fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Sekolah Membaca Cuaca Untuk Nelayan di Pelabuhan Ikan Terbesar di DIY

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengadakan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) di Pelabuhan Sadeng, Kapanewon Girisubo. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman nelayan dalam melakukan aktifitas melaut di musim-musim tertentu.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas mengatakan, dilaksanakannya SLCM ini untuk meningkatkan keterampilan para nelayan dalam mengakses, membaca, menindaklanjuti dan mendiseminasikan informasi cuaca maritim. Hal itu guna mengantisipasi dampak buruk akibat fenomena cuaca ekstrem dalam kegiatan perikanan. Dan tentunya juga, menjaga keselamatan para nelayan sendiri.

“Kegiatan ini juga untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan nelayan terkait dengan cuaca yang ada,” kata Reni Kraningtyas, Rabu (22/09/2021)

Kegiaatan SLCN merupakan suatu kegiatan interaktif menggunakan metode belajar sambil praktek (learning by doing). Pelaksanaan SLCN Operasional sengaja dipilih di Pantai Sadeng, Kapanewon Girisubo yang merupakan pelabuhan ikan paling besar di DIY dengan aktifitas nelayan sangat padat.

Selain itu pantai selatan dikenal dengan potensi gelombang lautnya yang tinggi. Itu sebabnya pengetahuan iklim diperlukan para nelayan demi keamanan mereka saat beraktifitas melaut menjadi sangat diperlukan.

Berita Lainnya  Peringati Ulang Tahun ke-82, Yayasan Sinar Mas, JNE dan Benihbaik.com Salurkan 10 Ribu Al Quran di Gunungkidul

“Sekolah iklim untuk nelayan ini merupakan yang pertama kali dilakukan di Gunungkidul. Harapannya para nelayan semakin memiliki pengetahuan secara modern,” ucap dia.

Sekolah iklim ini juga akan menyasar untuk para petani juga diberikan edukasi mengenai iklim dan cuaca yang tepat untuk melakukan masa tanam. Sehingga kemudian dengan pemahaman ini, kerugian petani akibat salah strategi memulai masa tanam bisa diminimalisir.

Sementara itu ketua Nelayan Sadeng, Agung mengungkapkan selama ini nelayan di Gunungkidul untuk perhitungan melaut mengandalkan perhitungan Jawa. Di samping itu mereka juga dibantu menggunakan beberapa aplikasi di smartphone untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk melaut.

Pihaknya sangat berterimakasih atas kegiatan yang dilakukan oleh BMKG tersebut. Dengan demikian para nelayan Gunungkidul semakin memiliki pengetahuan yang luas.

“Ada aplikasi khusus biasanya yang kami gunakan sebagai acuan melaut. Untuk mengetahui bagaimana cuaca seminggu ke depan termasuk dengan kecepatan angin,” paparnya.

Saat ini nelayan di Gunungkidul yang menggunakan kapal sedang panen ikan tuna dan cakalan. Kemudian mereka yang menggunakan perahu jukung memanen ikan campuran dan juga gurita.

Berita Lainnya  Dirasa Memberatkan, Dewan dan Asosiasi Pedagang Tolak Kenaikan Retribusi Pasar

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler