Connect with us

Pemerintahan

Serangan Kera ke Areal Pertanian Warga Terus Terjadi, Dinas Masih Bingung Tentukan Langkah Antisipasi

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Masalah serangan kera yang selama ini menghantui para petani di Desa Tepus, Kecamatan Tepus nampaknya masih harus dialami oleh para petani. Pasalnya, pemerintah masih kesulitan dalam menemukan formula yang tepat dalam mengantisipasi hama tersebut. Penanganan hama kera ekor panjang sendiri saat ini menjadi wewenang dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY.

Kepala BKSDA DIY, Junita Parjanti, pihaknya saat ini tengah melakukan pendataan terkait area-area mana saja yang terdampak oleh serangan kera. Pendataan ini nantinya juga akan berguna dalam memetakan area-area mana saja yang menjadi habitat kera-kera liar.

“Dari data-data yang masuk tersebut nantinya akan dikoordinasikan dengan instansi lainnya guna dirumuskan formulasi yang tepat untuk menanggulangi serangan kera ke lahan pertanian penduduk. Saat ini kami akui masih belum ada formulasi yang tepat dari kami,” urai Junita, Kamis (17/05/2018) siang.

Berita Lainnya  Anggaran Dropping Air Dikurangi Hingga Hanya 400 Tangki, Diperkirakan Cuma Cukup 1 Bulan

Ia memaparkan, berdasarkan data awal yang ia terima, pihaknya merekomendasikan dua alternatif antisipasi. Yang pertama adalah antisipasi jangka pendek yaitu dengan memasang jaring di sekitar area persawahan. Hal ini dilakukan untuk mencegah kera bisa masuk ke areal pertanian dan merusak tanaman.

“Bisa juga dengan gertakan senapan. Artinya hanya untuk menakut-nakuti saja, jangan sampai dibunuh,” bebernya.

Sementara untuk solusi jangka panjang adalah melakukan penanaman tanaman buah-buahan di area habitat kera-kera liar tersebut. Besar kemungkinan kera-kera liar itu turun gunung ke lahan pertanian warga lantaran sumber makanan di habitat mereka telah rusak. Kera-kera yang kelaparan itu akhirnya mencari sumber makanan lain termasuk dalam hal ini masuk ke areal pertanian warga.

Berita Lainnya  Hingga Pertengahan Tahun, PAD Pariwisata Telah Tembus 10 Miliar

“Masyarakat perlu sadar dan paham jika kera juga merupakan bagian dari pembentuk keseimbangan rantai makanan di alam. Sehingga perlu adanya rasa menjaga dan toleransi sesame makhluk hidup,” urai dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengaku hingga hari ini belum ada laporan mengenai serangan kera ekor panjang ke lahan pertanian Desa Tepus. Meski demikian, Bambang mengaku telah berusaha melakukan antisipasi sejak lama. Pihaknya telah menerjunkan tim ke sejumlah wilayah yang dilaporkan mendapatkan serangan hama kera ekor panjang. Pihaknya juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak termasuk petani, peneliti, pemerintah desa serta kecamatan guna membahas solusi yang memungkinkan untuk menghindarkan lahan petani dari serangan kera.

Berita Lainnya  Pelonggaran Diberikan, Geliat Perekonomian di Pasar Tradisional Mulai Berdenyut

“Sebenarnya serangan kera ini bukan tupoksi kami, namun lantaran ini menyangkut nasib para petani, maka kami tetap mengambil langkah antisipasi sesuai dengan kewenangan kami,” kata Bambang.

Seperti halnya Junita, Bambang menyebut penanganan kera ini cukup kompleks dan sulit. Pihaknya kebingungan nantinya kera-kera ini akan diapakan mengingat hewan ini termasuk yang dilindungi.

Pihak Dinas Pertanian dan Pangan sendiri telah menanam tanaman talok, jambu biji, duwet, pisang serta lainnya yang menjadi makanan kera. Namun penanaman ini tentunya tak bisa secara instant mengatasi masalah mengingat masa tumbuh hingga berbuah memakan waktu dari 3 tahun hingga 5 tahun.

"Sudah coba menanggulangi dan saya cek kerugian yang kemungkinan dialami petani, tapi hanya sedikit itu terlihat dari bekas serangan mereka [monyet]," ujarnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

bisnis2 bulan yang lalu

Tegaskan Komitmen di Hari Bumi, KAI Bandara Wujudkan Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April, PT Railink sebagai operator KAI...

Pariwisata3 bulan yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis3 bulan yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis5 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

Berita Terpopuler