Peristiwa
Sumur Bor di Wilayu Diduga Hanya Untuk Penuhi Kebutuhan Peternakan Raksasa, PDAM Didemo Warga
Semanu,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kesabaran puluhan warga Padukuhan Wilayu, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu terhadap pelayanan PDAM Tirta Handayani nampaknya sudah habis. Warga kecewa lantaran sudah beberapa waktu terakhir ini, layanan PDAM Tirta Handayani mati. Ratusan kepala keluarga yang selama ini mengandalkan layanan distribusi air dari PDAM Tirta Handayani terpaksa harus kelimpungan lantaran matinya saluran air di rumah mereka. Puncak kekesalan dari warga sendiri terjadi pada Minggu (29/12/2019) pagi tadi. Puluhan warga berdatangan ke sumur bor setempat dan melakukan penyegelan.
Warga setempat, Wasto Andrianto mengatakan, penyegelan terhadap sumur bor di Wilayu ini memang puncak dari kekesalan warga. Hal ini lantaran sudah dua minggu ini warga tidak teraliri air. Warga sendiri semakin murka lantaran air sumur bor Wilayu justru digunakan untuk mengaliri perusahan ayam petelur di Padukuhan Tonggor, Desa Pacarejo.
Kegeraman warga menurut Wasto berawal ketika pada tahun lalu, ada permintaan dari pihak PDAM Tirta Handayani untuk mengaktifkan kembali sebuah sumur bor yang terletak di Padukuhan wilayahnya. Sumur bor tersebut sebenarnya telah sekian lama mangkrak dan tidak dipergunakan. Dalam permintaan tersebut, petugas dari PDAM menyebut bahwa air dari sumur bor tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga setempat.
“Tahun lalu, perangkat Dusun Wilayu semua dimintai tandatangan persetujuan oleh PDAM Tirta Handayani untuk menghidupkan kembali aliran air dengan alasan untuk menyuplai kebutuhan air di Padukuhan Mentel, Toyomanik, Piyuyon termasuk Wilayu,” ucap Wasto kesal.
Awalnya semua berjalan lancar, namun masalah kemudian muncul beberapa waktu lalu. Berselang setahun warga menikmati pasokan air, ia dan warga lainnya direpotkan dengan matinya layanan air yang menjadi gantungan hidup mereka. Pada hari kedua layanan mati, sejumlah warga berinisiatif untuk melaporkan masalah tersebut ke PDAM Tirta Handayani. Warga sendiri mendapatkan jawaban mengejutkan lantaran petugas beralasan bahwa layanan untuk sementara mati karena travo di Sumber Seropan mati sehingga pompa tak dapat beroperasi.
“Lha ini kan berarti selama ini kami aliran airnya dari Seropan, bukan dari sumur bor yang ada di wilayah kami sesuai dengan janji pihak PDAM sebelumnya,” tandasnya.
Yang membuat warga semakin kesal, layanan air untuk peternakan ayam raksasa di Padukuhan Tonggor, Desa Pacarejo disebutnya tetap lancar. Ia bersama warga menduga bahwa air dari sumur bor di Wilayu ini tidak dialirkan kepada warga, namun justru digunakan untuk mencukupi kebutuhan peternakan ayam tersebut.
Kekesalan warga yang merasa dibohongi memuncak setelah dua minggu ini tidak teraliri air. Pagi tadi, warga setempat melaksanakan demo besar-besaran. Tak hanya berorasi dan meluapkan kekesalannya terhadap PDAM Tirta Handayani, warga juga nekat menyegel sumur bor tersebut.
“Harapan kami ini, sumur bor Wilayu harusnya mengaliri Padukuhan Wilayu, bukan malah wilayah lain bahkan perusahaan peternakan. Kami juga minta kompensasi ganti rugi atas pelayanan buruk ini, dua minggu bukan waktu yang singkat bagi kami tidak menikmati air,” tuntutnya.
Warga lainnya, Satin Mualah juga merasakan kekesalan yang sama. Ia sendiri mengaku setiap bulannya membayar Rp.100 ribu hingga Rp. 130 ribu untuk mencukupi kebutuhan air.
“Saya kalau diminta membayar tepat, telat disegel ini malah air sudah 2 minggu mati. Pokoknya gerbang dan pintu sumur bor kami segel hingga pihak PDAM mengalirkan air dari sumur bor ini kepada warga Wilayu,” urai Wasto.
Saat dikonfirmasi, Direktur Utama PDAM Tirta Handayani, Isnawan Fibriyanto menyebut bahwa masalah ini hanyalah salah paham semata. Isnawan menyebut bahwa suplai air untuk peternakan di Tonggor bukanlah berasal dari Wilayu, melainkan dari sumber Seropan.
“Jalurnya memang sama, jadi masyarakat salah paham, mereka tahunya air untuk peternakan itu dari sumur bor Wilayu,” beber Isnawan.
Isnawan menyebut bahwa berkaitan dengan matinya layanan PDAM Tirta Handayani di Padukuhan Wilayu sendiri lantaran ada trafo yang meledak. Namun, permasalahan ini dipastikan tidak akan lama lagi berlangsung. Menurutnya, perbaikan saat ini sudah diselesaikan dan dalam waktu dekat akan bisa beroperasi.
Meski demikian, Isnawan juga mengakui bahwa ada perbedaan dalam layanan yang diterima oleh warga dengan peternakan ayam tersebut. Ia mengakui bahwa selama rusaknya travo di Sumber Seropan, untuk layanan warga harus bergiliran sementara suplai untuk peternakan ayam lancar. Itulah yang kemudian membuat warga semakin salah paham.
“Ke depan kita berencana akan kita buat beda jalurnya sehingga warga tidak salah paham lagi,” ucapnya.
-
Sosial1 minggu yang lalu
Momen Sunaryanta Menyamar Untuk Nonton Karnaval HUT Gunungkidul
-
Olahraga3 minggu yang lalu
PON XXI Aceh, PDBI Gunungkidul Sabet Juara Umum 2
-
Sosial1 minggu yang lalu
Hari Jadi ke 194, Gunungkidul Night Carnival Jadi Momen Tingkatkan Ekonomi dan Eksistensi Kesenian
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Kejurkab Gunungkidul, Ganeksa Bhumikarta Rebut Gelar Juara Putra
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Tertabrak Fortuner, Pemotor di Gunungkidul Terseret 20 Meter Hingga Tewas
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Ratusan Kilometer Jalan Rusak, Pemerintah Usulkan Perubahan Status di Sejumlah Titik
-
Pemerintahan2 hari yang lalu
Digelontor Anggaran 1,29 Miliar, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Akan Terima Mobil Dinas Baru
-
Hukum4 minggu yang lalu
Ngaku Bisa Gandakan Uang, Dukun di Gunungkidul Diringkus Polisi
-
Hukum3 minggu yang lalu
Sempat Disekap di Rumah Kosong, Siswi 11 Tahun Dicabuli Pemuda Bejat
-
Sosial4 minggu yang lalu
Ardi di Depan Umat Katholik: Hanya di Era Sunaryanta Insiden SARA Tak Pernah Terjadi
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran dari Pusat Untuk Pengembangan Pangan Akuatik di Gunungkidul
-
Politik1 minggu yang lalu
Rekomendasi DPP PDIP Turun, Pimpinan Definitif DPRD Gunungkidul Segera Dibentuk