fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Tergiur Harga Murah Sapi Luar Daerah, 51 Ternak Milik Warga Gunungkidul Suspect PMK

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Sebanyak 51 sapi di Kabupaten Gunungkidul tercatat suspek penyakit mulut dan kuku (PMK). Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan berupaya melakukan sejumlah langkah atisipasi dan penanganan terhadap ternak-ternak ini.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengungkapkan bahwa berdasarkan pemeriksaan dan screening yang dilakukan oleh tim kesehatan hewan, telah ditemukan 51 ekor sapi yang memunculkan gejala PMK. Puluhan ternak ini tersebar di beberapa kapanewon yaitu Playen, Semanu, Karangmojo, Paliyan dan beberapa kapanewon lainnya.

“Temuan kami 51 ternak suspek PMK gejala yang timbul menyerupai penyakit ini,” terang Wibawanti, Selasa (31/05/2022).

Ia menjelaskan, sapi-sapi ini berasal dari luar Gunungkidul yang dibeli oleh para pedagang ataupun warga. Para warga ini tergiur dengan harga yang murah tanpa memperhatikan kesehatan dan ciri-ciri ternak. Sapi-sapi tersebut ada yang rencananya dijual kembali maupun untuk pribadi.

“Dengan kondisi seperti ini, mbok jangan tergiur harga murah dulu. Utamakan kesehatannya,” ungkapnya.

Menyikapi PMK yang kian meluas di berbagai daerah, pemerintah kabupaten Gunungkidul mengambil langkah penutupan sementara 2 pasar hewan besar yakni Siyono Harjo, di Kapanewon Playen dan Pasar Munggi, di Kapanewon Semanu.

Berita Lainnya  Permohonan BPBD Dikabulkan, Dana Cadangan Tanggap Darurat Bencana Kekeringan Bisa Segera Dicairkan

“Penutupan ini dimaksudkan untuk membatasi aktifitas dan pertemuan ternak sehat dengan ternak yang kurang sehat,” imbuh dia.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan, dan BBVet Wates mengenai penyakit ini. Sampel dari ternak-ternak ini telah dikirimkan untuk uji laboratorium apakah ternak tersebut positif PMK atau tidak. Sampai saat ini, dinas masih menunggu hasilnya sebab membutuhkan waktu dalam uji laboratorium.

“Kami masih menunggu hasil dari balai besar. Sembari menunggu edukasi juga terus kami berikan ke pedangan dan peternak,” ujar Wibawanti.

Lebih lanjut Wibawanti memaparkan, meski ada penyebaran PMK di berbagai daerah, namun tidak memengaruhi stok ternak untuk mencukupi kebutuhan di hari raya Idul Adha pada Juli mendatang. Data yang ada, populasi sapi di Gunungkidul sebanyak 151.735 dari jumlah ini yang siap potong sebanyak 10.804, sedangkan kebutuhan kurban hanya sebanyak 4.203 ekor saja.

Berita Lainnya  Hanya Separuh Rerata Nasional, Tingkat Konsumsi Ikan Warga Terendah se-DIY

Sedangkan populasi kambing di Gunungkidul sebanyak 234.358 ekor dari jumlah tersebut yang siap potong sebanyak 15.722. Untuk kurban sendiri hanya membutuhkan sekitar 12.675 ekor saja.

“Untuk kebutuhan kurban masih aman kok,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Disdag Gunungkidul Kelik Yuniantoro membenarkan adanya penutupan sementara waktu pasar hewan ini. Dengan begitu diharapkan penularan PMK dapat diputus, adapun OPD twrkait terus melakukan koordinasi dan pantauan bersama di lapangan.

“Iya (ditutup) 14 hari. Terhitung mulai dar 2 Juni sampai dengan 2 pekan pasaran berikutnya,” ujar Kelik.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler