Connect with us

Politik

Sebut Kekeringan Bukan Masalah, Bambang Wisnu: Belum Pernah Ada Berita Kematian Karena Kekurangan Air

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Debat publik putaran pertama yang diselenggarakan oleh KPU sudah terlaksana. Pada tahapan ini, para calon bupati menyampaikan visi misi dan pandangan sesuai dengan tema yang diangkat yaitu Mengatasi Kemiskinan Menuju Kesejahteraan Sosial, Ekonomi, dan Kemandirian Desa. Namun saat ini, ada topik yang menjadi perbincangan banyak kalangan di media sosial. Yaitu berkaitan dengan statemen calon Bupati nomor urut 3 mengenai pandangannya tentang permasalahan air di Gunungkidul.

Dalam debat semalam, Calon Bupati Gunungkidul dari nomor urut 3, Bambang Wisnu Handoyo mendapatkan pertanyaan mengenai permasalahan air dan cara pemecahannya dari calon Bupati nomor urut 4, Sunaryanta. Pertanyaan permasalahan air di Gunungkidul yang terjadi selama ini ia jawab dengan bahwasanya air di Gunungkidul bukanlah sebuah masalah. Sebab, kesulitan air semacam ini telah terjadi sejak puluhan tahun.

“Kalau puluhan tahun menjadi masalah tentunya bukan masalah. Ketangguhan masyarakat terhadap air perlu mendapat perhatian. Belum pernah ada berita tentang kematian di Gunungkidul karena kekurangan air. Artinya apa, air bukan masalah dalam konteks pengadaanya,” ucap Bambang Wisnu Handoyo dengan santai.

“Pola perilaku kita yang harus mendapatkan perhatian. Bagaimana komunitas mencintai air, teknologi sekarang banyak misalnya pemanfaatkan bronjong air seperti di Jepang,” sambung dia.

Pernyataan Bambang dalam debat publik ini menjadi ramai diperbincangkan oleh khalayak umum. Terlebih di media sosial di mana ada banyak kalanhan yang kurang sepaham dengan apa yang disampaikan. Sebagaimana diketahui, permasalahan kekeringan terus menghantui ratusan ribu warga masyarakat manakala musim kemarau tiba. Mereka harus menjual ternak untuk membeli air dari swasta atau bahkan mengais air dari sumber-sumber yang masih ada sisa airnya.

“Kalau menurut saya air menjadi permasalahan setiap tahun yang terus terjadi di Gunungkidul, kalau bukan masalah kenapa pemerintah selalu menganggarkan dana untuk droping air. Kita lihat langsung saja ke masyarakat pinggiran, bahkan mereka harus menjual ternak atau hasil panen mereka untuk membeli air bersih. Di lapangan, paling tidak masyarakat membeli air itu 7 sampai 10 kali,” terang salah seorang warga Gunungkidul, Sulis.

“Untuk pemecahanya masyarakat dan komunitas sekarang ini sedang mencari sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan,” imbuhnya.

Dalam debat pertama ini KPU mengangkat tema Mengatasi Kemiskinan Menuju Kesejahteraan Sosial Ekonomi dan Kemandirian Desa. Masing-masing calon bupati menyampaikan pandangannya. Hampir seluruhnya sama menaruh perhatian dalam perkembangan daerah di sektor pertanian, pariwisata, kesehatan dan lain-lainnya.

Berita Lainnya  Partisipasi Pilkada Gunungkidul Turun, Ratusan Ribu Warga Tak Gunakan Hak Pilih

Calon Bupati nomor urut 1, Sutrisna Wibawa, yang dengan gelar Profesornya diprediksikan banyak orang akan menguasai panggung debat justru terlihat kurang menguasai materi. Sering kali ia membaca teks untuk menjawab ataupun menyampaikan gagasannya. Hal itu pun tak luput dari perbincangan masyarakat di media sosial.

Sutrisna sendiri, mengusung visi misi Gunungkidul tanggap, kreatif dan sehat. Dari sini menurutnya, masyarakat harus tanggap dengan perkembangan zaman dan persoalan yang ada. Kreatif bekerjasama dengan pemerintah dalam mengolah potensi yang ada untuk mengembangkan kesejahteraan.

“Ada kesinambungan antara tanggap kreatif dan sehat. Kita juga nantinya akan berupaya untuk dapat bisa memberikan program BPJS Kesehatan kepada seluruh masyarakat, sehingga masyarakat memiliki jaminan kesehatan,” jelasnya.

Calon Bupati Gunungkidul nomor urut 2, Immawan Wahyudi pun nampak menguasai debat yang diselenggarakan KPU. Wajar saja, pengalamannya sebagai Wakil Bupati selama 2 periode membuat Immawan banyak mengantongi data yang ada sebagai bekal debat. Seperti misalnya saat ia melontarkan pertanyaan kepada Sutrisno yang notabene mantan rektor UNY dan memiliki kemampuan akademisi.

Berita Lainnya  Partai Golkar Dinilai Terlalu Lembek, Tina Pilih Hengkang ke Partai Berkarya

Immawan menanyakan berkaitan dengan kebijakan diskresi anggaran dalam konteks anggaran apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah, mengingat keterbatasan anggaran yang begitu rupa. Kemudian, Sutrisno menjawab tentu bupati dan DPRD harus membicarakan kebijakan yang terkait anggaran prioritas. Ia paham dengan kemampuan APBD Gunungkidul yang terbatas untuk itu kebijakan yang diambil adalah menggeser dana pembangunan.

Kemudian dana tersebut dicarikan peluang investasi. Misalnya untuk prioritas penanganan covid, penangannya tidak hanya kesehatan saja namun juga berkaitan dengan keterpurukan ekonomi. Menurut Sutrisna, itu merupakan peran bupati dalam melakukan diskresi anggaran.

Dalam kesempatan tersebut ia mengatakan perlu adanya peningkatan skill masyarakat untuk pembangunan daerah. Pemerintah dan masyarakat harus bersinergi.

Berita Lainnya  Sambutan Immawan di Acara Kunjungan Sandiaga Uno ke Gunungkidul

“Skill masyarakat harus ditingkatkan untuk dapat mengolah dan memanfaatkan potensi yang ada,” jelas Immawan.

Calon nomor urut 3, Bambang Wisnu Handoyo mengatakan bahwa visi adalah sesuatu hal yang tematik. Pihaknya akan menjadikan Gunungkidul, tangguh, berdaya dan sejahtera dilandasi landasan yang menjadi hak masyarakat berupa jaminan kesehatan dan jaminan pendidikan.

“Mengacu pada Undang-Undang 6 tentang desa dan Undang-undang 13 tentang keistimewaan. Konsentrasinya di kemandirian desa, artinya desa yang mandiri yang nantinya akan tangguh berdaya dan sejahtera,” kata dia.

Kemudian, Sunaryanta nomor urut 4 menaruh perhatian pada ketimpangan di tingkat daerah. Ia memiliki program untuk menggeliatkan dan menumbuhkan UMKM, BUMD, menggerakan pariwisata, pertanian dan perikanan. Disisi lain, ia juga akan mendorong investor masuk ke Gunungkidul.

“Kita tidak boleh bergantung dengan APBD Kabupaten atau anggaran lain dari pemerintah pusat. Harus ada upaya mandiri untuk memajukan daerah,” ujarnya.

 

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

bisnis2 hari yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis2 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis2 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Pariwisata2 bulan yang lalu

Kementerian BUMN dan Sejumlah Perusahaannya Bagikan Bantuan TJSL ke Warga DIY

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– Kementerian BUMN bersama perusahaan yang berada di bawah naungan BUMN, salah satunya PT Kereta Api Indonesia (Persero)...

Pariwisata3 bulan yang lalu

Okupansi Hotel di Gunungkidul Hampir 100 Persen 

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4Wonosari,(pidjar.com)– Momen libur natal dan tahun baru 2025 menjadi hal positif bagi Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) okupansi hotel sangat...

Berita Terpopuler