Politik
Sempat Diwarnai Aksi Demo, Calon-calon Kades Bunder Akhirnya Ditetapkan
Patuk,(pidjar.com)–Beberapa waktu terakhir, prosesi pemilihan kepala desa (Pilkades) Bunder mendapatkan perhatian dari masyarakat. Proses pendaftaran dan penetapan calon Kades Bunder yang berhak untuk ambil bagian dalam prosesi pencoblosan Pilkades Bunder berlangsung panas dan penuh intrik. Hal ini terjadi usai pencoretan salah satu bakal calon Kepala Desa yang dianggap bobot nilai terbawah dalam proses seleksi administrasi yang harus dilakukan lantaran banyaknya calon yang mendaftar.
Setelah sempat terjadi hingga aksi demonstrasi warga yang memprotes pencoretan Ngadiyat, akhirnya tensi politik di Bunder bisa diturunkan. Pasalnya saat ini, hak Ngadiyat sebagai calon Kades yang dituntut oleh warga akhirnya dikabulkan. Ngadiyat berhak untuk mengikuti proses pencoblosan. Sebelumnya, Ngadiyat yang hanya menduduki peringkat buncit yaitu ke enam, dinyatakan gugur dalam prosesi sebelumnya.
Ngadiyat sendiri sudah dihadirkan dalam tahapan pengambilan nomor undian untuk calon Kepala Desa Bunder periode 2019-2025 pada Senin (14/10/2019) siang tadi. Selain Ngadiyat, calon kades Bunder yang sudah ditetapkan adalah Suwarto, Suharno, Wahyudi, dan Maryadi.
Ketua Panitia Pilkades Bunder, Rusminah mengatakan, pasca adanya nota keberatan yang dikirimkan oleh Ngadiyat, pihaknya kemudian mengadakan uji publik dan penyekoran ulang. Sebelumnya, Ngadiyat memang mendapatkan skor terendah setelah skornya dari pengalaman pernah menjabat sebagai Dukuh Widoro Wetan tak bisa dihitung lantaran tidak ditemukannya dokumen asli SK pengangkatannya. Sesuai dengan aturan yang ada, uji publik dan scoring ulang dilaksanakan pada 7 Oktober 2019 lalu dan diumumkan pada Minggu (13/10/2019) kemarin.
“Hasil skoring ulang yang kita lakukan, Ngadiyat akhirnya lolos dan bakal calon kepala desa lainnya atas nama Ngumar tidak lolos karena hanya mendapat skor 11,00,” ujar Rusminah kepada pidjar.com, Senin (14/10/2019).
Lebih lanjut ia mengatakan, Ngumar terpaksa dicoret dari pencalonan lantaran nilaniya paling rendah. Kendati ia mantan Kesra, namun ia hanya lulusan SMP. Sedangkan Ngadiyat sendiri lulusan SMA.
“Setelah dihitung ulang, bobot pendidikannya kalah dengan Pak Ngadiyat, keduanya sama-sama tidak bisa melampirkan legalisir pengalaman kerja,” imbuh dia.
Terpisah, Calon Kepala Desa Bunder, Ngadiyat mengapresiasi langkah yang dilakukan panitia yang meloloskannya. Ia berharap ke depan pelaksanaan Pilkades Bunder bisa berjalan lancara tanpa adanya permasalahan suatu apapun.
“Siapapun yang menjadi kepala desa nantinya bisa memimpin dengan baik,” tandasnya.
-
Politik3 minggu yang lalu
Suara Jeblok, PDIP Akui Kalah Rekruitmen dan Salah Tunjuk Ketua Bapilu
-
Politik4 minggu yang lalu
Hampir Separuh Incumbent Tumbang, Termasuk Ketua DPRD
-
Politik3 minggu yang lalu
21 Caleg Baru Akan Duduki Kursi DPRD Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Beda Hitungan, Jamaah Aolia Gunungkidul Mulai Sholat Tarawih Malam Ini
-
Pendidikan3 minggu yang lalu
Capaian Prestasi SMA Mubammadiyah Al Mujahidin di Olympicad Nasional
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Gunungkidul Dilanda Hujan dan Angin Kencang, Sejumlah Titik Porak Poranda
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Peternak Telur Gelar Rembuk Nasional Demi Menyongsong Panen Jagung 1,9 Ton
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Waspada, 2 Bulan Terakhir Kasus DBD di Gunungkidul Tembus 280 Penderita, 2 Meninggal Dunia
-
Pariwisata6 hari yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Sosial4 minggu yang lalu
Perduli Layanan Masyarakat, Pengusaha Ini Salurkan 6 Unit Ambulans Untuk Warga Gunungkidul
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Targetkan 25 Medali Emas, Pemerintah Janjikan Bonus Untuk Kontingen Popda Gunungkidul
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mega Proyek Pembangunan Gedung DPRD Gunungkidul Dilanjutkan Tahun Ini