Pariwisata
Yogyakarta Kehilangan Identitas Pariwisata, Gunungkidul Diminta Jangan Tiru






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Yogyakarta yang dikenal luas sebagai kota budaya kini dianggap telah luntur dari identitasnya lantaran munculnya banyak hotel-hotel baru. Hal ini disampaikan oleh Anggota Dewan riset daerah Kabupaten Gunungkidul, Ahmad Ma'ruf, dimana saat ini cagar-cagar budaya banyak tergusur digantikan dengan hotel yang lebih modern.
Suasana yang ada saat ini dinilai bukan lagi seperti Yogyakarta dengan identitas seharusnya. Kemacetan yang mulai terasa serta tumbuhnya hotel dan mall yang dibangun di tengah kota, membuat situasi di Yogyakarta menjadi carut marut. Dengan begitu, dapat dikatakan Yogyakarta yang terus berubah dan berkembang telah mengabaikan warga masyarakatnya
“Yogyakarta telah kehilangan ruhnya. Orang yang tadinya ingin ke Jogja untuk mencari khasnya, kini sudah sulit ditemui karena isinya sudah bangunan semua. Sama dengan kota-kota besar lannya,” kata Ahmad Ma’ruf yang juga sebagai Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sabtu (03/02/2018).
Melihat kenyataan tersebut, ia berharap agar Gunungkidul tetap mempertahankan identitas yang ada, meski semakin lama semakin dikenal oleh masyarakat luas. Gunungkidul yang dikenal dengan obyek wisata alam dan budayanya diminta bisa menjadi modal untuk menjaga ruh yang dimiliki Gunungkidul.
Misalnya dengan mengembangkan Desa Wisata sehingga bisa memanfaatkan rumah warga sebagai home stay. Selain itu, dengan adanya Desa Wisata ini wisatawan jadi bisa melihat budaya-budaya unik yang berkembang dalam kehidupan masyarakat hingga kuliner khas desa setempat.







“Kalaupun ingin membangun hotel, harus bekerjasama dengan penduduk lokal. Sehingga pemilik hotel harus warga Gunungkidul. Dengan begitu, manfaatnya juga akan dirasakan warga karena dapat menciptakan lahan pekerjaan baru bagi mereka,” ujar dia,
Ditambahkannya, Ahmad Ma’ruf juga menemukan adanya modal sosial di Gunungkidul dimana tingkat solidaritas dan interaksi antara warga dengan wisatawan sangat tinggi. Dengan adanya keramahan ini, bisa menjadi identitas bagi Gunungkidul yang harus dipertahankan.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Gunungkidul, Drajad Ruswandono mengatakan, untuk mewujudkan wisata yang berbudaya, pihaknya telah menyiapkan pembangunan revatilasasi kawasan wisata Pantai Baron dan Pntai Krakal hingga pembangunan rest area wisata. Selain itu, pihaknya juga akan mengadakan event berkelas Internasional demi menarik kunjungan wisatawan.
“Pembangunan pariwisata berbasis budaya akan berdampak pada perekonomian masyarakat. Selain itu, supaya visi dan misi bupati dan wakil bupati sebagai daerah tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera tahun 2021 bisa terealisasi,” tutur dia.