Connect with us

Pariwisata

Petani Karangrejek Olah Gaplek Menjadi Gatot Instan karena Memiliki Nilai Jual Lebih Tinggi

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Musim kemarau telah tiba, bagi para petani saat ini merupakan waktu yang tepat untuk memanen ketela. Hal tersebut nampaknya dibaca sebagai peluang besar bagi Wahyu, warga Karangrejek, Kecamatan Wonosari. Dirinya dalam beberapa waktu terakhir ini mengolah gaplek menjadi gatot instan yang memiliki nilai jual lebih tinggi.

Bagi warga Gunungkidul, gatot bukanlah kuliner yang asing. Olahan ketela pohon ini memiliki warna yang cenderung kurang menarik, hitam agak kecoklatan. Namun rasanya yang kenyal serta manis alami ketela membuat mulut susah untuk berhenti mengunyahnya.

Wahyu mengatakan, awal mula diliriknya bisnis olahan gaplek ini bermula ketika dirinya melihat potensi pariwisata yang ada di Gunungkidul mampu mendorong menjamurnya pusat oleh-oleh di Gunungkidul. Sedangkan, gatot sendiri merupakan kuliner khas di bumi handayani.

Berita Lainnya  Menyambangi Obyek Wisata Watu Giring, Tebing Brexinya Gunungkidul

“Gatot merupakan kuliner khas yang menurut saya bakal dicari oleh wisatawan yang datang ke Gunungkidul,” ujar Wahyu, Minggu (18/08/2019).

Ia menuturkan, setiap tahunnya dirinya mampu memproduksi gatot kering sebanyak 3-4 ton. Hasil produksinya tersebut ia kirimkan ke beberapa pusat oleh-oleh yang ada di Gunungkidul.

“Kalau bahannya kami beli dari petani, setiap 1 kilogram gaplek mampu kita olah menjadi 3-4 ons gatot instan,” terang dia.

Harga jual untuk gatot kering sendiri tentu lebih mahal jika dibandingkan dengan harga gaplek di pasaran. Untuk harga gaplek sendiri saat ini berada di angka Rp 3 ribu sampai Rp 4 ribu rupiah, sedangkan untuk gatot kering dijual dengan harga Rp 20 ribu per kilogramnya.

“Gatot kering ini kan tahan lama, kalau musim seperti ini cocok sekali  untuk produksi,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan, Raharjo Yuwono mengatakan, Gunungkidul memiliki 45.816 hektar lahan yang ditanami ubi kayu. Wilayah Kecamatan Saptosari memiliki lahan terluas dengan 5.826 hektar.

“Selanjutnya di Ponjong asa 3.512 hektar, Semnu ada 3.488 hektar dan Panggang asa 3.376 hektar. Yang lain kisaran 2.500 hektar. Kalau paling sedikit di wilayah Ngawen hanya 417 hektar,” terang Raharjo.

Ia menjelaskan, untuk panen tahun ini diperkirakan akan lebih bagus dibanding dengan tahun lalu. Pasalnya, pada tahun ini hujan turun tidak terlalu panjang sehingga ubi kayu itu tumbuh maksimal.

Berita Lainnya  Nasib Pembukaan Obyek Wisata di Tengah Ledakan Penambahan Kasus Covid19

“Hasil lebih baik dari tahun lalu. Ubinan 170 sampai dengan 220 kuintal per hektar, penyebabnya tidak ada pethatan hujan,” ucapnya.

Terpisah Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Johan Eko Sudarto mengatakan, semakin banyak pasokan bahan baku ditengah permintaan turun maka harga ubi kayu akan rendah, pun demikian sebaliknya. Pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak dalam pengendalian harga ubi kayu dipasaran lantaran hasil pertanian tersebut bukan erupakan 9 bahan  pokok.

“Maka pemerintah dalam hal ini pemerintah pusat sulit untuk mengendalikan pasar,” kata dia.

Ia menghimbau kepada masyarakat untuk kreatif dalam menyikapi turunnya harga ubi kayu tersebut. Ia berharap masyarakat mampu untuk peningkatan nilai tambah.

Berita Lainnya  Jatuh Bangun Muda-mudi Grogol III Hidupkan Kembali Pasar Argo Midang Pasca Pandemi

“Seyogya gaplek jangan hanya dijadikan end products tapi sebagai pasokan bahan baku produk lainnya. Misal jadi tepung mocaf ataupun pathilo dan lain-lain,” pungkas dia. (kelvian)

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata1 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis3 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler