Sosial
Telaga Kering, Warga Saptosari Terpaksa Beli Air





Saptosari,(pidjar.com)– Musim kemarau yang berdampak pada sulitnya air bersih mulai dirasakan warga. Salah satunya ialah di wilayah Padukuhan Dondong, Kalurahan Jetis, Kapanewon Saptosari. Air telaga yang selama ini menjadi sumber air bagi warga setempat mulai kering kerontang, ratusan warga terpaksa harus membeli air bersih guna mencukupi kebutuhannya.
Salah seorang warga setempat, Kayun Karyono, mengatakan selama ini ratusan keluarga yang berada di Padukuhan Dondong dan Padukuhan Mojosari, Kalurahan Jetis sangat bergantung pada air telaga untuk mencukupi kebutuhan air bersih untuk berbagai aktifitas. Namun sejak bulan April lalu, air telaga perlahan menyusut karena sudah masuk musim kemarau hingga akhirnya pada awal bulan Mei lalu air telaga tersebut sudah kering kerontang.
“Bagian dasar telaga kondisinya sampai pecah-pecah, ya karena tiga bulan ini sudah tidak ada air hujan yang bisa ditampung ditelaga,” jelas Kayun Karyono, Jumat (11/08/2023).
“Ya sangat bergantung dengan air itu, biasanya untuk air ternak, mencuci, dan sebagian untuk mandi,” sambungnya.
Lebih lanjut, sekitar 400 keluarga menggantungkan kebutuhan airnya pada telaga tersebut. Saat sudah mengering seperti saat ini, ratusan keluarga tersebut mau tak mau harus membeli air dari penyedia air bersih secara swadaya dengan kisaran harga Rp. 130 ribu sampai Rp. 140 ribu per tangkinya. Meskipun sudah menjadi fenomena tahunan, ia berharap pemerintah dapat membantu meringankan beban warga dalam membeli air tangki. Disebutnya di wilayah setempat sudah terdapat pipa PDAM namun tidak beroperasi dengan maksimal.





“Ya cuma bisa pasrah dan harapannya ada bantuan droping air bersih, satu tangki ini biasanya bisa dimanfaatkan sekitar dua minggu tergantung jumlah jiwa keluarganya,” harapnya.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, menyampaikan kebutuhan air bersih bagi masyarakat Gunungkidul cukup tinggi. Permasalahan muncul ketika musim kemarau sejumlah wilayah kekurangan pasokan air bersih baik untuk kebutuhan hewan ternak ataupun rumah tangga. Menghadapi persoalan tersebut, pihaknya kini tengah mengupayakan penambahan jaringan air bersih dari PDAM untuk menjangkau wilayah yang masih kesulitan air bersih saat musim kemarau.
“Di akhir tahun ini rencananya PDAM akan melakukan normalisasi sungai bawah tanah. Itu untuk mengangkat air dari sungai bawah tanah guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” pungkasnya.

-
Pemerintahan2 hari yang lalu
Dugaan Korupsi Proyek Puluhan Miliar Disdik Gunungkidul, Polda DIY Turun Tangan
-
Sosial2 hari yang lalu
Sudah Diresmikan Prabowo Subianto, Bantuan Sumur Bor Tak Keluar Air
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Berduaan di Kamar Kost Hingga Open BO, Sejumlah Wanita Muda Digerebek Warga
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Laka Maut di Jalan Panggang Imogiri, Pemotor Meregang Nyawa
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Laka Maut di Rongkop, Seorang Pelajar Tewas Usai Terlempar Sejauh 15 Meter di Jurang
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Honda Jazz Terbakar di Jalan Sumarwi, Pemilik Merugi 100 Juta
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Banyak ASN dan Keluarga Mampu Masuk Daftar DTKS, Dinsos Gunungkidul Coret 30 Ribu Data
-
Sosial2 minggu yang lalu
Siswa Gunungkidul Yang Tak Malu Memulung Usai Pulang Sekolah Mendapat Perhatian Khalayak
-
Sosial4 minggu yang lalu
Kisah Pilu Ratno, Pekerja Bangunan Yang Harus Kehilangan 2 Tangannya Karena Tersengat Listrik
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Gerayangi Pelayan Restoran, Oknum Dukuh Digerudug Warga
-
Sosial3 minggu yang lalu
Menang Banding Usai Dipecat Karena Berselingkuh, Mantan ASN Minta Diaktifkan Bupati
-
Hukum2 minggu yang lalu
Tertangkap Basah Saat Beraksi Curi Kambing, Dua Pria Gunungkidul Babak Belur Diamuk Warga