Connect with us

Budaya

Suka Duka Sriyanti, Menjadi Pengrajin Batik Tulis Sejak 1965

Diterbitkan

pada

BDG

Gedangsari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Menjadi pengrajin batik bagi Sriyanti (60) bukanlah sekedar sebuah pekerjaan baginya. Namun seolah ia meneruskan apa yang menjadi warisan leluhurnya.

Saat pidjar-com-525357.hostingersite.com berkunjung di Griya Batik Kalimosodo yang terletak di Tembrono (01/10), Kalurahan Tegalrejo, Kapanewon Gedangsari Sriyanti mengatakan, sejak tahun 1965 ia sering kali diajak neneknya untuk membatik. Ia lantas menirukan apa yang neneknya ajarkan.

“Saya dikenalkan dengan batik sama nenek, memang tingkat mood ini berpengaruh pada kemampuan membatik,” kata Sri, Sabtu (14/11/2020).

Baginya, membatik sudah menjadi kebutuhan untuknya. Sri mengaku selama pandemi covid-19 seperti orang sakit karena aktivitas membatik harus berhenti sementara.

Dengan telaten, canting yang ia gunakan untuk membatik ia celupkan pada malan atau lilin batik yang selalu membatik. Sebelumnya, kain yang sudah digambar sesuai kebutuhan kemudian ia batik.

Berita Lainnya  Banyak Warga Yang Mudik dan Pulang Umroh, ODP Corona di Gunungkidul Terus Bertambah

“Kemudian saya warnai pertama, dan direbus kemudian batik lagi, diwarna ulang dan selesai, paling cepet untuk 2,4 meter selesai tujuh hari,” imbuh ibu dari tiga orang anak ini.

Untuk satu bulan, ia mampu membatik maksimal empat lembar saja. Namun kadang membuat batik jenis sutra, bisanya sampai satu bulan.

“Saya membatik dari jam 08.00 WIB sampai jam 16.00 WIB, istirahat satu jam,” ucap dia.

Dari hasil membatik, ia dibayar Rp. 400 ribu satu bulannya. Jumlah tersebut menurutnya sangat lumayan.

“Ya lumayan dari pada mau ngapain, walaupun tetep ada dukanya juga,” kata Sri sambil tersenyum tipis.

Ia mengulas, membatik memang membutuhkan ketenangan jiwa. Misalnya saja jika dalam hati tidak nyaman, bisa saja salah.

Berita Lainnya  Pemkab Segera Atur Jam Operasional Swalayan

“Kalau salah nggambar ini biasanya harus ditetesin malam lagi, dan menghapusnya susah. Memang butuh hati yang ayem,” ujar dia.

Pemilik Batik Kalimosodo, Surono (43) mengaku sejak tahun 2000an ia membuka sanggar batik. Selama 20 tahun belakangan ia mampu mengirim batik-batik yang ia kerjakan ke Jambi.

“Biasanya ya 100 lembar per bulan, per lembar saya jual Rp. 400ribu. Kami sempat vacum 6 bulan karena corona,” tandas dia.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata2 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis4 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler