Pemerintahan
63 Kasus Leptospirosis di Gunungkidul, 3 Diantaranya Meninggal Dunia
Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)– Dinas Kesehatan Kabupaten Gununkidul menghimbau masyarakat untuk mewaspadai penyebaran penyakit leptospirosis. Pasalnya 9 bulan terakhir tercatat ada 63 kasus yang terjadi, dari jumlah tersebut 3 diantaranya sampai meninggal dunia meski telah mendapatkan penanganan.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, awal Januari sampai dengan awal Oktober 2023 ini sudah tercatat 63 kasus leptospirosis yang menyerang warga Kabupaten Gunungkidul. Penanganan medis pun dilakukan agar para penderita berhasil sembuh dari penyakit yang disebabkan oleh kencing tikus ini.
Meski demikian, tercatat beberapa penderita tidak bisa terselamatkan. Mereka meninggal dunia di rumah sakit usai diserang penyakit leptospurosis.
“Sampai dengan sekarang ada 3 yang meninggal dunia,” ucap Dewi Irawaty.
Ia menjelaskan, kondisi saat ini dengan jumlah kasus sebanyak 63 tersebut hampur menyamai kasus pada 2017 lalu yang mencapai 64 kasus dalam setahun. Pada tahu tersebut, tercatat ada 16 orang yang meninggal dunia. Data yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, setelah 2017 dengan kasus penderita dan kematian yang tinggi kemudian ada penurunan yang signifikan.
Dimana pada 2018 terdapat 16 kasus dengan kematian 1 penderita, tahun 2019 ada 9 kasus dengan 2 penderita meninggal, dan tahun 2020 6 kasus leptospirosis 1 meninggal dunia. Tahun 2021 mulai mengalami peningkatan kembali, yaitu terdapat 17 kasus dengan angka kematian 4 orang, tahun 2022 kemarin ada 31 kasus dengan 4 kasus kematian
“Setiap tahun selalu ada. Kami menghimbau masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati saat beraktifitas khususnya petani di musim penghujan,” ucap Dewi Irawaty.
Untuk penanganan saat ini, pihaknya langsung menginstruksikan satgas one health terutama di kapanewon agar segera melakukan penanganan cepat. Termasuk upaya pencegahan terhadap penyebaran leptospirosis dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, pada saat beraktifitas di ladang.
Dirinya menghimbau agar petani menggunakan alat pelindung diri khususnya jika terdapat luka di area kaki. Selama ini, kasus leptospirosis dan DBD hampir sama, terjadi di musim penghujan dengan gejala yang hampir sama pula.
Orang yang mengalami penyakit leptospirosis biasanya gejala yang timbul seperti demam, badan pegal-pegal di persendian, dan memiliki luka terbuka di bagian luar jarus diperiksa untuk mengantisipasi penyakit yang bersumber dari kencing tikus ini.
“Periksa ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat agar segera tertangani. Sebab jika telat penanganan penyakit ini bisa menyebabkan kematian,” pungkas dia.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
50 Kilometer Jalan Kabupaten di Gunungkidul Beralih Status
-
Pemerintahan7 hari yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Mengenal Hamam Tejotioso, Pembalap Cilik Gunungkidul yang Mulai Ukir Prestasi
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
bisnis4 minggu yang lalu
Grafik Perjalanan Kereta Api Selesai Difinalisasi, Pemesanan Tiket KA Februari 2025 Mulai Dibuka Bertahap
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kasus Penyalahgunaan Tanah Kas Desa, Lurah Sampang Ditahan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
PMK Kembali Merebak di Gunungkidul, 43 Sapi Suspek Mati Mendadak
-
Hukum1 minggu yang lalu
Curi 5 Potong Kayu, Warga Panggang Terancam 5 Tahun Penjara
-
Pendidikan2 minggu yang lalu
SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Siap Melaju ke Tingkat Nasional Ajang OMBN 2025
-
bisnis4 minggu yang lalu
Diproyeksi Ada Kenaikan 47 Ribu Penumpang Hari Ini, PT KAI Daop 6 Yogyakarta Himbau Penumpang Jaga Barang Bawaannya
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jazz Menggema di Stasiun Yogyakarta, Ratusan Penumpang Nyanyi Bareng Maliq & D’Essentials