Sosial
Tiga Dari Seribu Warga DIY Derita Gangguan Jiwa






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Penananganan kesehatan bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (OGJD) sampai saat ini dianggap masih belum maksimal. Hal itu dapat dilihat dari masih tingginya praktik pemasungan di Gunungkidul. Yang ironis, praktek pemasungan semacam ini terjadi pada penderita gangguan jiwa yang masuk dalam kategori miskin. Minimnya fasilitas kesehatan bagi ODGJ yang mereka dapatkan menjadi faktor penyebab pemasungan yang melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) ini masih terus saja dilakukan.
Kepala Seksi Kesehatan Rujukan & Kesehatan Khusus Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, dr. Gregorius Anung Trihadi mengatakan, dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, ditemukan tingkat gangguan emosional di DIY sebesar 8,1 persen. Data di DIY ini termasuk sangat tinggi lantaran rerata nasionalnya hanya 6 persen. Berdasarkan hitungan per milnya, tingkat gangguan jiwa berat atau psikotik di DIY yang berada di angka 2,7 yang lagi-lagi merupakan yang tertinggi di Indonesia.
“Kita berada di atas angka rerata nasional. Sehingga tiap 1.000 orang di DIY, terdapat tiga orang pengidap gangguan jiwa,” kata Anung saat menghadiri acara seminar Peringatan Hari Kesehatan Mental di bangsal Sewokoprojo, Wonosari, Gunungkidul, Rabu (10/10/2018) kemarin.
Ia menambahkan, dari jumlah tersebut memicu tingginya angka pemasungan hingga 14,3 persen. Hanya 10 persen dari orang yang didiagnosa psikotik menerima perawatan kesehatan difasilitas kesehatan yang ada.
“Ini ditambah dengan DIY hanya punya tiga rumah sakit yang bisa rawat inap untuk gangguan jiwa yakni RS Ghrasia, Sardjito dan Puri Nirmala,” ucapnya.







Ia menyebut untuk di RSUD tiap kabupaten termasuk Gunungkidul masih belum memiliki fasilitas penunjang tersebut. Sehingga akses pelayanan kesehatan secara paripurna itu belum terlaksana. Akibatnya ODGJ tidak mendapat perawatan maksimal.
“Sehingga memang pemasungan masih terjadi meski kini mulai berangsur menurun jumlahnya,” ucapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Gununungkidul, Siwi Iriyanti yang turut hadir dalam seminar tersebut mengatakan, dalam penanganan ODGJ, pihaknya telah melakukan kerjasama lintas OPD. Selain itu dia menekankan pentingnya peran keluarga agar ODGJ didorong untuk rajin mengkonsumsi obat.
“Faktor terpenting itu memang bagaimana yang bersangkutan mau minum obat dengan rutin agar segera sembuh,” ucapnya.

Seminar ODGJ yang dilaksanakan di Bangsal Sewokoprojo
Terkait dengan pemasungan, Dinsos Gunungkidul mencatat sebanyak 11 dari 46 ODGJ yang terdata hidup dalam praktik tersebut. Para ODGJ di Gunungkidul ini terpaksa dipasung pihak keluarganya dengan berbagai alasan.
“Salah satunya ya karena tidak stabilnya emosi pengidap gangguan jiwa. Sehingga dikhawatirkan membahayakan keluarga dan masyarakat,” imbuh dia.
Keterbatasan ekonomi yang mendera keluarga ODGJ membuat mereka tidak bisa memenuhi biaya pengobatan. Sehingga cara ini dijadikan pilihan. Bentuk pemasungan sendiri ada berbagai macam. Mulai dari dikurung dalam kamar hingga dirantai.
Dalam kesempatan yang sama tersebut, turut hadir sejumlah narasumber dari Pusat Rehabilitasi Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum (YAKKUM). Yakkum sendiri memang sangat serius dalam menekan ODGJ di DIY dan memanfaatkan Peringatan Hari Kesehatan Mental ini menjadi momentum yang tepat.
“Ini merupakan momentum strategis untuk membangun kesadaran dan dukungan masyarakat serta pemangku kepentingan terhadap upaya-upaya pemenuhan hak-hak bagi ODGJ agar mampu mencapai hidup yang berkualitas, mandiri dan berpartisipasi di masyarakat,” ucap Proyek Manajer Kesehatan Jiwa Pusat Rehabilitasi YAKKUM, Siswaningtyas.
Ia menambahkan, di tingkat kebijakan, penanganan ODGJ masih bersifat sektoral dan belum sistemik. Berdasarkan alasan tersebut, pihaknya menyebut perlu adanya pemberdayaan berbasis masyarakat dan lintas sektoral agar pemenuhan hak ADGJ ini bisa terjadi secara maksimal.
Pihaknya berharap para pemangku kepentingan terkait mempunyai pengetahuan dan kesadaran dalam membangun hubungan sosial bagi orang dengan disabilitas psikososial.
“Para pemangku kepentingan terkait menyatakan dukungan mereka terhadap pemberdayaan orang dengan disabilitas psikososial berbasis masyarakat,” ujarnya.
Ia menjelaskan, berdasar data yang dikumpulkan pihaknya pihaknya, pada 2016 di 3 kabupaten terpilih di DIY jumlah ODGJ ada 326 orang. Jumlah tersebut terbagi di Kabupaten Sleman yakni Puskesmas Sleman dan Godean 1 sejumlah 121 orang, untuk Kulonprogo di wilayah Puskesmas Wates dan Temon 1 sejumlah 81 orang, dan untuk Gunungkidul di wilayah Puskesmas Wonosari 1 dan Wonosari 2 sejumlah 124 orang.
“Sebagian besar ODGJ masih dalam masa usia produktif dengan presentase 87,1 persen. Sementara yang tanpa pengobatan sejumlah 63,09%, tidak memiliki aktivitas ekonomi produktif 65,6%, dan yang tidak terlibat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan 60%.
YAKKUM sendiri lanjut Siswaningtyas lebih menekankan istilah Orang Dengan Disabilitas Psikososial (ODDP) yang merupakan penyebutan lain bagi ODGJ.
“Sebutan Orang Dengan Disabilitas Psikososial ini memiliki makna konotasi yang lebih sopan daripada ODGJ,” jelasnya.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks
-
Sosial7 hari yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah