Pemerintahan
Unik, Ratusan Pasutri di Gunungkidul Tak Ingin Punya Keturunan





Wonosari,(pidjar.com)– Dalam beberapa waktu terakhir, istilah childfree semakin marak diperbincangkan. Childfree merupakan keputusan pasangan untuk tidak memiliki anak dalam pernikahan mereka. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPMKP2KB) Gunungkidul mencatat jika fenomena tersebut sudah berkembang dan menyasar ratusan keluarga di Gunungkidul.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan KB, DPMKP2KB Gunungkidul, Muhammad Amirudin, mengatakan dari sensus pendataan keluarga yang dilakukan pada 2021 lalu menunjukkan bahwa sebanyak 300 keluarga di Gunungkidul menginginkan tidak memiliki keturunan. Dijelaskannya, keputusan tersebut tergolong fenomena unik yang perlu didalami lebih jauh lagi untuk mengetahui latar belakang pengambilan keputusan.
“Ada sensus keluarga untuk mengetahui berapa jumlah anak yang diinginkan, ada yang ingin satu, dua, lebih dari dua, bahkan tidak ingin punya anak juga ada,” jelas Amir.
Menurutnya, keputusan sebuah pasangan untuk tidak memiliki anak akan memiliki konsekuensi tersendiri. Ia mencontohkan, jika semakin banyak pasangan yang memutuskan demikian maka akan mengancam tidak seimbangnya pertumbuhan penduduk. Jika terus-menerus terjadi menurutnya tidak menutup kemungkinan dalam puluhan tahun kedepan manusia diambang kepunahan.
“Kalau KB bertujuan penduduk bertumbuh seimbang, bukan sekedar mengurangi jumlah penduduk,” terangnya.





Ditambahkan Muhammad Amirudin, sedangkan fenomena pasangan yang ingin hanya memiliki satu anak sempat diteliti oleh UGM beberapa waktu lalu. Diketahui alasan pengambilan keputusan tersebut ialah agar keluarga dapat lebih optimal dalam mendidik anaknya. Dari pendataan yang dilakukan, setidaknya 4.946 keluarga memutuskan untuk hanya memiliki satu anak saja.
“Teori umum yang dipakai itu orang miskin cenderung pengen punya anak banyak. Tapi yang di Gunungkidul setelah diteliti hanya pengen punya satu anak karena ingin lebih baik mendidik anaknya,” bebernya.
Menurut dia, perlu kajian yang lebih dalam lagi untuk meneliti temuan keputusan pasangan yang tidak ingin memiliki anak. Namun pihaknya tetap menyarankan agar sebuah keluarga tetap memiliki anak dengan jumlah yang ideal.
“Total Fertility Rate (TFR) di Gunungkidul sudah sangat ideal yaitu 2,1. Idealnya memang punya dua anak, dan childfree belum kita dalami karena belum ada kegiatan khusus. Tapi paling tidak sudah ada gambaran seperti itu,” pungkasnya.

-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Berduaan di Kamar Kost Hingga Open BO, Sejumlah Wanita Muda Digerebek Warga
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Laka Maut di Jalan Panggang Imogiri, Pemotor Meregang Nyawa
-
Sosial3 minggu yang lalu
Kisah Allin, Anak Guru PAUD Yang Terima Beasiswa Dari 7 Universitas Luar Negeri
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Laka Maut di Rongkop, Seorang Pelajar Tewas Usai Terlempar Sejauh 15 Meter di Jurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Banyak ASN dan Keluarga Mampu Masuk Daftar DTKS, Dinsos Gunungkidul Coret 30 Ribu Data
-
Pariwisata3 minggu yang lalu
Plesiran ke Obelix Sea View, Menikmati Sunset di Atas Tebing Pinggir Pantai Selatan Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Kisah Pilu Ratno, Pekerja Bangunan Yang Harus Kehilangan 2 Tangannya Karena Tersengat Listrik
-
Sosial1 minggu yang lalu
Menang Banding Usai Dipecat Karena Berselingkuh, Mantan ASN Minta Diaktifkan Bupati
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Pemerintah Gunungkidul Akan Buka Pendaftaran 439 Formasi PPPK
-
Sosial1 minggu yang lalu
Sosok Soleh Eko Wibowo, Rela Mulung Usai Pulang Sekolah Demi Bantu Ekonomi Keluarga
-
Hukum3 hari yang lalu
Tertangkap Basah Saat Beraksi Curi Kambing, Dua Pria Gunungkidul Babak Belur Diamuk Warga
-
Sosial2 minggu yang lalu
Berjualan Sayur Setelah Pulang Sekolah, Pelajar Gunungkidul Ini Berhasil Raup Omzet 100 Juta Per Bulan