas. Menjadi guru adalah cita-citanya sejak muda. Sejak awal, ia memang sudah menetapkan pilihan untuk menuntut ilmu di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) pada tahun 1990 silam. Ia kemudian melanjutkan kuliah dan lulus pada tahun 1995. Proses untuk menjadi guru sendiri bukan perkara yang mudah. Sarmidi sempat beberapa tahun menjadi Guru non PNS. Baru pada tahun 2000 silam, ia mendapat SK pengangkatan sebagai guru PNS dan kemudian ditugaskan di tempat kerjanya hingga saat ini.
Sejak itulah ia memutuskan untuk nglajo dari Kulon Progo ke Gunungkidul, tentunya dengan berbagai pertimbangan dan kesiapan. Sampai dengan sekarang dirinya masih nglaju dan setiap harinya harus menempuh perjalanan 160 kilometer pulang pergi. Meski jauh dan menguras energi serta ada resiko besar saat menempuh perjalanan menuju sekolah, akan tetapi dirinya selama ini belum pernah mengajukan pindah lokasi mengajar.







“Pertimbangan dan alasan nglaju karena saya harus merawat dan ngemong orang tua saya. Jadi saya putuskan seberapa jauh perjalanan, saya tetap harus pulang ke rumah,” ucap Sarmidi.
Beberapa waktu lalu, dirinya ditawari untuk pindah ke SD di Kapanewon Purwosari yang tentunya lebih dekat. Namun karena kecintaannya terhadap SD Negeri Gunung Gambar, ia kemudian menolak tawaran tersebut dan lebih memilih tetap bertahan di sana.
“Saya lebih memilih disini karena sudah terlalu nyaman dan tentunya sekolah ini membutuhkan saya. Di sana gurunya sudah cukup,” imbuhnya.
Ia mengatakan, ada banyak kesan positif yang membuatnya terlanjur cinta dengan SD Negeri Gunung Gambar. Seperti kemauan keras para siswa untuk belajar. Tak jarang lantaran lokasi yang terpencil ini, para siswa bahkan harus berjalan kaki hingga sejauh 3 kilometer untuk sampai ke sekolah. Meski berada di sisi utara dengan beragam kondisi daerah, namun para siswa di sana tetap mengutamakan pendidikan. Selama ini, para siswa juga sangat sopan dan menghargai para guru.
“Hal itu lah yang membuat saya sangat nyaman dan merasa memiliki. Saya seperti punya semangat dari hati untuk memberikan edukasi kepada anak-anak di SD Negeri Gunung Gambar,” papar dia.
“Banyak kejadian yang sering saya alami saat nglajo ini, mulai dari ban bocor ataupun kecelakaan. Belum lagi kalau musim penghujan,” paparnya.
Sarmidi mengaku bahwa dirinya saat musim penghujan sering terpaksa tidur di sekolah. Sebab jika nekat pulang ke Kulon Progo, tentu sangat membahayakan dirinya saat menempuh perjalanan.
“Ya istri syukurnya mendukung dengan yang saya lakukan ini,” ucapnya.