Pendidikan
Telah Diakui, Siswa Penganut Kepercayaan Akan Diberikan Pendidikan Khusus


Wonosari, (pidjar.com)–Belum adanya pendidikan kepercayaan di satuan pendidikan masih menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Dinas Pendidikan Gunungkidul. Salah satu kendala dalam membentuk Pendidikan Kepercayaan ialah terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang saat ini dimiliki.
Sekretaris Dinas Pendidikan Gunungkidul, Winarno, mengatakan, pihaknya masih melakukan pendataan terkait jumlah siswa yang menganut aliran kepercayaan di Gunungkidul. Ia mengakui jika saat ini, sekolah-sekolah di bawah naungan Dinas Pendidikan Gunungkidul Belum memiliki pendidikan kepercayaan.
“Perlu pendataan intensif untuk mengetahui berapa jumlahnya, selain itu juga perlu sosialisasi ke semua sekolah terkait sudah diakuinya penghayat kepercayaan,” jelas Winarno, Kamis (07/07/2022).
Keterbatasan SDM dan sertifikasi pengajar pendidikan kepercayaan menurutnya menjadi kendala dalam membentuk pendidikan kepercayaan di sekolah. Untuk mengambil langkah lanjutan, pihaknya masih menunggu hasil pendataan di sekolah-sekolah.
“Jumlah persisnya memang kurang tahu, tapi yang jelas presentasenya memang kecil yang kebanyakan tersebar di daerah pinggiran,” imbuhnya.
Dari informasi yang ia terima, selama ini siswa penganut kepercayaan dilonggarkan dalam menjalani pendidikan agama di sekolah. Siswa tidak dipaksa untuk mengikuti salah satu pendidikan agama dan mengikuti sesuai keinginannya. Hal itu lantaran belum adanya pendidikan kepercayaan di sekolah. Menurutnya, dengan sudah diakuinya penghayat kepercayaan maka tidak boleh ada diskriminasi dalam pendidikan kepada siapapun. Ke depan, hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi Dinas Pendidikan untuk segera memfasilitasi siswa penghayat kepercayaan dalam hal pendidikan keagamaan.
“Semua itu kan hak, kalau bisa semua mendapatkan perlakuan yang sama,” terangnya.
Kepala Bidang SMP, Dinas Pendidikan Gunungkidul, Tijan, mengatakan jika pihaknya masih melakukan inventarisasi untuk mengadakan pendidikan kepercayaan di tingkat SMP. Pembaruan data terkait jumlah siswa penghayat kepercayaan pun terus diperbarui sebagai langkah dalam menentukan kebijakan.
“Ini baru ada satu siswa SMP penghayat kepercayaan, untuk gurunya baru kami cek dan dalam proses inventarisasi kaitannya dengan pendidikan kepercayaan di tingkat SMP,” pungkasnya.

-
Sosial3 minggu yang lalu
SMP Swasta Ini Borong Juara di LBB Gunungkidul 2023
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tragis, Warga Prigi Tewas Usai Terlindas Bus Pariwisata di Jalan Jogja-Wonosari
-
Hukum4 minggu yang lalu
Wanita Pelaku Pembunuhan dan Pembuangan Bayi Ditangkap
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Kecelakaan di Jalan Baron, Pengendara Motor Tewas Mengenaskan Terlindas Truk
-
Sosial3 minggu yang lalu
Asa Warga Karangnongko Miliki Jalan Layak Akhirnya Terwujud, Pria Ini Berjalan Merangkak
-
Hukum4 minggu yang lalu
Komplotan Pencuri Baterai Tower Telekomunikasi Diringkus Petugas
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Selingkuhi Warganya, Oknum Dukuh Dituntut Mundur
-
Politik4 minggu yang lalu
Empat Program Kunci Untuk Kemajuan Gunungkidul
-
Hukum4 minggu yang lalu
Kasus Naik Penyidikan, Korban Bullying di SD Elite Ternyata Sempat Opname di RS
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Disapu Angin Kencang, Sejumlah Rumah di Semin Rusak
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Puluhan Baliho Kaesang dan PSI di Jalan Wonosari Dirusak Orang Tak Dikenal
-
Pendidikan4 minggu yang lalu
Akui Peristiwa Bullying Menimpa Sejumlah Siswa Lainnya, SD Al Azhar Bina Pelaku