fbpx
Connect with us

Peristiwa

Warga Siyono Diciduk Paspampres Gara-gara Bentangkan Poster Tolak Tobang, Begini Kronologinya

Diterbitkan

pada

BDG

Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kunjungan Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada Jumat (22/04/2022) kemarin diwarnai dengan diciduknya salah seorang warga oleh Paspampres dan kepolisian. Adalah Stefanus Sujoko, warga Padukuhan Siyono, Kalurahan Logandeng, Kapanewon Playen yang bahkan hingga sore harinya masih diperiksa di Mapolres Gunungkidul. Sujoko sendiri diamankan lantaran nekat membentangkan poster penolakan pembangunan tobong gamping ketika konvoi Wapres lewat.

Kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, Sujoko menceritakan, awalnya ia hanya berencana memasang banner di Tugu Batas Kota yang bertuliskan “Pak Wapres, Bantu Kami Tolak Tobong Pengganti Patung Kendang”. Banner tersebut dipasang di 3 titik dan memang sengaja ia pasang setelah mendengar rencana kedatangan Wapres ke Gunungkidul sejak beberapa hari lalu. Namun banner itu tak berumur lama. Belum sampai hari Jumat, banner itu sudah dicopot.

“Saya tidak tahu siapa yang mencopot. Saya memang mendapatkan permintaan dari aparat untuk mencopot banner dan sudah saya sanggupi. Tapi ketika teman saya datang, banner sudah tidak ada, entah siapa yang mencopot,” terang Sujoko, Jumat malam ketika ditemui pidjar-com-525357.hostingersite.com.

Lantaran hal tersebut, pada Jumat pagi, ia lantas memiliki ide untuk langsung membentangkan poster di depan Wapres. Namun tentunya untuk bisa masuk ke acara Wapres di Gunungkidul baik di BRIN Gading maupun Taman Budaya Gunungkidul memang cukup sulit dan ia tak memiliki akses. Sehingga ia memutuskan untuk menggelar aksinya di jalur konvoi Wapres menuju ke Taman Budaya Gunungkidul.

Berita Lainnya  Kecapekan Tempuh Perjalanan, Pengunjung Pantai Baron Ambruk dan Meninggal Dunia Akibat Serangan Jantung di Hadapan Sang Istri

Sesampai di lokasi, sekitar 50 meter selatan pintu masuk TBG, Sujoko memarkirkan sepeda motornya di pinggir jalan dan menunggu konvoi Wapres lewat. Sesaat kemudian, lewatlah foreijder awal dari konvoi Wapres. Ia lantas membuka poster yang memang telah dipersiapkan untuk dibentangkan di pinggir jalan.

“Saya sempat diminta minggir oleh petugas foreijder, dan saya sudah minggir tapi tetap membentangkan poster itu,” jelas dia.

Belum sempat mobil Mercedes Benz RI 2 lewat, ia lantas diciduk oleh sejumlah aparat. Sujoko lalu dibawa ke sebuah bengkel yang terletak tak jauh dari lokasinya membentangkan poster. Di sana, ia diintergasi oleh sejumlah orang berbadan tegap berpakaian preman. Diantara orang-orang tersebut, sebagian tak dikenalnya dan memakai baju batik rapi.

Berita Lainnya  Pesta Miras Berujung Maut, 1 Pemuda Tewas 1 Lainnya Dilarikan ke Rumah Sakit

“Saya kan tahu intel-intel Polres maupun Kodim, tapi ini ada orang-orang yang tidak saya kenal, sekitar 4 orang. Mungkin mereka Paspampres,” terangnya.

Di bengkel itu, ia ditanyai sejumlah hal. Diantaranya adalah maksud dari ia membentangkan poster, nama saya dan siapa yang menyuruh saya. Petugas juga menanyainya apakah ada yang mengabadikan insiden ini ataupun apakah ia mengajak wartawan. Sujoko sebenarnya sempat merekam situasi tersebut. Namun kemudian, ia diperintahkan untuk menghapus file itu. Lantaran tak mau ada keributan, ia pun memilih untuk menghapus rekaman tersebut.

“Ada 3 sampai 4 kelompok yang menginterogasi saya, dari Polres, Kodim dan lainnya saya tidak tahu,” ucapnya.

Sekitar 30 menit ia berada di bengkel itu. Ia lalu dibawa ke Polres Gunungkidul untuk dimintai keterangan. Di Mapolres, Sujoko dibawa ke ruangan intel dan ditanyai. Tak berhenti sampai di situ, ia kemudian dibawa ke ruangan Unit Reskrim Pidana Umum dan kembali dimintai keterangan.

Berita Lainnya  Pohon Tumbang Timpa Rumah Warga, 1 Orang Terluka

Sujoko sendiri berada di Polres Gunungkidul selama 3 jam untuk pemberkasan tersebut. Setelah itu, ia diperbolehkan pulang.

“Katanya saya nanti akan kembali dipanggil jika ada informasi-informasi lain yang dibutuhkan,” pungkasnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler