Sosial
Suharno: Pancasila Sudah Final, Ndak Usah Diganti Dengan Yang Aneh-aneh






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan sejumlah tokoh politik maupun tokoh masyarakat hingga Kepala Desa di Gunungkidul mengikuti sosialisasi berkaitan dengan empat pilar berbangsa dan bernegara. Dengan kegiatan ini, diharapkan masyarakat Gunungkidul nantinya mampu menerapkan perilaku sosial yang sesuai dengan Pancasila.
Pancasila merupakan ideologi bangsa yang sejatinya sejak proklamasi disepakati dan diterapkan oleh seluruh bangsa Indonesia. Ideologi ini disebut sudah sangat mencerminkan pribadi dan keragaman yang ada.
“Salam Pancasila selalu menjadi kata yang terucap dari mulut saya. Tentu tak sembarang, ada makna dan tujuannya sendiri. Di mana masyarakat harus paham betul dan ingat serta mengimplementasikan sila-sila yang ada dalam Pancasila pada kehidupan sehari-hari,” kata Wakil Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gunungkidul, Suharno saat ikut hadir dalam acara yang dihelat di gedung PDHI, Ledoksari, Kepek, Wonosari, Rabu (27/11/2019) kemarin ini.
Bila seseorang mengakui keampuhan Pancasila sebagai ideologi, tentunya kedekatan antar warga jauh lebih terjalin dengan baik. Keberagaman yang ada di daerah nantinya tidak akan menjadi hambatan untuk berbaur, melainkan justru merekatkan dan sebagai pemersatu.
“Ndak perlulah diganti atau diubah yang aneh-aneh, ini saja sudah sangat mencerminkan jati diri kita. Harusnya kita yabg sadar bagaimana mempertahankan dan menjalankan sila yang ada itu di kehidupan sehari-hari,” tambahnya.







Daerah Istimewa Yogyakarta, Gunungkidul khususnya memiliki sebuah cirikhas yang luar biasa. Budaya yang dimiliki terus diupayakan kelestariannya, belum lagi kerukunan yang ada sungguh luar biasa. Gotong royong dan membaur, maupun toleransi antar sesama yang masih sangat kental.
“Di lingkup terkecil saja kita (warga) sudah sangat biasa, tinggal bagaimana penerapannya di luar lingkungan,” imbuh dia.
Sementara itu, Anggota DPR RI, Subardi memaparkan, sebagai warga yang baik, masyarakat harus menjaga empat pilar bangsa yang telah diakui ini. Selain itu juga menjaga keistimewaan Jogja.
“Kita wajib juga menjaga keistimewaan Jogjakarta, tetap menjaga kerukunan, menjaga toleransi, melestarikan budaya,” tandas Ketua DPW Partai NasDem DIY ini.
Hidup di lingkungan yang meliliki ragam budaya, latar belakang tentu menjadi tantangan tersendiri. Kendati demikian, hal ini patut disikapi dengan bijak dan dewasa, sehingga dapat terhindar hal-hal yang sekiranya justru merusak atau membuat keruh suasana yang ada.
Di era yang semakin maju dengan pesat ini, Subardi juga meminta masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi segala hal. Berperilaku positif, memilah dan memilih pergaulan yang ada dan jangan sampai justru terjerumus pada hal-hal negatif dan sekiranya membahayakan diri sendiri ataupun orang lain.
Dicontohkannya adalah berkaitan dengan adanya penangkapan teroris beberapa waktu lalu di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul. Hal ini bisa menjadi bahan introspeksi masyarakat untuk lebih waspada dan berhati-hati jangan sampai justru terjerumus dalam belenggu radikalisme yang menentang aturan maupun empat pilar yang diwajibkan diterapkan.
“Di sinilah fungsi dan peran 4 pilar kebangsaan tersebut dalam mengantisipasi hal-hal yang sekiranya menyimpang. Dikembalikan lagi ke perilaku yang sesuai dengan kondisi negara,” pungkas dia.