Sosial
Tahan Cuaca Kering, Tumbuhan Lamtoro Tarramba Jadi Solusi Pakan Ternak Murah






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Selama ini para petani dan peternak di Gunungkidul selalu terbebani biaya pakan ternak saat musim kemarau. Mahalnya harga konsumsi ternak tak jarang membuat para petani mengeluh lantaran harus merogoh kocek cukup dalam setiap harinya. Sedangkan mirisnya, keuntungan yang didapatpun para petani tersebut tidak seberapa.
Namun begitu, pemerintah kini mulai menemukan solusi. Selain dalam rangka mendukung program SIKOMANDAN (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negri) yang dulu dikenal dengan sebutan Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB), pemerintah Kabupaten Gunungkidul memberikan solusi dengan gerakan Tanam Hijauan Pakan Ternak (HPT) jenis lamtoro tarramba. Tanaman lamtoro tarramba sendiri merupakan varietas baru di Gunungkidul yang memiliki keunggulan lebih tahan terhadap hama. Sehingga tanaman tersebut dapat dijadikan pakan alternatif saat musim kemarau.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto menjelaskan, pihaknya melakukan penanaman lamtoro tarramba untuk pertama kalinya di Gunungkidul yakni di kelompok tani Samuka Farm, Desa Candirejo, Kecamatan Semanu. Dipilihnya tanaman tersebut lantaran memiliki berbagai keunggulan.
“Tanaman ini lebih cepat pertumbuhannya dibanding dengan jenis lamtoro lainnya. Selain itu juga memiliki kandungan protein tinggi yang sangat dibutuhkan oleh ternak,” terang dia, Sabtu (07/03/2020).
Ia menambahkan, selain keunggulan itu, juga ada keunggulan lainnya yakni lebih tahan terhadap kekeringan dan menghasilkan hijauan segar berkualitas ketika semua rumput mengering. Selain itu juga, tanaman ini lebih disukai ternak dan tahan terhadap kutu loncat.







“Sangat cocok ditanam di Gunungkidul yang sering mengalami kemarau panjang,” imbuh Bambang.
Lebih lanjut dikatakan, dengan adanya tanaman jenis baru ini, nantinya dapat menjadi solusi bagi para petani maupun peternak yang selama ini harus mengeluarkan ongkos lebih untuk membeli pakan ternak. Sehingga diharapkan, para petani mampu mendapat keuntungan lebih dan tidak perlu merogoh kocek untuk biaya pakan ternak.
“Selama ini kan banyak yang beli tebon jagung. Dan harganya juga mahal bagi para petani. Semoga ini menjadi soluisi,” imbuh dia.
Sebagai informasi, sebanyak 2000 bibit lamtoro tarramba telah ditanam di kelompok Sri Makmur dan 2.500 bibit lamtoro dan juga Indigofera di kelompok Samuka Farm. Lamtoro tarramba juga telah ditanam di BPP Kostratani di Yogyakarta diharapkan menjadi sumber benih bagi petani peternak yang membutuhkan.