Peristiwa
Tiga Mahasiswa Tenggelam di Pantai Sanglen, 1 Tewas 1 Korban Lainnya Belum Ditemukan






Tanjungsari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Tiga wisatawan terseret arus dan tenggelam di Pantai Sanglen, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari pada Jumat (03/05/2019) pagi tadi. Dari ketiga korban yang masih berstatus sebagai mahasiswa sebuah universitas swasta di Yogyakarta tersebut, hanya 1 orang yang berhasil diselamatkan. Sementara 1 orang lainnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dan 1 orang masih belum berhasil ditemukan. Hingga saat ini, tim penyelamat masih terus melakukan pencarian terhadap 1 orang korban.
Sekretaris SAR Satlinmas wilayah II, Surisdiyanto mengungkapkan, peristiwa tenggelamnya tiga wisatawan tersebut terjadi sekitar pukul 06.00 WIB. Saat itu, ketiga orang korban Erik Nur Fauzi (20) warga Dusun Singo Pranan, Desa Belor Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah; Gusti Muhammad Firdauz (19) warga Dusun Pragak, Desa Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur; dan dan Rizqi Khoirun Nazir (20) warga Dusun Wedelan, Desa Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah tengah asyik bermain dan berenang di perairan Pantai Sanglen. Namun tanpa disadari ketiganya justru bermain di zona berbahaya yakni ripcurrent. Saat ombak datang, tubuh ketiganya langsung terhempas dan terseret hingga ke tengah lautan.
Para korban sendiri sempat berusaha keras menyelamatkan diri. Dalam setuasi kritis tersebut, terlihat ketiganya meski sempat tenggelam sesekali berhasil muncul ke permukaan. Anggota SAR sendiri mengetahui peristiwa itu tak tinggal diam. Sejumlah anggota SAR dan warga sekitar pantai langsung berupaya memberikan pertolongan terhadap ketiga korban laka laut itu. Dalam operasi penyelamatan ini, satu orang atas nama Rizqi Khoirun Nazir berhasil dievakuasi ke daratan oleh pihak SAR dalam kondisi selamat.
“Kondisi korban saat berhasil diselamatkan cukup lemah lantaran mengalami sesak nafas dan shock berat,” beber Surisdiyanto, Jumat siang.
Tim SAR juga berhasil mengevakuasi korban atas nama Erik Nurfauzi warga. Namun saat ditemukan, korban sudah dalam kondisi mengambang di perairan. Saat dilakukan pengecekan, sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan pada tubuh Erik.







Dilanjutkan Surisdiyanto, operasi penyelamatan sendiri terus dilangsungkan lantaran satu korban lainnya atas nama Gusti Muhammad belum ditemukan. Korban diduga terbawa arus air laut. Menurut Suris, saat ini proses pencarian pun masih terus dilakukan oleh pihak SAR.
Sedikitnya 50 personil dikerahkan untuk melakukan pencarian tersebut. Sebagian ditugaskan untuk menyisir perairan menggunakan alat yang ada dan sebagian pula melakukan penyisiran dari darat tepatnya melalui tebing-tebing guna melihat dari ketinggian apakah ada tanda-tanda keberadaan korban.
“Sedang proses pencarian, mudah-mudahan cepat ketemu. Ada yang pakai kapal jungkung dan jetsky,” tambah dia.

Petugas SAR melakukan pencarian dari darat untuk memantau kondisi perairan
Adapun untuk korban selamat saat ini mendapat penanganan dari medis Puskesmas setempat untuk proses pemulihan kondisi. Sementara korban meninggal telah dibawa ke RSUD Wonosari untuk proses lanjutan.
Ia jelaskan lebih lanjut, para korban laka laut ini datang ke Pantai Sanglen bersama sejumlah anggota rombongan lainnya.
“Sudah kami bawa ke RSUD, koordinasi dengan keluarga maupun petugas lain juga sudah kami lakukan,” ujar dia.
Berkaitan dengan kejadian ini, Surisdiyanto mengingatkan bahwa memang di kawasan pantai selatan Gunungkidul, sejumlah titik adalah titik yang sangat berbahaya. Kawasan rawan ini berpotensi menjadi penyebab laka laut apabila digunakan untuk bermain air. Dari pihak SAR sendiri telah berusaha memberikan pemahaman mengenai titik rawan atau berbahaya di kawasan pantai. Namun sering kali wisatawan justru mengabaikan baik himbauan ataupun peringatan yang terpasang.
“Titik Rip Current sendiri memang sangat berbahaya lantaran di titik tersebut, ombak sangat kuat dan bisa menggulung wisatawan,” tutup dia.