Sosial
Siapkan 2 Hektar Lahan dan Dana Miliaran Untuk Pengolahan, PT WMU Jamin Peternakan Ayam Raksasa Bebas Limbah






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Polemik terkait pendirian perusahaan ternak ayam raksasa milik PT Widodo Makmur Unggas di Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu seakan taka da habisnya. Sejumlah versi bermunculan dengan masing-masing argumennya. Setelah beberapa waktu silam diserang perihal perizinan serta potensi pencemaran yang terjadi ketika peternakan dengan nilai investasi yang diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah beroperasi, membuat pihak manajemen PT WMU gerah. Mereka menyebut bahwa tudingan-tudingan yang selama ini menyudutkan pihaknya adalah salah.
Kuasa juru bicara PT WMU, Agung Nugroho mengungkapkan, perusahaan selama ini telah berusaha sekuat tenaga untuk mematuhi regulasi di Gunungkidul. Berkaitan dengan perizinan, PT WMU telah berusaha melakukan pengurusan sejak awal Desember 2017 silam. Segala macam prosedur telah berusaha ditempuh mengikuti jalur serta regulasi yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Ia mengakui bahwa untuk Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) baru memasuki tahap akhir di Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Selain mengurus perizinan dai pemerintah, pihak perusahaan juga malakukan pendekatan dengan warga. Sejumlah persyaratan telah dipenuhi sehingga akhirnya restu warga didapat. Termasuk diantaranya adalah memberikan bantuan kegiatan masyarakat, infrastruktur termasuk jalan hingga Masjid megah maupun yang lainnya. Pihak perusahaan bersama warga juga telah sepakat untuk membuka seluasnya tenaga kerja yang terserap kepada warga setempat.
“Jadi salah kalau ada yang bilang kami tak berizin. Kami tengah proses mengurus perizinan,” terang Agung, Senin (17/09/2018) sore.
Untuk lokasi yang dipilih sendiri ditegaskan Agung bukan termasuk kawasan Karst yang dilindungi. Pihaknya telah melihat zonasi kewilayahan yang dibuat pemerintah sehingga kemudian memastikan bahwa kawasan yang akan dibangun peternakan tersebut adalah kawasan yang terbuka untuk investasi.







“Kita ini perusahaan besar, tidak mungkin asal beli lahan,” bebernya.
Sementara terkait dengan keluhan limbah, Agung menjamin bahwa peternakan PT WMU tidak akan menghasilkan limbah. Pasalnya, perusahaan telah menginvestasikan dana hingga mencapai miliaran rupiah hanya untuk pengolahan limbah. Semisal limbah kerak telur, pihaknya telah mempersiapkan tempat penampungan serta tempat pengolahan cangkang telur tersebut. Paling lambat dalam tempo 2 hari, limbah cangkang akan diambil oleh truk-truk dan kemudian diolah menjadi pakan ternak. Pun demikian dengan pengolahan limbah lainnya yang telah dipersiapkan peralatan canggih dan dikelola oleh tim khusus. Hanya untuk lokasi pengolahan limbah saja, pihaknya mempersiapkan lahan seluas lebih dari 2 hektar.
“AMDAL kami hanya nol koma sekian, jauh di bawah ambang batas yang mencapai satu koma sekian. Jadi masih aman. Ini memang komitmen kami untuk membuat peternakan yang bersih dan tidak berlimbah,” kata dia.
Agung sendiri mengajak kepada seluruh pihak untuk bisa membuka mata terhadap kepentingan besar yang nantinya bisa didapat baik oleh masyarakat maupun pemerintah jika perusahaan telah beroperasi. Sekitar 5000 lapangan pekerjaan telah dipersiapkan untuk warga Gunungkidul di peternakan tersebut. Dampak dari ribuan tenaga kerja tersebut tentunya sangat besar, dan berimbas pada berputarnya roda perekonomian secara luas.
Para karyawan tersebut nantinya akan mengurusi jutaan telur per minggu dan tentunya mendapatkan gaji yang cukup besar. Pun demikian dari pajak yang didapat pemerintah yang ia pastikan akan sangat besar lantaran perusahaan ini ke depannya akan dijadikan sebagai peternakan ayam terbesar se-Asia Tenggara.
“Sejauh ini warga sangat mendukung. Termasuk saat perusahaan melakukan uji coba operasional, tidak ada keluhan dari warga sekitar. Jadi kita heran kalau ada yang ngomong mengeluhkan bau, lha wong warga saja tidak ada apa-apa kok,” lanjut dia.

Bagian dalam peternakan ayam raksasa milik PT Widodo Makmur Unggas
Peternakan Ayam Raksasa Dapat Dukungan Dari Warga Pacarejo
Sementara itu, keberadaan peternakan PT WMU sendiri juga mendapatkan dukungan dari warga Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu. Besarnya lapangan pekerjaan yang dijanjikan membuat warga merestui pembangunan peternakan tersebut.
Kepala Desa Pacarejo, Suhadi menyebut bahwa pada awalnya, pihak masyarakat sempat memberikan penolakan. Warga bahkan sempat memblokade jalur truk-truk pengangkut material ke lokasi proyek. Namun kemudian setelah terjadi pembicaraan antara pihak PT dengan warga, warga lalu melunak dan memberikan izin. Kepada warga, pihak perusahaan menjanjikan 90 % tenaga kerja nantinya akan diberikan kepada warga sekitar.
Selain itu, 4 padukuhan yakni Cempluk, Kuwangen Lor, Kuwangen Kidul dan Tonggor setiap bulannya mendapat dana CSR sebesar 1,5 juta.
“Segala macam kerusakan infrastruktur di sepanjang jalan perempatan pasar Legi hingga ke wilayah Tonggor ditanggung oleh pihak PT, karena mayoritas kendaraan berat dan besar dari sanalah yang berlalu lalang. Segala macam peringatan hari besar, dari PT pun juga ikut berpartisipasi berupa yang uang stimulant,” urainya.
Untuk pembebasan lahan, menurut Suhadi hingga saat ini memang tidak ada permasalahan. Pihak PT telah membeli lahan kepada warga pemilik sebelumnya dengan harga yang pantas. Ia meminta ke depan polemik semacam ini bisa segera diselesaikan. Termasuk diantaranya pertemuan antara pelaku wisata, pihak PT, pemerintah desa, maupun pemerintah kabupaten hingga pemerhati geopark.
“Beberapa aspek kan juga perlu diperhatikan. Ijin itu perlu dan penting,” terang dia.
Tokoh pemuda setempat, Ginowo, menambahkan, mayoritas warganya mendukung adanya peternakan tersebut. Beberapa keinginan masyarakat pun terpenuhi dengan sudah direkrutnya warga untuk bekerja di PT itu. Baik pekerja proyek maupun pekerja di dalam. Meski belum beroperasi, namun dampaknya sudah dapat dirasakan yakni perekonomian warga meningkat.
“Banyak warung dan penghasilan warga meningkat. Semula murni petani tapi sekarang juga nyambi pekerja proyek. Jalan sini juga sudah mulus,” kata dia.
-
Olahraga1 minggu yang lalu
Mengenal Demon Pratama, Pemuda Gunungkidul yang Masuk Timnas Bola Pantai Indonesia
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Bupati Copoti Reklame Tak Berizin yang Bertebaran di Gunungkidul
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Sejumlah Siswa SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Gunungkidul Lolos SNBP
-
Hukum3 minggu yang lalu
TNI dan Satgas PKH: Garda Terdepan dalam Penegakan Hukum Perkebunan Sawit Ilegal
-
Sosial4 minggu yang lalu
Purna Tugas, Mantan Bupati Sunaryanta Pulang dengan Berlari 8 Km
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Bupati Endah Soroti Banyaknya Kasus Perselingkuhan yang Melibatkan ASN
-
Hukum3 minggu yang lalu
Terlibat Kasus Pemyimpangan TKD Sampang, Dirut Perusahaan Tambang Resmi Ditahan
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
MBG di Gunungkidul Tetap Berjalan Selama Ramadhan, Berikut Menu yang Akan Dibagikan
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Seorang Penambang Batu Meninggal Usai Tertimpa Runtuhan Batu Besar
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Tren Takbir Keliling Gunakan Sound System, Ini Strategi Pemkab, FKUB dan Polisi
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Tebing di Tanjakan Clongop Longsor, Akses Jalan Ditutul Total
-
film3 minggu yang lalu
Film horor “Singsot: Siulan Kematian”, Bawa Petaka saat Magrib