Advertorial
Sulitnya Pemasaran dan Keterbatasan Bahan Baku Masih Jadi Kendala Pengrajin Pernik Kuningan di Soka






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kian hari para pengrajin pernak-pernik hiasan pengantin berbahan dasar kuningan di Wonosari mengeluhkan kian kesulitan mencari bahan baku. Selain itu, belum adanya pasar tetap membuat mereka kesulitan menjual menjual hasil produk mereka sendiri.
Kesulitan memperoleh bahan baku telah dirasakan sejak lama, khususnya di Padukuhan Soka, Desa Wunung, Kecamatan Wonosari. Padahal, jika didukung dengan pasokan bahan baku yang cukup dan pemasaran yang baik, usaha ini diyakini bisa menghasilkan keuntungan yang lumayan banyak.
Menurut Gampang Budi (22), salah satu pengrajin di Padukuhan Soka mengatakan, untuk bahan baku utama berupa tembaga dan kuningan biasa diperoleh dari barang rongsok atau bekas. Akan tetapi, saat ini bahan baku tembaga cukup sulit diperoleh karena jumlahnya yang terbatas.
“Sebenarnya kuningan juga sulit didapat di rongsok, tapi kuningan itu dijual di toko,” kata Gampang, Kamis (25/01/2018).
Selain sulitnya memperoleh pasokan bahan baku, ia dan teman pengrajin lainnya mengaku juga mengalami kendala dalam hal pemasaran produk. Saat ini, bentuk pemasaran yang dilakukannya masih tergantung dengan adanya pemesanan dari calon pembeli.







“Masih sulit mencari pasarnya karena terkendala sarana dan prasarana. Sekarang ini kami masih hanya mengandalkan pesanan yang masuk saja,” imbuh Gampang.
Ia menuturkan, sebenarnya keuntungan dalam usaha yang dilakoninya tersebut sangat menguntungkan. Bahkan laba yang diperoleh bisa hampir 2 kali lipat dari modal yang dikeluarkan.
"Kalau kita modal Rp 1 juta untuk beli bahannya kita bisa menjual dengan harga Rp 2 juta. Tapi ya itu, pasarannya sulit,” akunya.
Selain sulitnya pemasaran, persaingan kreasi produk pun saat ini menjadi tantangan tersendiri. Sebab dalam usahanya itu, yang dijual adalah karya seni dimana kreatifitas dan inovasi selalu dibutuhkan untuk bisa bersaing dengan produk seni lainnya.
"Kita bisa disebut seniman soalnya ya kita harus berkreasi tidak monoton. Bentuk-bentuk baru yang beda dari yang lain itu juga dihargai dengan nilai yang lebih tinggi," pungkas dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Gunungkidul, Hidayat mengatakan bahwa yang paling dibutuhkan para pengrajin merupakan kreatifitas dalam berkarya. Sebab untuk jenis usaha itu saat ini memiliki pasar yang bagus di luar pulau jawa.
"Pengrajin harus berinovasi, karena produk itu sangat diminati di luar Pulau Jawa bahkan pasarannya sampai Brunai. Kita hanya bisa mendorong untuk para pengrajin agar selalu berkarya. Kita sudah tidak bisa memberikan bantuan berupa hibah karena terbatas aturan yang mengisyaratkan kelompok harus mempunyai payung hukum," pungkas Hidayat.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
Sosial4 minggu yang lalu
Istri Wakil Bupati Gunungkidul Dilantik Jadi Ketua Tim Penggerak PKK, Ini Hal yang Akan Dilakukan
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
PT Railink Raih Penghargaan 7th Top Digital Corporate Brand Award 2025
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jelang Idulfitri, Daop 6 Yogyakarta Bagi 250 Paket Sembako kepada Para Porter