Peristiwa
Serangan Ribuan Kera Ekor Panjang Kembali Teror Tepus dan Semin, Para Petani Terancam Gagal Panen






Tepus,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Serangan kera ekor panjang kembali meresahkan warga di sejumlah wilayah Gunungkidul. Pasalnya, kawanan kera ini menyerang lahan pertanian milik warga dan merusak maupun memakan tanaman yang ada di ladang. Untuk mengantisipasi serangan kera ekor panjang semakin meluas, warga terpaksa berjaga-jaga di ladang untuk mengusir kera-kera tersebut0. Dikhawatirkan jika kondisi ini terus terjadi, para petani bakal merugi lantaran tanaman mereka rusak dijarah kera.
Dukuh Sureng, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Sukat mengatakan, serangan kera di wilayahnya terjadi sejak beberapa waktu lalu. Kawanan kera ekor panjang terus menyerang ladang pertanian milik warga. Tanaman yang ada layaknya singkong dan kacang tanah menjadi sasaran utama kawanan hewan liar ini.
Sukat menambahkan, serangan kera yang terjadi kali ini memang cukup dahsyat. Dalam sekejap saja satu gerombolan hewan ini masuk ke ladang, mereka langsung melahap habis singkong dan kacang tanah untuk dimakan. Serangan yang terjadi sendiri biasanya terjadi pada siang hari. Mengantisipasi hal ini, secara bergilir para petani berjaga di ladang setiap siang. Mereka melempari kera tersebut dengan batu ketika ada yang berusaha mendekat ke lahan pertanian milik warga.
“Kalau dulu jika lihat orang saja takut. Tapi sekarang kera-kera itu justru menampakkan diri dan tidak ada takutnya. Kadang kalau diusir saja malah tetep saja di tempat yang sama,” terang Sukat, Selasa (07/05/2019).
Kekhawatiran para petani pun semakin menjadi. Pasalnya hingga saat ini hampir setiap hari terus dihantui dengan serangan kera ekor panjang. Pihaknya khawatir akan mengalami gagal panen apabila serangan ini terus menerus terjadi. Bahkan ia memaparkan, hampir setiap tahun, selalu ada saja petani yang tak bisa panen karena tanaman mereka habis diserang kawanan kera.







“Dua tahun lalu saya sendiri yang tidak bisa panen. Dari pengalaman itu saya gantian dengan keluarga berjaga setiap harinya, mungkin karena makanan mereka di habitat sudah habis ya kemudian keluar dan menyerang lahan yang ada,” tambahnya.
Selain di kawasan Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus dan daerah selatan lainnya, serangan kera terjadi di Desa Karangsari, Kecamatan Semin. Lahan petani sebagian luluh lantak akibat serangan ribuan kera ekor panjang. Para petani pun hanya mampu melakukan langkah antisipasi dan meratapi kondisi yang ada.
Kepala Desa Karangsari, Saryana mengatakan beberapa waktu ini memang serangan kera ekor panjang semakin menjadi-jadi. Dari lahan pertanian di desa Karangsari yang berada di daerah timur hingga barat diserang oleh hewan ini. Disampaikan Saryana, meski serangan semakin gencar, tak ada langkah yang bisa dilakukan. Para petani yang berusaha mengusir kawanan kera yang hendak menyerang areal pertanian seringkali gagal dan kecolongan lantaran memang sangat sering terjadi. Jika akan melakukan langkah lain, Saryana mengaku jika takut justru menyalahi aturan yang ada.
“Kalau mau ditangkap atau melakukan tindakan lain juga ndak bisa. Wong kera ekor panjang merupakan salah satu hewan yang dilindungi undang-undang. Masyarakat hanya bisa berkeluh kesah, kami upayakan melapor ke dinas terkait atas kondisi ini. Takutnya memang kalau petani kami justru gagal panen,” kata Suryana.
Menurutnya serangan ini memang sering terjadi mengingat letak geografis wilayahnya yang berada di pegunungan. Belum lagi masih banyak hutan-hutan yang menjadi habitat kera ekor panjang. Terlebih bedasarkan pengamatan yang ada, populasi hewan ini setiap saat justru terus bertambah semakin banyak. Sehingga saat menyerang satu lahan saja, gerombolan yang ada bisa sampai ribuan.
“Kalau untuk kerugian dan luas lahan yang diserang belum ada. Tapi yang jelas seluruh padukuhan di desa kami menjadi sasaran serangan kera ekor panjang,” tambahnya.
Sementara itu Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta mengambil langkah antisipasi satwa dilindungi yang kerap meresahkan petani dan masyarakat umum. Saat ini BKSDA Yogyakarta sedang mengupayakan penanaman tumbuhan buah untuk mencegah serangan monyet di ladang warga.
Kepala Balai Konsevasi Sumber Daya Alam DIY, Junita Parjanti mengatakan jika di wilayah Gunungkidul sering kali terjadi serangan monyet ekor panjang. Laporan demi laporan telah diterima dan dikaji dan menjadi perhatian pihaknya. Untuk itu, penelitian dengan pihak-pihak terkait dilakukan untuk mengkaji pemecahan masalah tersebut.
“Salah satu langkah dari BKSDA adalah dengan penanaman buah di hutan-hutan tempat di mana habitat monyet ekor panjang itu, sehingga persediaan makanan mereka selalu ada dan tidak keluar menyerang lahan pertanian,” ujar Junita Parjanti.
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh jajarannya, habitat kera ekor panjang sendiri hampir menyeluruh di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Mengingat letak geografis Gunungkidul di mana hutan masih cukup banyak tersebar di seluruh kecamatan. Pengkajian terkait satwa yang dilindungi juga tengah dilakukan, sejumlah peneliti diterjukan untuk mengidetifikasi satwa tersebut.