fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Temuan Terus Ada, Pemerintah Lanjutkan Upaya Tangani Anak Yang Alami Gizi Buruk

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Kasus gizi buruk dan gizi kurang masih terus menghantui masyarakat. Di Gunungkidul sendiri tercatat ratusan balita menderita gizi buruk dan ribuan lainnya mengalami gizi kurang, hal ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah untuk melakukan langkah penekanan kasus yang menjadi problem kesehatan di nomor urut 10 ini. Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul terus berupaya mengoptimalkan unit kerja masing-masing agar kondisi ini dapat berkurang setiap tahunnya.

Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Gunungkidul, dr. Triyanawati mengutarakan, berdasarkan data yang ada, terdapat 167 balita di Gunungkidul mengalami gizi buruk sedangkan 2.146 balita mengalami kurang gizi. Dengan kondisi seperti ini, dikhawatirkan akan berdampak pada tumbuh kembang. Jika terus terjadi, bukan tidak mungkin akan menghambat kualitas sumber daya manusia.

Berita Lainnya  Tanah Sultan Ground di Area Pesisir Pantai Selatan Dapat Prioritas Untuk Segera Disertifikatkan

Pada tahun 2019 ini, pemerintah melalui Puskesmas yang ada masih melakukan pendataan di seluruh kecamatan. Data yang dimiliki masih akan diolah kemudian untuk menentukan jalannya program dan evaluasi kinerja di tahun-tahun yang akan datang. Menurut dia, setiap tahun pasti ada temuan baru akan tetapi jumlahnya menurut Triyanawati perlahan mengalami penurunan. Perlahan namun pasti, tingginya kasus semacam ini dapat ditekan sekecil mungkin.

“Masih ada beberapa persen memang untuk balita yang mengalami gizi buruk dan gizi kurang. Kalau untuk dinolkan itu tidak bisa karena pasti ada temuan,” ucap dia, Rabu (20/03/2019).

Adapun pengoptimalan program diantaranya diadakannya secara rutin Posyandu, pembekalan pada ibu hamil dan ibu menyusui. Kemudian berkaitan dengan pemberian makanan tambahan serta beberapa program lain yang dapat meningkatkan pola pengasuhan pada anak. Sebenarnya program ini tidak hanya menyasar pada balita, akan tetapi pada dewasa dan lansia. Meski di Gunungkidul sendiri data masih ada atau tidakkah lansia mengalami gizi buruk tidak ada.

Berita Lainnya  Rekrutmen CPNS dan PPPK Tahun 2019 Ini, Pemkab Gunungkidul Masih Prioritaskan Sektor Pendidikan dan Kesehatan

“Screening kesehatan mental untuk orang tua dan anak sudah kami lakukan. Kemudian pemantuan aktifitas dan pemenuhan nutrisi juga terus kami lakukan,” terang dia.

Lebih lanjut ia mengatakan, gizi buruk atau gizi kurang sendiri dapat terjadi pada anak atau balita lantaran adanya penyakit atau infeksi saat masa pertunbuhan atau bahkan kelainan sejak lahir. Kemudian pola asuh orang tua dalam pemberian nutrisi yang tidaklah mencukupi kebutuhan bayi pada umumnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul, Priyanta Madya Satmaka mengatakan, gizi buruk sendiri berpengaruh pada kesehatan lain pada balita. Sehingga penanganannya pun harus tepat dan sesuai dengan kebutuhan agar nantinya tidak berdampak buruk atau fatal. Meski di Gunungkidul jumlahnya masih cukup tinggi, akan tetapi dengan sinergitas dan kesadaran para orang tua, kasus semacam ini dapat terus ditekan meski tidak dapat menyentuh angka nol.

Berita Lainnya  Masyarakat Tak Perlu Khawatir, Pasokan Gas Melon Aman Sampai Lebaran

“Kita dari jajaran dinas berusaha semaksimal mungkin. Terlebih pada ibu-ibu muda dan ibu bekerja, pemahaman akan mengenai pola asuh sangatlah perlu ditekankan. Tak sedikit yang sibuk dengan dunia mereka dan justru berpengaruh pada pengasuhan yang salah,” ucap dia.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler