Pemerintahan
Terkesan Anak Emaskan Sektor Kesenian, Pembangunan Kebudayaan di Gunungkidul Dipertanyakan Kalangan Dewan






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Bergelimangnya Dana Keistimewaan membuat pengembangan sektor budaya di DIY khususnya di Kabupaten Gunungkidul bisa lebih leluasa dilakukan. Sejumlah kegiatan maupun pelatihan saat ini sudah mulai rutin dilaksanakan.
Namun di tengah kemewahan yang ada tersebut, kinerja Dinas Kebudayaan Gunungkidul mendapatkan sorotan dari kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gunungkidul. Pembangunan budaya dinilai masih belum maksimal dan masih belum mencakup seluruh sisi.
Anggota DPRD Gunungkidul, Maryanta mengungkapkan bahwa saat ini pembangunan dan pengembangan kebudayaan yang dilakukan pemerintah masih sangat terbatas. Bahkan ia melihat hanya ada satu sektor yang dikembangkan yaitu unsur kesenian.
“Dengan adanya pengembangan yang masif ini, kita akui sektor kesenian memang sangat maju,” ungkap Maryanta, Minggu (27/05/2018) siang.
Menurut Maryanta, sebenarnya untuk unsur budaya yang dikembangkan ada tujuh unsur. Ia meminta agar ketujuh unsur tersebut bisa mendapatkan perhatian yang lebih dari instansi terkait sehingga nantinya seluruhnya bisa berkembang secara maksimal.







“Bisalah dibuat inovasi program kegiatan yang nantinya bisa mencakup semua unsur budaya,” bebernya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Disbud Gunungkidul, Agus Kamtono mengakui memang saat ini terkait pengembangan kebudayaan yang dilakukan pihaknya, masih ada beberapa unsur budaya yang kurang terlihat. Meski demikian, ia mengaku bahwa sudah ada kegiatan pengembangan dari pemerintah untuk mengembangkan seluruh aspek budaya tersebut.
“Namun memang belum maksimal,” lanjut dia.
Adapun sejumlah unsur kebudayaan yang saat ini masih belum maksimal pengembangannya antara lain arsitektur, kuliner, dan permainan anak tradisional. Ke depan, ia menjanjikan akan merumuskan strategi dan kebijakan untuk memaksimalkan sektor yang saat ini belum berkembang tersebut.
"Harapannya nanti menyesuaikan kompetensi teknis, upamanya kuliner kami gandeng Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), atau hal lainnya menggandeng Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora)," ucapnya.
Di Gunungkidul sendiri, Agus menyatakan optimismenya bahwa kebudayaan tradisional bisa tetap lestari. Seperti misalnya rumah-rumah joglo tua di Gunungkidul masih banyak ada. Pihaknya sangat mengapresiasi hal tersebut dan banyak meminta agar ke depan, rumah-rumah tersebut bisa dimasukan ke rumah cagar budaya yang dilindungi pemerintah.
Sementara yang lainnya seperti beragam kuliner tradisional juga masih sangat terjaga dan bahkan digemari oleh kalangan masyarakat.
“Pada dasarnya apa yang kami kembangkan bukan semata kesenian saja. Akan tetapi ke depan akan terus kita maksimalkan dengan menggandeng berbagai macam instansi agar dampaknya semakin besar,” urai Agus.