Pemerintahan
Stok Pupuk Bersubsidi Masih Sangat Melimpah, Petani Tak Perlu Khawatir






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Stok pupuk bagi petani di Gunungkidul masih sangat melimpah. Hingga menjelang pertengahan tahun ini, kuota pupuk yang tersedia bahkan masih belum banyak terserap oleh para petani.
Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Gunungkidul, Rahardjo Yuwono, hingga bulan Mei ini, untuk pupuk Urea, dari kuota 11.930 ton yang tersedia, baru tertebus sekitar 5%. Sementara untuk pupuk jenis NPK, dari kuota sebanyak 5765 ton, baru terserap sekitar 30%. Hal ini membuat para petani di Gunungkidul tak perlu khawatir terhadap ketersediaan pupuk karena memang masih sangat melimpah.
“Sama sekali tidak bermasalah, baik ketersediaan maupun distribusi di lapangan,” papar Raharjo, Kamis (17/05/2018).
Stok yang ada ini diperkirakan akan banyak terserap pada bulan Oktober 2018 mendatang. Pasalnya saat itu sudah mulai masuk musim penghujan dan musim tanam perdana. Ia menghimbau kepada para petani agar nantinya bisa sejak awal melakukan penebusan pupuk agar nantinya distribusi pupuk bisa berjalan sempurna. Bulan September para petani diminta mulai melakukan penebusan.
“Jadi jangan semua berbarengan menebus pupuk pada bulan Oktober, nanti bisa membuat pelayanan di gudang kesulitan,” imbuhnya.







Di Gunungkidul sendiri, meski berdasarkan pantauan dari BMKG hujan masih akan mengguyur dengan intensitas berbeda-beda, akan tetapi sebagian besar petani sudah tidak melakukan masa tanam. Di Kecamatan Playen yang telah dilakukan monitoring secara langsung, panen petani palawija sudah hampir habis sementara untuk padi masih ada 9000 standing crop yang menjelang masa panen.
“Kita akan terus melakukan monitoring ke daerah-daerah lain,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Bleberan, Kecamatan Playen Sumari Citro Wibowo mengatakan, selama ini pasokan pupuk bersubsidi di sejumlah kelompok tani tidak mengalami kendala. Hanya saja ia mengatakan bahwa untuk pupuk jenis NPK, jatah para petani kelompoknya sedikit dikurangi.
“Untuk pendistribusiannya sama sekali tidak masalah,” bebernya.
Di bagian lain, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Bambang Wisnubroto mengatakan bahwa belum lama ini, pihaknya mendapat laporan mengenai adanya Bakteri Xantomonas Orise. Bakteri ini menyerang daun tanaman padi sehingga mengakibatkan daun menguning dan kering kemudian mati.
“Ada sejumlah desa di wilayah Kecamatan Patuk, sudah dialkukan penyemprotan,” kata Bambang Wisnubroto.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks