Pemerintahan
Antisipasi Banjir Rendam Giriasih, Dua Titik Luweng Diperbaiki
Purwosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Sebagai bentuk antisipasi terjadinya banjir seperti beberapa tahun lalu, pemerintah kabupaten Gunungkidul melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan revitalisasi 2 luweng yang berada di Padukuhan Wonolagi dan Trasih, Desa Giriasih, Kecamatan Purwosari.
Revitalisasi ini dimaksudkan agar luweng yang ada nantinya dapat berfungsi dengan baik saat musim hujan tiba. Luweng, bagi masyarakat Gunungkidul adalah sebuah titik layaknya sumur dipermukaan tanah yang memiliki kedalaman tertentu, berfungsi sebagai penyerap air saat hujan. Kemudian air yang masuk ke titik ini nantinya akan mengalir menuju sungai bawah tanah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Edy Basuki menuturkan langkah pemkab ini menyasar pada perbaikan talud di sekitar luweng. Kemudian di pasang jeruji besi sebagai alat untuk menyaring sampah. Pembersihan sampah sendiri juga telah dilakukan, pasalnya saat musim kemarau seperti ini seringkali sampah-sampah masuk ke dalam luweng.
“Kalau tidak segera dikondisikan tentu sampah dedaunan dan sampah-sampah lain dapat menyumbat luweng. Sehingga nantinya justru berdampak pada tidak terserapnya air dan mengakibatkan banjir,” papar Edy Basuki, Senin (04/11/2019).
Pengerjaan revitalisasi luweng sendiri membutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan dengan anggaran 60 juta dari BPBD dan menggunakan anggaran KAS desa setempat. Selain BPBD dan desa yang bergerak dalam persiapan musim hujan dan antisipasi bencana banjir, kepada masyarakat juga dihimbau untuk lebih aktif untuk membersihkan sekitar luweng yang ada di masing-masing wilayah.
Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi berharap warga tidak membuang sampah agar tidak menyumbat di sekitar luweng paska-revitalisasi luweng yang terletak di Embung Karang dan Kawasan Wonolagi Padukuhan Trasih. Selain itu pihaknya menghimbau masyarakat melakukan penghijauan di lingkungan rumah dan luweng untuk mengantisipasi air hujan turun langsung ke tanah.
“Perlu dilakukan penanaman pohon-pohon seperti beringin, pule dan tanaman besar lainnya,” kata Immawan Wahyudi.
Immawan mengatakan, pihaknya melalui BPBD sudah menginstrusksikan untuk menggunakan anggaran pemkab untuk merevitalisasi luweng. Sehingga, saat musim hujan tidak terjadi banjir. Jika langkah antisiasi tidak dilakukan maka berdampak pada rumah rusak, lahan petani rusak sehingga tidak bisa menanam sehingga hasilnya tidak bisa dinikmati masyarakat, ditambah lagi aset-aset milik pemerintah daerah juga rusak.
Saat ini, sejumlah wilayah yang memiliki luweng warganya mulai bebenah, seperti halnya membersihkan sekitar luweng, dan mengambil sisa-sisa sampah yang masuk ke dalam luweng.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
50 Kilometer Jalan Kabupaten di Gunungkidul Beralih Status
-
Pemerintahan5 hari yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Mengenal Hamam Tejotioso, Pembalap Cilik Gunungkidul yang Mulai Ukir Prestasi
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
‘Modal Nekat’ Garapan Imam Darto, Sukses Kocok Perut Penonton Yogya
-
bisnis3 minggu yang lalu
Grafik Perjalanan Kereta Api Selesai Difinalisasi, Pemesanan Tiket KA Februari 2025 Mulai Dibuka Bertahap
-
Pemerintahan7 hari yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kasus Penyalahgunaan Tanah Kas Desa, Lurah Sampang Ditahan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
PMK Kembali Merebak di Gunungkidul, 43 Sapi Suspek Mati Mendadak
-
Hukum1 minggu yang lalu
Curi 5 Potong Kayu, Warga Panggang Terancam 5 Tahun Penjara
-
Pendidikan1 minggu yang lalu
SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Siap Melaju ke Tingkat Nasional Ajang OMBN 2025
-
bisnis4 minggu yang lalu
Akhirnya! Kopi Tuku Sapa Tetangga di Yogya