event
Tiang Senja Gelar Pameran Tunggal Bertajuk Api dalam Titik Perhatian
Jogja,(pidjar.com)–Pergulatan aktivitas kreatif keseharian seniman perempuan muda Tiang Senja tetap konsisten dengan gaya seni abstrak. Ia yang memiliki energi kreatif tak bertepi menjelajahi kemungkinan pemikiran, tema, maupun artistik dari perjalanan batin yang bersifat personal. Ia masih menampilkan tema karya- karya tentang narasi manusia dan lingkungannya dengan berbagai persoalannya LEWAT KARYA LUKIS DAN INSTALASI. Persoalan-persoalan seperti dampak aktivitas ekonomi ekstraktif yang membuat banyak hutan hilang, polusi dan perubahan
iklim.
Seperti yang telah digelar pada pameran tunggal nya di Soboman 219 Art Space, Kasihan, Bantul, D. I. Yogyakarta. Dengan didampingi oleh penulis pameran yakni Arami Kasih, dan dibuka oleh Seniman Perempuan Internasional: Arahmaiani, pameran bertajuk “Api dalam Titik Perhatian” dari tanggal 21-31 Agustus 2024. Selain itu dalam momen pembukaan itu, juga dibuka dengan pertunjukan dari Kolektif Saung Sirkulasi yang mengajak pengunjung interaktif dengan material yang penuh arang, asap, dan cahaya. Antusias apresiator ataupun pengunjung datang meledak saking banyaknya mulai dari seniman muda, seniman tua, mahasiswa mahasiswi, serta publik.
Bagi Senja, api bukan sekadar elemen visual atau simbol. Bagi dirinya, api adalah emosi yang menggelora dan mampu menjadi Titik Perhatian pada refleksi yang mendalam tentang kehidupan. Ia merenungkan bagaimana api, dengan segala kompleksitasnya, memancing empati, kegelisahan, dan kekhawatiran yang dalam.
Pengalaman-pengalamannya memberikan inspirasi untuk mengekspresikan kegelisahan
dan dorongan yang kuat yang tersirat dalam kompleksitas api, lingkungan, dan dirinya melalui aktivitas kreatif dalam mencipta.
Cenderung meragukan narasi-narasi tunggal atau kesatuan makna tunggal untuk membuka kemungkinan yang lain, Senja tidak hanya mengeksplorasi estetika visual api yang dramatis, tetapi ia juga berupaya untuk merenungkan bermacam makna dan menggugah ekspresi, emosional, eksplorasi, dimensi, kreativitas dan kebebasan ber-Artistik.
Bagi Senja, api adalah jendela ke dalam kompleksitas kehidupan hari ini, menghadirkan pertanyaan-pertanyaan kritis tentang permasalahan dan kedalaman yang sangat esensial. Hal ini tidak untuk mengidentifikasi dirinya sebagai aktivis lingkungan. Senja tetap memperhatikan peran alami api dalam ekosistem dan siklus kehidupan dengan rasa cinta, benci, emosi, serta gejolak jiwa yang membangkitkan intuisi estetis.
Pameran Tunggal “Api dalam Titik Perhatian” tidak hanya akan menampilkan lukisan, tetapi juga instalasi seni yang dirancang oleh Senja sebagai bentuk ekspresi yang memadukan kepekaan estetis dengan refleksi kritis terhadap perubahan sosial dan dinamika hubungan manusia dengan lingkungan.
Senja mengajak kita untuk melihat dan merasakan hubungan rumit yang diresapi nya antara alam, api, dan dirinya, dengan harapan agar kita dapat memahami lebih dalam tentang makna dari api sebagai indeks dan penggerak emosi yang universal bagi kehidupan manusia.
“Secara implisit saya Ingin menggugah rasa empati dan kesadaran audien terhadap realita lingkungan alam tumbuhan dan pohon sebagai sumber oksigen bagi umat manusia. Juga berdampak bagi kehidupan makhluk hidup flora dan fauna sebagai sarana tempat tinggal,”ujar Senja.
Lebih lanjut, kebakaran hutan dan lahan berdampak pada rusaknya ekosistem dan menyebabkan musnahnya flora dan fauna yang tumbuh dan hidup di hutan. Dampak lainnya dari asap yang ditimbulkan dapat menyebabkan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), Asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik, Penyakit Jantung serta iritasi pada mata, tenggorokan dan hidung. Kabut asap dari kebakaran hutan juga dapat mengganggu bidang transportasi, khususnya transportasi penerbangan.
“Tersebarnya asap dan emisi gas kabondioksida dan gas-gas lain ke udara juga akan berdampak pada pemanasan global dan perubahan iklim. Kebakaran hutan mengakibatkan hutan menjadi gundul, sehingga tidak mampu lagi menampung cadangan air di saat musim hujan, hal ini dapat menyebabkan tanah longsor ataupun banjir. Selain itu, kebakaran hutan dan lahan juga mengakibatkan berkurangnya sumber air bersih dan bencana kekeringan, karena tidak ada lagi pohon untuk menampung cadangan air,”ujarnya. (*)
-
Sosial1 minggu yang lalu
Momen Sunaryanta Menyamar Untuk Nonton Karnaval HUT Gunungkidul
-
Olahraga3 minggu yang lalu
PON XXI Aceh, PDBI Gunungkidul Sabet Juara Umum 2
-
Sosial1 minggu yang lalu
Hari Jadi ke 194, Gunungkidul Night Carnival Jadi Momen Tingkatkan Ekonomi dan Eksistensi Kesenian
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Kejurkab Gunungkidul, Ganeksa Bhumikarta Rebut Gelar Juara Putra
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Tertabrak Fortuner, Pemotor di Gunungkidul Terseret 20 Meter Hingga Tewas
-
Pemerintahan2 hari yang lalu
Digelontor Anggaran 1,29 Miliar, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Akan Terima Mobil Dinas Baru
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Ratusan Kilometer Jalan Rusak, Pemerintah Usulkan Perubahan Status di Sejumlah Titik
-
Hukum4 minggu yang lalu
Ngaku Bisa Gandakan Uang, Dukun di Gunungkidul Diringkus Polisi
-
Hukum3 minggu yang lalu
Sempat Disekap di Rumah Kosong, Siswi 11 Tahun Dicabuli Pemuda Bejat
-
Sosial4 minggu yang lalu
Ardi di Depan Umat Katholik: Hanya di Era Sunaryanta Insiden SARA Tak Pernah Terjadi
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran dari Pusat Untuk Pengembangan Pangan Akuatik di Gunungkidul
-
Politik1 minggu yang lalu
Rekomendasi DPP PDIP Turun, Pimpinan Definitif DPRD Gunungkidul Segera Dibentuk