Sosial
Viral Wabah Korona, Kelelawar Bacem Olahan Sukarwati Tetap Ramai Pembeli






Panggang,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Meski kelelawar disebut sebagai salah satu media penyebar virus corona di China yang saat ini cukup menghebohkan, namun hal itu tudak mempengaruhi penjualan kuliner ekatrem di wilayah Giriharjo, Kecamatan Panggang. Kuliner yang dipercaya sebagai obat berbagai macam penyakit itu justru tetap laris manis setiap harinya.
Seperti yang terlihat di warung makan milik Sukarwati yang terletak di sebelah timur Terminal Panggang. Warung makan yang telah beberapa tahun menjajakan kuliner ekstrem berbahan dasar kelelawar tersebut tetap ramai oleh pembeli.
“Sudah lama (jualan), jadi awal berjualan itu nenek buyut saya. Dilanjutkan ibu, dan sekarang saya sendiri. Kalau nenek saya, kebetulan tidak berjualan codot (kelelawar),” kata Sukarwanti, Kamis (30/01/2020).
Ia mengatakan, setiap hari warung tersebut menjajakan olahan kelelawar bacem. Sukarwati mengaku, kelelawar tersebut dia peroleh dari pemburu yang mencari kelelawar di kawasan gua di pantai selatan.
Setelah ia terima, kelelawar yang didapatkan langsung dikuliti hingga menyisakan tubuhnya saja. Memang untuk jerohan tidak dikeluarkan, langsung dicuci dan direbus dengan bumbu bacem.







“Tidak tentu setiap harinya, tergantung para pencari codot. Berapapun jumlahnya kami beli. Kadang hanya beberapa ekor, kadang juga banyak,” ujarnya.
Setiap ekor kelelawar bacem sendiri dijualnya dengan harga bervariasi mulai dari Rp 7000, Rp 8000, dan yang ukuran besar Rp 15.000 per ekornya. Menurut dia, pembeli kuliner buatannya itu tak hanya sebatas dari wilayah Gunungkidul saja. Ada banyak konsumen dari berbagai daerah seperti Magelang, Prambanan, Bantul, dan berbagai kota lainnya yang setia untuk menikmati olahan kelelawar masakannya. Hal ini lantaran, di kalangan pecintanya, daging kelelawar ini dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti asma, diabetes, hingga asam urat.
“Kadang ada yang pesan di kota Jogja melalui anak saya, lalu diantarkan ke sana,” imbuhnya.
Disinggung mengenai adanya isu virus corona yang saat ini viral, menurutnya tidak terlalu berpengaruh. Hingga saat ini, pembeli kuliner andalannya itu tetap banyak dan tak ada penurunan.
“Tidak pengaruh, sepengetahuan saya di sana (Cina) itu tidak dimasak, kalau di sini dimasak sampai matang, jadi aman,” ucap Sukarwati.
Sementara itu, salah seorang penjual kelelawar mentah, Pasiyem warga Padukuhan Tungu, Desa Girimulyo, Kecamatan Panggang menuturkan, dirinya menjual kelelawar hasil tangkapan anaknya yang biasa berburu di sekitar tebing pantai selatan Kecamatan Panggang.
“Nangkapnya menggunakan jaring. Tidak tentu jualnya, karena memang tidak setiap hari mencari. Biasanya bisa menjual 10 ekor, lumayan untuk membeli kebutuhan rumah tangga,” kata Pasiyem.