Pendidikan
Susah Sinyal, Guru Tidak Tetap ini Rela Kunjungi Siswanya Saat Belajar di Rumah
Semin,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Menjadi seorang Guru Tidak Tetap (GTT) di masa pandemi Corona ini memberikan suasana berbeda bagi Pramesti Utami, warga Desa Semin, Kecamatan Semin. Sebab dirinya harus mengunjungi seorang murid karena adanya sarana media pembelajaran.
“Ada beberapa keterbatasan menyebabkan saya harus mengunjungi salah satu dari dua orang murid saya,” kata Pramesti saat dihubungi melalui telepon beberapa waktu lalu.
Guru Kelas I SD Candirejo II, Kecamatan Semin tersebut mengaku bahwa dirinya harus menyempatkan diri berkunjung ke rumah salah seorang muridnya karena tidak adanya sinyal ponsel serta keterbatasan pendidikan rendah sehingga menyulitkan untuk mengirim tugas. Selain itu, orang tua jarang mengirim tugas anaknya karena berbagai alasan mulai pulsa tidak ada hingga gawai sering rusak.
Ia memang tidak bisa setiap hari mengunjungi muridnya, sebab saat ini desa di Gunungkidul termasuk rumah muridnya di Dusun Blembem, Desa Candirejo membatasi aktivitas warga dari luar daerahnya karena pandemi Corona dan juga keamanan.
“Tidak bisa setiap hari, selain masuk (desa) ditutup, juga kadang anaknya pergi bersama orang tuanya mungkin ikut ke sawah. Mau janjian juga susah mas, nomor telepon (orang tua murid) juga tidak pasti,” ucap Pramesti.
Dia mengaku tetap bersemangat mengajar meski kondisi saat ini membatasi guru yang menjadi GTT sudah 10 tahun terakhir ini.
“Murid saya cuma dua, sekolah kami memang kekurang murid. Yang satu lancar, orang tuanya mengirimkan tugas tetapi yang satu saya harus berkunjung ke rumahnya,” ucap Pramesti.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul, Bahron Rasyid mengatakan, dari laporan yang masuk, beberapa wilayah memang masih ditemukan blank spot. Seperti di wilayah Desa Petir, Kecamatan Rongkop, Semin dan Ngawen. Untuk wilayah Semin dan Nawen ada lima orang guru mendatangi murid dengan berbagai alasan.
Pertama karena wilayah itu merupakan blank spot, kedua karena siswa tidak memiliki perangkat gawai yang bisa untuk mengakses pembelajaran daring.
“Laporan yang masuk lima guru setiap hari memantau keseharian siswa selain mengecek terkait sekolah, tetapi terkait kesehatan para siswa,” kata Bahron saat dihubungi melalui telepon.
Dijelaskan misi utama belajar dirumah adalah memutus rantai pandemi corona, pemerintah membuat kebijakan physical distanting, di antaranya kebijakan belajar dari rumah. Pendidik dan siswa serta orang tua, berinteraksi melalui teknologi misi utamanya kendala nomor dua.
“Namun di Gunungkidul belum semua bisa memanfaatkan teknologi. Tidak hanya kendala jaringan, namun juga kendala ketersediaan perangkat seperti telepon genggam, laptop dan lain sebagainya. Belajar di rumah bisa menggunakan media apa saja. Daring maupun non daring tidak harus daring silakan,” ucap Bahron.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
50 Kilometer Jalan Kabupaten di Gunungkidul Beralih Status
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Mengenal Hamam Tejotioso, Pembalap Cilik Gunungkidul yang Mulai Ukir Prestasi
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
bisnis4 minggu yang lalu
Grafik Perjalanan Kereta Api Selesai Difinalisasi, Pemesanan Tiket KA Februari 2025 Mulai Dibuka Bertahap
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kasus Penyalahgunaan Tanah Kas Desa, Lurah Sampang Ditahan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
PMK Kembali Merebak di Gunungkidul, 43 Sapi Suspek Mati Mendadak
-
Hukum1 minggu yang lalu
Curi 5 Potong Kayu, Warga Panggang Terancam 5 Tahun Penjara
-
Pendidikan2 minggu yang lalu
SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Siap Melaju ke Tingkat Nasional Ajang OMBN 2025
-
bisnis4 minggu yang lalu
Diproyeksi Ada Kenaikan 47 Ribu Penumpang Hari Ini, PT KAI Daop 6 Yogyakarta Himbau Penumpang Jaga Barang Bawaannya
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jazz Menggema di Stasiun Yogyakarta, Ratusan Penumpang Nyanyi Bareng Maliq & D’Essentials