Sosial
Sering Hujan saat Kemarau, Petani Tembakau Ketar-Ketir


Ngawen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Beberapa hari belakangan ini cuaca di Gunungkidul agak mendung, bahkan tak jarang hujan dengan intensitas ringan mengguyur hampir di wilayah kapanewon. Bagi sebagian warga, hujan yang turun menjadi berkah tersendiri khususnya bagi warga yang berada di daerah rawan kekeringan. Namun, bagi petani tembakau justru berdampak buruk terhadap tanaman mereka.
Seperti yang diungkapkan oleh, salah seorang petani di Kalurahan Watusigar, Kapanewon Ngawen. Hujan yang terjadi 2 hari lalu mengakibatkan tanaman tembakau di ladang partanian mengalami kerusakan kualitas. Pasalnya daun yang sudah mulai tua kemudian terkena air hujan justru berubah.
“Kalau istilah di kami daun yang sudah tua kemudian terkena hujan justru jadi muda lagi warna dan beratnya berubah,” kata Taufik, kamis (13/08/2020).
Menurut dia, daun tembakau yang terkena air hujan justru bobotnya berkurang sehingga kualitasnya pun juga tidak maksimal. Para petani di wilayah Semin dan Ngawen banyak yang ketar ketir dengan kondisi cuaca yang sekarang ini terjadi.
“Pengaruh ke kualitas dan harga pastinya. Awalnya ya seneng wong bagus hasilnya, tau-tau ada hujan jadi semuanya berubah,” jelas dia.
Padahal di Semin dan Ngawen sendiri ada puluhan hektare lahan yang ditanami tembakau. Dengan begitu, para petani terancam merugi akibat cuaca yang tidak menentu. Untuk mengantisipasi besarnya kerugian, para petani yang tergabung dalam kelompok tembakau Cikal Watusigar kemudian memilih untuk menjual borongan.
“Harganya sekitar Rp 75 sampai Rp 80 ribu per kilogramnya,” tambahnya.
Sementara itu, Prakirawan Stasiun Klimatologi Sleman, Indah retno mengatakan, hujan dengan intensitas ringan memang terjadi di hampir seluruh wilayah DIY beberapa hari belakangan. Bedasarkan analisis dari BMKG hal itu dikarenakan adanya gangguan cuaca akibat konvergensi atau belokan dan pelambayam lecepatan angin di wikayah Jawa.
“Adanya gangguan ini mengakibatkan hujan di sebagian wilayah DIY. Ini hanya berlangsung beberapa hari, seperti perkiraan sebelumnya bulan Agustus-September Gunungkidul memasuki puncak kemarau,” ujar dia.
-
Sosial6 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event1 minggu yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik1 minggu yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya1 minggu yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan4 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya
-
Uncategorized2 jam yang lalu
Komitmen Dukung Kopi Lokal, KAI Daop 6 Yogyakarta Bagikan 750 Gelas Kopi Gratis ke Penumpang