Pemerintahan
Tebaran Bantuan Sumur Bor dan Irigasi, Upaya Agar Petani Bisa Panen 3 Kali Setahun





Wonosari,(pidjar.com)–Sebagian besar lahan pertanian di Kabupaten Gunungkidul merupakan lahan kering. Di mana selama ini petani hanya mengandalkan sistem tadah hujan dan hanya mampu 2 kali panen saja. Akan tetapi, seiring dengan majunya pertanian di daerah, pemerintah kemudian terus berupaya untuk memaksimalkan program Optimalilasi Lahan Kering atau OPLA. Dengan OPLA ini, diharapkan nantinya produktifitas lahan pertanian di Gunungkidul bisa dimaksimalkan.
Salah satu yang menjadi prioritas dalam OPLA adalah bagaimana caranya kemudian kebutuhan petani akan air dapat tercukupi dengan baik. Di samping itu, petani juga bisa lebih dari 2 kali panen yang dilakukan. Program OPLA ini sendiri adalah dengan memberikan sumur bor dan irigasi ke sejumlah kelompok tani yang sekiranya memiliki potensi dan terdapat sumber air di sekitar lahan pertanian yang mereka miliki.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, selama tahun 2021 ini, pemerintah kabupaten sudah merealisasikan 40 titik pembangunan pengairan untuk pertanian. Adapun jenis program adalah mulai dari sumur listrik, dam parit, embung, serta pipanisasi. Program tersebut menggunakan anggaran dari pusat.
“Tujuannya untuk mengoptimaliasi dan meningkatkan produktifitas tanaman pangan dan hortikultura di lahan kering,” kata Raharjo Yuwono, Rabu (20/10/2021).
Belum lama ini, pemerintah meresmikan irigasi perpipaan untuk hortikultura di Gaderan, Sumbergiri; irigasi perpipaan untuk perkebunan di Tompak, Giritirto, Purwosari; irigasi perpompaan untuk hortikultura di Belado, Krambilsawit, Saptosari, dan dam parit untuk perkebunan di Wonongso Tancep, Ngawen.
“Potensi pertanian dan hortikultura terus diupayakan peningkatan agar masyarakat dapat merasakan hasilnya,” kata dia.
Ia menambahkan, optimasi lahan kering ini sebagai bentuk mendukung peningkatan indeks pertanaman IP 300 dengan melaksanakan hilirisasi inovasi teknologi. Langkah ini melalui penghidupan kembali sumur pompa listrik dalam dengan debit 15 liter/detik di wilayah pantai selatan dengan potensi pengembangan mencapai 100 hektar.
Sementara itu, Ketua Poktan Podo Moro, Gojo, Kedungpoh Nglipar, Agus Susanto mengatakan, untuk pembuatan sumur bor pertanian kelompoknya menerima anggaran bantuan sebesar Rp 142.125.000. Anggaran tersebut digunakan untuk membangun 2 sumur bor dengan jangkuan air ke lahan seluas 25 hektare.
“Pembangunannya dilakukan swakelola kelompok dan swadaya masyarakat,” kata Agus.
Dengan adanya irigasi ini tentunya akan merubah pola tanam petani menjadi 3 kali dalam setahun yaitu Padi-Padi-Palawija atau tanaman hortikutura lainnya.
“Kita berharap nantinya lahan kami semakin produktif dan berimbas pada kesejahteraan petani,” tutupnya.


-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Tabrakan di Kepek, 2 Pelajar SMA Tewas
-
Hukum2 minggu yang lalu
Ajak Check In Bocah SD, Remaja 19 Tahun Diamankan Polisi
-
Kriminal2 minggu yang lalu
Klithih Beraksi di Jalan Wonosari-Jogja, Serang Pemotor Wanita
-
Hukum2 minggu yang lalu
Siswi SMP Disetubuhi Kakeknya Hingga Berkali-kali
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Dipicu Hamil di Luar Nikah, Ratusan Anak di Gunungkidul Ajukan Dispensasi Nikah
-
Kriminal2 minggu yang lalu
Tertangkap Bobol Home Stay, Dua Pelajar Babak Belur
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Ikuti Google Map, Pengemudi Wanita dan Anaknya Tersesat Hingga ke Tengah Hutan
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Mengaku Hendak Diadopsi, Bayi 1 Hari Ternyata Dijual di Media Sosial
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Gedung Pusat Oleh-oleh Produk Gunungkidul Dibangun di Kawasan Krakal
-
Pariwisata3 minggu yang lalu
Jaya Hingga Ambruknya Obyek Wisata Sri Gethuk Yang Sempat Hits
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
JJLS Tersambung 2025 dan Kekhawatiran PHRI Jalur Kota Sepi Wisatawan
-
Info Ringan4 minggu yang lalu
Mencicipi Apem Jawa Sang Raja Yang Digadang Jadi Oleh-oleh Khas Gunungkidul