fbpx
Connect with us

Politik

Suara Jeblok, PDIP Akui Kalah Rekruitmen dan Salah Tunjuk Ketua Bapilu

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)– Bara mulai berkobar di PDI P Gunungkidul pasca Pemilu 2024. Jebloknya suara PDIP menjadi sebab utama kegaduhan yang terjadi. Sebagaimana diketahui, berdasarkan hasil perhitungan final KPU di tingkat Kecamatan, PDIP Gunungkidul hanya berhasil meraup 8 kursi. Meski masih menjadi pemenang dan menduduki kursi Ketua DPRD Gunungkidul, namun praktis suara ini merosot cukup tajam dibandingkan dengan hasil Pemilu 2019 silam di mana PDIP mampu merengkuh 10 kursi.

Dengan capaian itu, membuat berbagai pihak di internal partai mulai saling menyalahkan. Kesalahan kebijakan strategi pemenangan serta minimnya rekruitmen Caleg berkualitas disebut menjadi penyebab utama penurunan suara yang terus terjadi.

PDI P disebut-sebut terlalu percaya diri dalam menghadapi pesta demokrasi 2024 ini. PDIP Gunungkidul bahkan sempat menargetkan 22 kursi dewan.

Sekretaris DPC PDI Perjuangan Gunungkidul, Suwarto, menyebut bahwa harus diakui bahwa PDIP Gunungkidul telah jauh tertinggal dengan partai-partai lain yang berkembang pesat. Sejak beberapa kali Pemilu Legislatif, bahkan terus terjadi penurunan kursi yang diraih PDIP Gunungkidul. Seperti misalnya pada Pemilu 2014 di mana PDIP masih mampu mendudukan 11 wakilnya di DPRD Gunungkidul. Pada Pemilu selanjutnya, yaitu 2019, PDIP kehilangan 1 kursi setelah hanya mampu mendudukkan 10 orang wakil. Hingga puncaknya pada Pemilu 2024 ini, suara PDIP Gunungkidul terus merosot dan hanya bisa meraih 8 kursi.

Berita Lainnya  Seluruh Anggota Dewan Gunungkidul Ajukan Izin Kampanye Pilkada

Yang menjadi sorotannya, penurunan kursi sendiri memang terjadi untuk Pemilu Legislatif tingkat Kabupaten. Sementara untuk tingkat pusat dan provinsi suara PDIP masih bertahan dengan raihan 2 kursi DPR RI serta 3 kursi DPRD DIY dari Dapil Gunungkidul.

“Tahun ini bahkan ada istilahnya wakil DPD yang dari PDIP akhirnya berhasil lolos ke Senayan sebagai perwakilan DIY,” tutur Warto, Selasa (05/03/2024).

Ia menyebut ada sejumlah faktor yang membuat jebloknya suara PDIP Gunungkidul dalam Pemilu 2024 kali ini. Salah satu yang krusial adalah kegagalan perekrutan Caleg. Perekrutan disebut Warto menjadi hal yang sangat krusial lantaran merekalah yang kemudian bertarung secara riil di lapangan.

Dicontohkannya, saat ini partai-partai seperti PKB, Nasdem dan Gerindra sangat rutin dan sigap dalam menghadirkan kader ataupun caleng baru dan milenial. Hasilnya, suara mereka cukup terdongkrak dengan perekrutan caleg yang berkualitas dan sanggup bertarung di lapangan.

Berita Lainnya  Kartu Program PIP Bergambar Paslon Bupati, Bawaslu Akan Surati Anggota DPR RI

“Pada periode ini, PDI P nyaris tidak ada terobosan dalam rekrutmen caleg,” ucap dia.

Hal lain yang disoroti oleh Warto adalah kesalahan kebijakan seperti penunjukan Agus Murwanto sebagai ketua Bapilu PDI Perjuangan Gunungkidul pada pemilu 2024 ini. Berdasarkan hemat dan pengalamannya berkiprah di politik sejak beberapa tahun lalu, seharusnya keputusan krusial semacam ini seharusnya mencermati beberapa hal. Misalnya kader yang ditunjuk harus memiliki pengalaman, kecerdasan, dan kepintaran. Ketua Bapilu adalah dirigen yang nantinya mengarahkan strategi partai maupun caleg sehingga sinergis dan tepat sasaran.

“Lha ini kalau saya lihat ketua bapilunya sudah ndak cerdas dan ndak pintar juga. Terbukti hasil suaranya (dia) ndak sampai 500 di dapilnya,” sambung dia.

Lebih lanjut Warto mengungkapkan, dalam waktu dekat ini ia sebagai salah satu pengurus DPC PDI Perjuangan Gunungkidul akan mengusulkan rapat evaluasi kinerja Ketua Bapilu yang dianggap paling bertanggung jawab atas penurunan signifikan suara PDIP. Salah satu poin penting yang ia tekankan adalah mendengar pertanggungjawaban dari Ketua Bapilu berkaitan dengan kinerjanya selama proses kampanye serta pendekatan-pendekatan yang dilakukan pada masa Pemilu 2024.

Berita Lainnya  Dua Minggu Jalannya Kampanye Pemilu 2024, Bawaslu Belum Temukan Pelanggaran dan Kampanye Terselubung

Pun demikian dengan pertanggung jawaban dana dan anggaran yang dikeluarkan selama proses Pemilu 2024 mendatang. Dengan demikian semua akan transparan dan mengetahui bagaimana kondisi dan apa yang sebenarnya perlu diperbaiki.

“Rasanya ndak bisa ya kalau hanya ada sanksi pencopotan, berhenti, atau bahkan keluar dari partai. Ini krusial dan harus ada pertanggung jawabannya. Enak sekali kalau sanksinya hanya dicopot saja atau dikeluarkan dari partai,” tandas dia.

Sebagai informasi, berdasarkan hasil penghitungan KPU di tingkat Kecamatan, PDIP Gunungkidul memang hanya meraih 8 kursi di DPRD Gunungkidul. PDIP kehilangan kursi di 2 Dapil yaitu Dapil 1 dan Dapil 2. Di kedua Dapil tersebut, PDIP hanya mampu meloloskan masing-masing 1 wakil di mana sebelumnya ada 2 wakil yang masuk.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler