fbpx
Connect with us

Sosial

Tim Peneliti Temukan Sumber Air Besar di Goa Wuluh Kumet

Diterbitkan

pada

BDG

Panggang,(pidjar.com)–Bencana kekeringan yang terus menerus terjadi di Kabupaten Gunungkidul mendapatkan perhatian dari sejumlah pihak. Bukan hanya droping air saja, namun berbagai riset untuk pengangkatan air bawah tanah terus dilakukan oleh sejumlah pihak. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh Acintacunyata Speleological Club (ASC) Yogyakarta. Organisasi ini kini tengah melakukan riset terkait dengan air bawah tanah di Desa Girisoka, Kecamatan Panggang.

Salah seorang anggota tim dari ASC, Thomas Suyono menjelaskan, hingga Oktober 2019 ini pihaknya terus melakukan pemetaan air bawah tanah yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Salah satu yang menjadi prioritas adalah riset di Goa Wuluhkumet, Desa Girisoka, Kecamatan Panggang. Di lokasi tersebut, pihaknya menemukan potensi sumber air bawah tanah yang cukup besar.

Berita Lainnya  Indogrosir Jadi Klaster Covid19 Besar di DIY, Dinas Wacanakan Pembatasan Operasional Swalayan di Gunungkidul

“Pada kedalaman 45 meter, kami menemukan sumber air yang memiliki potensi yang cukup untuk masyarakat sekitar. Debit air yang keluar 9 liter per detik, bahkan di penghujung musim kemarau seperti sekarang ini,” ujar Thomas kepada pidjar.com, Kamis (17/10/2019).

Lebih lanjut ia mengatakan, jika mampu dimanfaatkan dengan baik, tentu saja sumber air tersebut dapat digunakan untuk masyarakat sekitar. Sehingga kemudian setidaknya, warga Kecamatan Panggang bisa sedikit terbebas dari dampak kekeringan yang terus melanda setiap tahunnya.

“Untuk bisa memanfaatkannya memang harus modal energi, pompa dan jaringan air,” imbuh dia.

Dengan segala keterbatasan, saat ini masyarakat sekitar telah memanfaatkan air tersebut. Masyarakat secara swadaya telah membeli pompa guna mengangkat air tersebut dari dalam tanah.

Berita Lainnya  Kasihan, Belasan Warga Gunungkidul Yang Idap Gangguan Jiwa Masih Hidup Dalam Pemasungan

“Karena memang sangat luar biasa air di bawah Goa Wuluhkumet,” paparnya.

Secara jangka panjang, tim ASC akan melakukan penelitian ke sejumlah goa vertikal yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Rencananya, dari hasil penelitian tersebut, pihaknya akan berusaha mencari koneksi antara satu goa sumber air dan goa lainnya.

“Jika selama ini penelitian hanya titik titik sumber air, kami akan mencari garis penghubungnya, dan meneliti debit air paling tinggi, setelah itu kami akan mendorong pemerintah agar melakukan pengangkatan sumber air tersebut, agar bencana kekeringan di Kabupaten Gunungkidul tidak terus menerus terjadi,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Penanganan Darurat Bencana BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta, Danang Samsurizal menambahkan, potensi bencana yang pasti selalu terjadi ialah bencana yang berkaitan dengan hidrometologi. Ia mencontohkan kekeringan, cuaca ekstrim, longsor dan banjir.

Berita Lainnya  Sulit Pasarkan Produknya, Unit Budidaya Bandeng Sundak Beralih Kembangkan Udang Vaname

“Dalam rangka penanganan kekeringan, kami juga mendorong dinas yang lain misalnya Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM bersama-sama BPBD untuk melakukan pengangkatan sumber air bawah tanah,” papar dia.

Pihaknya pun saat ini memiliki sejumlah solusi yang dibedakan menjadi dua, yakni jangka panjang dan pendek. Secara jangka pendek dan mendesak pihaknya baru bisa melakukan droping air sebagai solusi kekeringan.

“Namun demikian jangka panjang menemukan sumber air dan mendekatkan kepada warga hal tersebut masih dalam tahap koordinasi,” pungkas Danang.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler