Pariwisata
Tak Ingin Aji Mumpung, Pengelola Obyek Wisata Kali Suci Terapkan Peraturan Ketat Demi Keselamatan Wisatawan


Semanu,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Sektor pariwisata memang sangat menggoda. Dengan penanganan serta pemasaran yang baik, suatu lokasi wisata bisa menjanjikan keuntungan yang sangat besar. Sudah banyak pelaku wisata yang mengalami lompatan kesejahteraan setelah obyek wisata yang digarapnya booming dan dikunjungi banyak wisatawan.
Namun begitu, hal ini pulalah yang seringkali membuat obyek wisata hanya menjadi ajang perlombaan mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Demi keuntungan besar, para pengelola kerap rela mengabaikan keamanan serta kelestarian alam.
Belajar dari pengalaman serta masalah di obyek-obyek wisata lain, pengelola obyek wisata Kali Suci di Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu berusaha menanamkan metode pengelolaan pariwisata yang terhitung ketat. Pengelola bahkan dengan ketat membatasi dan menyeleksi calon wisatawan yang hendak masuk ke obyek wisata.
Ketua Pokdarwis Kalisuci, Muslam Winarto mengatakan, pengembangan pariwisata di Kalisuci sebisa mungkin dilakukan secara seimbang. Artinya, keselamatan serta kelestarian alam dalam beroperasi menjadi hal yang wajib dilakukan. Standar keamanan pengunjung, pemandu hingga keseimbangan ekosistem adalah patron-patron yang tidak boleh dilanggar. Pihaknya juga berkerjasama dengan para ahli serta akademisi untuk melakukan kajian-kaijan terkait hal tersebut.
"Kali Suci merupakan salah satu aliran sungai bawah tanah. Maka dari itu kita harus paham betul karakteristiknya," kata dia kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, Minggu (05/08/2018).
Lantaran aliran arus di Kali Suci cukup deras, pihaknya melakukan pemetaan titik rawan serta jalur evakuasi. Bahkan alat canggih yang dapat mendeteksi datangnya banjir selama ini telah digunakan dan mampu berfungsi dengan baik.
"Kita pasang alat itu di hulu. Jika alarm berbunyi kita akan tutup obyek wisata ini. Jika sudah ada yang masuk maka kita melakukan evakuasi," terang dia.
Menanggapi insiden yang terjadi di Thailand itu, pria yang akrab disapa Mas Win ini mengaku bahwa kejadian tersebut bisa saja terjadi di obyek wisata seperti Kali Suci. Untuk itu kedisiplinan serta aturan harus ditaati oleh para wisatawan maupun pemandu.
Pihaknya juga melakukan pembatasan jumlah pengunjung setiap harinya. Pengelola tidak memaksakan situasi meskipun saat itu jumlah wisatwan membludak.
"Kita batasi setiap keberangkatan maksimal 20 orang dengan 3 pemandu. Kita juga akan tutup pendaftaran pada pukul 16.00 WIB. Lebih dari itu kita tidak berani," lanjut dia.
Selain itu, pihaknya juga memberikan peraturan bagi mereka yang mengidap penyakit tertentu. Sebelum mendaftarkan diri, panitia memastikan kepada pengunjung agar ketika menikmati wahana membawa badan yang sehat.
"Kita tanya dulu ada penyakit apa, kalau sedang sakit kita tidak berani meloloskan. Pernah ada yang membohongi petugas, katanya dia sehat tetapi malah pingsan, untung sudah di hilir," katanya.
Di tempat itu, wisatawan dapat menikmati cave tubing menggunakan alat bantu berupa perahu karet atau ban dalam. Untuk menikmati wahana cave tubing, pengunjung ditarik ongkos sebesar Rp 80.000 dengan rute sekitar 700 meter menyusuri empat gua yaitu Kalisuci, Luweng Glatik, Gua Glatik, dan terakhir Luweng Gelung dengan durasi 1,5 jam hingga 2 jam.
“Dengan lamanya waktu tempuh, dan juga besarnya resiko, kami melakukan langkah antisipasi zero accident. Peralatan wajib seperti helm, pelampung pelindung siku dan lutut wajib ada dan dipastikan dapat berfungsi," terang dia.
Salah satu pengunjung Kali Suci asal Karangmojo, Irfan mengatakan pelayanan yang diberikan para pengelola sangat memuaskan. Diakuinya, di Gunungkidul belum ada yang menggunakan standar keamanan ketat seperti Kali Suci. Hal ini membuat ia sebagai pengunjung merasa aman dan nyaman ketika melakukan perjalanan wisata air tersebut.
"Kita diberikan arahan sebelum berangkat. Perlengkapan keamanannya juga lebih lengkap ini dari pada obyek wisata serupa di Gunungkidul," ucap Irfan.
-
Sosial6 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event1 minggu yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik1 minggu yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya1 minggu yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan4 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya
-
Uncategorized1 jam yang lalu
Komitmen Dukung Kopi Lokal, KAI Daop 6 Yogyakarta Bagikan 750 Gelas Kopi Gratis ke Penumpang